Jakarta, benang.id – Ketua DPR RI Puan Maharani mengucapkan selamat atas keberhasilan kontingen Indonesia yang meraih juara ke-3 dalam perhelatan SEA Games 2023 di Kamboja. Puan mengaku bangga atas pencapaian putra-putri terbaik bangsa di ajang olahraga terbesar se-Asia Tenggara itu.
“Saya mengucapkan selamat sekaligus berterima kasih kepada kontingen Indonesia yang berhasil meraih banyak medali dalam SEA Games 2023 di Kamboja. Sejak awal saya yakin, putra-putri terbaik Indonesia akan mengharumkan nama bangsa dan bisa mengibarkan Bendera Merah Putih di podium,” kata Puan, Rabu (17/5/2023).
Seperti diketahui, Indonesia keluar di posisi ketiga klasemen perolehan medali SEA Games 2023 dengan torehan 86 emas, 81 perak dan 109 perunggu dengan total keseluruhan 276 medali. Kontingen merah putih berada di bawah Vietnam dengan 355 medali dan Thailand yang mendapatkan 312 medali.
Capaian ini merupakan yang terbaik sejak SEA Games 2011. Kala itu, Indonesia mendapatkan total 277 medali. Sementara di perhelatan SEA Games terakhir tahun 2021 yang digelar di Hanoi, Vietnam, Indonesia berhasil membawa pulang 241 medali dan menjadi juara ketiga.
Meski Indonesia tetap bertahan di posisi ketiga untuk SEA Games kali ini, Puan menilai seluruh anggota kontingen Garuda telah berhasil memperoleh kemajuan. Kontingen Indonesia juga telah memenuhi target berada dalam 3 besar juara SEA Games.
“Apresiasi tinggi atas perjuangan seluruh kontingen tim Indonesia pada SEA Games ke-32 di Kamboja, dengan raihan total medali yang lebih banyak dari SEA Games sebelumnya. Ini adalah peningkatan prestasi yang sangat membanggakan,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Dalam SEA Games 2023 di Kamboja, Indonesia mencatatkan delapan Cabor yang menjadi juara umum. Kedelapan Cabor itu adalah Esports, Balap Sepeda, Tenis, Badminton, Pencak Silat, Wushu, Angkat Besi dan Sepak Bola.
“Saya yakin, apabila seluruh anak bangsa dan komponen bangsa bersatu, maka Indonesia akan semakin kuat dan tangguh dalam mewujudkan tujuan bernegara maupun dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa,” jelas Puan.
Ketua Dewan Pengarah Asian Para Games 2018 itu pun mengapresiasi keberhasilan tim nasional (Timnas) U-22 Indonesia yang berhasil mendulang emas dalam cabang olahraga (Cabor) sepak bola. Menurut Puan, penantian panjang selama 32 tahun telah terobati berkat kerja keras skuad Garuda dalam laga final melawan Thailand, Selasa (16/5/2023) malam.
“Perolehan juara ketiga di SEA Games terasa semakin manis dengan pertandingan dramatis Timnas sepakbola tadi malam yang mempersembahkan medali emas setelah penantian 32 tahun lamanya. Pertandingan semalam adalah bukti olahraga bisa mempersatukan bangsa Indonesia. Selamat, Garuda Muda,” ungkapnya.
Puan juga memberi apresiasi untuk semua atlet cabang olahraga lainnya.
Prestasi membanggakan yang diberikan kontingen SEA Games Indonesia menjadi bukti pentingnya pembinaan atlet. Puan meminta, Pemerintah memberikan apresiasi tinggi kepada para pahlawan di bidang olahraga itu.
“Pastikan perjuangan mereka dihargai dengan semestinya. Karena perjuangan mereka telah membawa kebanggaan untuk seluruh rakyat Indonesia,” tegas cucu Proklamator Bung Karno tersebut.
Di sisi lain, Puan juga menyoroti pentingnya Negara untuk menjamin kesejahteraan atlet atau mantan atlet. Apalagi masalah kesejahteraan atlet merupakan amanat Undang-undang No. 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
“Masalah kesejahteraan atlet harus mencakup hingga mereka purna tugas. Dengan begitu, tidak ada lagi kasus mantan atlet berprestasi yang kesusahan di masa pensiunnya,” ucap Puan.
Tidak sedikit kehidupan para atlet yang mengharumkan nama bangsa berakhir miris saat mereka tidak lagi aktif bertanding. Sebut saja Ellyas Pical, mantan petinju kelas bantam junior yang meraih gelar juara dunia pada 3 Mei 1983. Di masa tuanya ia menjadi office boy.
Selain itu, ada mantan atlet sepeda peraih medali emas SEA Games 1979 Suharto yang sempat menjadi tukang becak dan pemulung usai pensiun dari dunia olahraga. Terbaru adalah kisah mantan penjaga gawang Timnas Indonesia, Kurnia Meiga yang terpaksa menjual medalinya untuk keperluan berobat.
Puan mengatakan, Pemerintah harus memiliki strategi jangka panjang demi kesejanteraan para atlet.
“Negara harus bisa memastikan para atlet berprestasi tidak hidup kesulitan sesudah pensiun. Mereka telah mengharumkan nama bangsa, tugas Negara membantu kehidupan mereka sampai tua. Harus diciptakan suatu sistem bagi mantan-mantan atlet berprestasi sebagai jaminan sosial hidup mereka,” urainya.
“Kesejahteraan atlet dapat diberikan dalam berbagai bentuk, baik dalam bentuk uang tunai ataupun dalam bentuk non-tunai, misalnya penghargaan, beasiswa pendidikan, tabungan pensiun dan jaminan kesehatan,” lanjut Puan.
Sejauh ini, upaya penghargaan yang dilakukan pemerintah untuk menjamin masa depan atlet berprestasi adalah dengan pengangkatan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), meski ada juga yang menolak dengan berbagai alasan. Puan menilai, harus ada upaya lain yang dilakukan agar para atlet berprestasi yang tidak ingin menjadi ASN tetap terjamin masa depannya.
“Pelatihan untuk jangka panjang juga diperlukan bagi para atlet. Pemerintah harus memfasilitasi pelatihan tersebut dengan tujuan nantinya para atlet memiliki keterampilan di bidang lain demi menunjang kelangsungan hidup di masa tua mereka,” imbau mantan Menko PMK itu.
Sementara untuk para atlet, Puan berharap agar terus meningkatkan prestasi di ajang-ajang turnamen olahraga. Baik regional, nasional bahkan di level internasional. Dengan konsisten berlatih, DPR yakin olahraga Indonesia akan semakin mengharumkan nama bangsa di mata dunia.
“Konsisten dan kerja keras. Ini adalah kunci mencapai sebuah kesuksesan. Konsisten dan kerja keras layaknya para pejuang karena hasil tidak akan mengkhianati usaha dan usaha tidak akan mengkhianati hasil. Jadikan itu motivasi, agar olahraga kita semakin berprestasi,” tutup Puan. (*)