Serang, benang.id – DPD Ikatan Keluarga Alumni (IKAL ) Lemhannas Provinsi Banten dilantik di Pendopo Gubernur KP3B, Senin (31/7/2023). Pengurus masa bakti tahun 2023-2028 ini dipimpin oleh kwartet, Mayjen TNI (Purn) Achamd Yuliarto (Ketua), Airin Rachmi Diany (Wakil Ketua), AM Putut Prabantoro (Sekretaris), dan Brigjen Pol (Purn) Petrus Hardana (Bendahara).
Melihat sosok para pengurusnya, Pj Gubernur Banten Al Muktabar berharap banyak IKAL Lemhannas Banten sungguh dapat memainkan perannya secara nyata dalam mewujudkan ketahanan wilayah di berbagai aspeknya. Bahkan Sestama Lemhannas RI, Komjen Pol. Rudy Sufahriadi yang mewakili Gubernur Lemhannas secara spesifik meminta IKAL Lemhannas Banten memperhatikan ALKI-1 (Alur Laut Kepulauan Indonesia). Harapan semakin dipertegas oleh Kapolri yang diwakili Komjen Pol Purwadi Arianto, IKAL Lemhannas Banten menjadi sosialisator agar Banten menjadi pelopor terciptanya pesta demokrasi yang damai, penuh makna yang berpijak pada persatuan bangsa.
Kepengurusan IKAL Lemhannas masa bakti 2023-2028 ini semakin disempurnakan dengan hadirnya para penasihat yakni Letjen TNI (Purn) Thamrin Marzuki duduk sebagai Ketua Dewan Penasihat dan bersama Mayjen TNI Mar (Purn) Bambang Sutrisno, Ayip Muflich, Benyamin Davine serta Reni Mayerni sebagai anggota.
Menurut Achmad Yuliarto, DPD IKAL Lemhannas Provinsi Banten akan membantu pemerintah provinsi, bupati, walikota serta instansi atau institusi terkait lainnya untuk mewujudkan kejayaan Banten yang pernah dicapai pada jaman dulu. Ini dimungkinkan mengingat Banten memiliki keistimewaan dibandingkan dengan provinsi lain. Namun untuk membangun seluruh potensi dan sekaligus mewujudkan Banten yang adil dan sejahtera, masyarakat Banten harus dicerdaskan terlebih dulu. Dan, itu hanya dapat dilakukan melalui pendidikan.
Ditekankan oleh Yuliarto, internet atau media sosial juga dapat menjadi sarana mencerdaskan masyarakat. Tetapi internet dapat juga menjadi pintu masuknya nilai-nilai yang tidak sesuai dengan Pancasila dan dampak negatif dari media sosial sudah jelas terlihat yang pada akhirnya akan menghancurkan masa depan bangsa dan negara.
Istimewa
Sementara itu Ayip Muflich dalam kapasitasnya sebagai Ketua Panitia Pelantikan menegaskan, kepengurusan kali ini memang memersiapkan acara dengan berpijak pada visi ke depan yang diusungnya. Sehingga, untuk mempercepat proses sosialisasi, pihaknya melakukan jemput bola. Tranformasi digital dan perubahan mindset dilakukan sejak awal persiapan pelantikan.
Transformasi Banten, demikian diuraikan lebih lanjut oleh Ayip, dimulai dengan memperkenalkan Banten secara sistematis. Visi DPD IKAL Lemhannas Provinsi Banten sebagai Dinamisator Ketahanan Wilayah sudah diimplementasikan dijalankan dengan memasukkan lagu-lagu nasional sebagai background dalam ucapan selamat para tokoh tersebut. Sebagai respon, banyak berkomen melalui jalur pribadi (japri), Artinya dengan cara ini, transformasi digital telah dimuali dalam kehidupan kebangsaan. Lagu nasional itu memang sengaja digunakan sebagai background untuk membangkitkan semangat masyarakat Banten yang menontonnya.
“Bebas dari sampah bunga papan, sosialisasi digital itu juga secara tidak langsung mendidik masyarakat untuk mencintai tanah airnya Indonesia karena pesan dan musik pengiringnya. Itu juga dimaksud agar kita mengingat negara kita tercinta ini yang akan masuk ke dalam masa pesta demokrasi yakni pemilu dan pilkada. Persatuan Indonesia, Bendera Merah Putih dan semangat membangun daerah merupakan inti dari lagu-lagu yang digunakan,“ tegas Ayip.
Kekuatan ucapan selamat secara digital ini juga dimaksudkan bahwa tidak cepat layu, atau terbuang setelah layu jika dibandingkan dengan ucapan selamat versi bunga papan. Ucapan selamat secara digital itu juga memililki jangkauan yang sangat luas. Sehingga pesan yang disampaikan diterima oleh masyarakat yang jauh dan terpencil. Mereka memiliki hak mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi di kota-kota di Provinsi Banten.
Ayip juga mengingatkan bahwa selain cerdas, masyarakat Banten harus memiliki kepribadian, karakter, jati diri sebagai bangsa Indonesia dan sekaligus masyarakat Banten, tidak peduli latar belakangnya. Ia mencontohkan tentang filosofi masyarakat Badui terkait dengan ketahanan pangan yang perlu ditiru. Itu merupakan bentuk dari Ketahanan Wilayah. (*)