Bekasi, benang.id — Perguruan Tinggi perlu memperhatikan program untuk menekan kemiskinan ekstrim di wilayah pesisir. Karena ini merupakan salah satu cara agar Konsep Ekonomi Biru yang dapat membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir terlaksana dengan baik.
Demikian dikemukakan Dekan Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial (FBIS) Universtias Dian Nusantara (Undira), Caturida Meiwanto Doktoralina PhD saat menjelaskan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Segarajaya Bekasi, Jawa Barat, Minggu (8/10/2023).
Alasannya sebagaimana dinyatakan oleh Letkol Laut (P) Edi Irawan SH MH sebagai Kolinlamil. “Kabupaten Bekasi akan menjadi Kota Bahari sehingga TNI AL akan membentuk Kampung Bahari, Jadi Ada Kotanya dan ada Kampungnya”, ujar Letkol Laut (P) Edi Irawan.
Sehingga, lanjut dia, kesiapan sumber daya manusia (SDM) masyarakat yang sadar akan dampak positif perubahan wajib terbentuk dahulu, baru kemudian menyusul sarana dan prasarana (Sarpras)- nya dan beberapa kesiapan lainnya.
PkM berupa Program Pengentasan Kemiskinan Ektrin di Desa Segarajaya Bekasi, Jawa Barat pun disambut gembira sebanyak 40 warga dan para kelompok masyarakat yang hadir yaitu Kelompok Masyarakat Pengawas (pokmaswas), Pok. Koperasi Nelayan, Pok. UMKM, PokDarWis (kelompok sadar wisata), dan Pok Perahu Jembatan Cinta.
Oleh karenanya Pelaksanaan Kegiatan Hibah Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Dikti dalam aplikasi Ketahanan Ekonomi, di wilayah Desa Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat fokus terhadap Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga mengarah kepada pemberdayaan melalui konsep Ekonomi Biru yang laksanakan oleh Pemerintah.
Sebelum ini, Program PkM telah mendapat dukungan Mitra dari Asisten Deputi Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir Kemenko Marves Dr Muh Rasman Manafi, SP MSi sebelum kemudian diangkat sebagai Pj. Walikota Baubau pada Senin (25/9/2023).
Melalui agenda PkM ini, Rasman menyatakan bahwa Peran Undira dalam Program PkM ini sangat penting. “Karena pendidikan masyarakat pesisir harus menjadi prioritas guna meningkatkan kesadaran dan meningkatkan kemampuan usaha dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarganya dengan bijak,” jelasnya.
Dalam satu kesempatan Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa 11,02% penduduk daerah pesisir lebih miskin dengan tingkat kemiskinan yang lebih buruk. Untuk itu, Catur yang juga Tenaga Profesional Bidang Ekonomi dan SKA Lemhannas RI kembali mengingatkan kepada masyarakat bahwa konsep ekonomi biru, wajib memperhatikan keberlangsungan ekologi sistem laut.
“Sehingga secara hexa-helix wajib akan melibatkan peran akademisi/pendidikan; pelaku industri jasa dan perdagangan, media massa, masyarakat/kelompok-kelompok masyarakat, regulasi dan Pemerintah (Pusat/Daerah),” tandasnya.
Pernyataan Catur tersebut juga didukung Ketua Pokmaswas Hiu, Agus Arief Koordinator yang juga menjadi Koordinator Mitra antar Kelompok dalam PkM ini. Ia menyebutkan bahwa masyarakat yang selama ini beraktivitas pada sektor UMKM di desa Segarajaya sangat tergantung pada hasil tangkap dan budidaya ikan laut yang saat ini dikembangkan.
“Mereka belum memahami perubahan pasar yang menggunakan teknologi saat ini. Selain itu, hasil atas tangkapan hanya terbatas dijual kepada para pengepul,” ungkapnya.
Sebagai dosen Undira dan anggota PkM, Sigit Mareta dan Lestari mengharapkan hal ini dapat menjadi momentum untuk menstimulasi dan menggalang gagasan, respons, dan dukungan yang dibutuhkan oleh kelompok UMKM/pelaku usaha kecil hingga pada pengelolaan keuangan sederhana pada industri rumah tangga yang ada di Wilsir Desa Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat ini.
Terakhir, sebagai Dekan FBIS Undira, Catur yang juga akrab dipanggil Pak Doktor dan alumni dari Universiti Sains Malaysia ini menutup Program PkM ini dengan sebuah penjelasan. “Peran TNI AL sangat tepat melakukan pembinaan masyarakat pesisir. Tentara itu multitalenta, sehingga secara praktis saya yakin program Pemerintah akan terwujud dalam mengentaskan kemiskinan dan mencerdaskan masyarakat,” ujar Catur didampingi mahasiswa Undira Jakarta. (*)