Jakarta, benang.id – Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini telah membuka lembaran baru dalam Pemasaran Politik (Political Marketing), dalam dunia yang semakin terkoneksi secara digital, kecerdasan buatan telah memasuki panggung pemasaran politik, membuka era baru dalam menghubungkan kampanye politik dengan pemilih secara lebih efektif.
Pakar Komunikasi dan Digital, Anthony Leong menyebut AI dengan kemampuannya dalam menganalisis data, personalisasi pesan, dan memetakan isu-isu yang penting, menjadi alat yang kuat dalam memperkuat strategi pemasaran politik. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan AI dalam pemasaran politik telah meningkat pesat. AI memberikan keunggulan yang signifikan bagi kampanye politik dalam berbagai aspek misalkan bagaimana menganalisis data yang mendalam.
“AI mampu mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber, termasuk media sosial, jajak pendapat, dan data pemilih. Kemampuan AI dalam memproses volume data yang besar dengan cepat membantu kampanye politik memahami preferensi pemilih, tren politik, dan isu-isu yang penting lebih masif dan makro,” ujar Anthony dalam keterangan tulisnya di Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Anthony menyebut bahwa AI dapat mempersonalisasi pesan dengan presisi. Dengan menganalisis data individu pemilih, AI dapat menghasilkan pesan yang disesuaikan dengan minat, kebutuhan, dan preferensi masing-masing pemilih. Personalisasi pesan ini meningkatkan keterlibatan pemilih dan memperkuat pengaruh kampanye politik. dapat menargetkan pemilih agar lebih efektif.
“AI membantu kampanye politik dalam mengidentifikasi dan menargetkan kelompok pemilih yang paling relevan dan berpotensi mendukung dan memilih. Dengan analisis data yang komprehensif, kampanye politik berbasis digital dapat menjangkau kelompok pemilih tertentu, menghasilkan hasil yang lebih baik dalam hal keterlibatan pemilih,” ujar CEO Menara Digital itu.
Pemetaan Isu yang Akurat
AI juga dapat memantau aktivitas media sosial, berita, dan platform online lainnya untuk mengidentifikasi isu-isu politik yang sedang tren atau penting dalam masyarakat. “Tentunya kemenangan pilpres di Amerika dengan Cambridge Analytica bisa diterapkan di Indonesia dengan narasi dan konten yang positif. Bagaimana big data dan machine learning bisa memberikan insight komprehensif tentang isu-isu yang sedang dibicarakan dan membantu messages politik dan strategi kita secara real-time,” tutup Anthony. (*)