Jakarta, benang.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir perdagangan minggu lalu pada Jumat (3/11/2023), di level 6.788 atau naik 0,78%, namun belum mampu untuk kembali ditutup di atas MA20 nya (6.829) yang mengindikasikan trend jangka pendek masih cenderung melemah.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani menerangkan penguatan IHSG pada minggu lalu tertopang sektor IDX Techno dan IDX Infrastructure yang menjadi top gainers.
“Di sektor techno movers-nya adalah GOTO yang berhasil menguat 25% dalam sepekan terakhir. Kalau kita lihat dari teknikalnya, apabila GOTO mampu bertahan di level 67, maka GOTO berpeluang ke area resistance terdekat di level 80an. Sementara itu di IDX Infrastructure ada TOWR yang berhasil menguat 15% dalam sepekan terakhir,” terang Dimas di Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Adapun sektor yang menyandera laju IHSG pada minggu lalu ada IDX Health dan IDX Cyclical yang menjadi top loser-nya. Di IDX Health ada KLBF yang melemah 9% dalam seminggu terakhir dan di IDX Cyclical ada MAPI yang melemah 8% seiring dengan aksi jual investor asing yang tercatat sebesar 33 bio dalam seminggu terakhir.
Dimas menyebutkan ada 3 sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada minggu lalu periode 30 Oktober-3 November 2023, yakni suku bunga The Fed, inflasi Indonesia (Oktober) dan PMI China (Oktober).
“The Fed mempertahankan suku bunga, meskipun inflasi masih jauh dari target. Hal ini membuat indeks saham rebound dan berhasil ditutup menguat dalam 2 hari perdagangan terakhir di minggu kemarin. Sementara itu terkait inflasi Indonesia, Inflasi tahunan berada di level 2,56% YoY dan 0,16 MoM. Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar di Oktober 2023 adalah transportasi dengan andil inflasi sebesar 0,07%. Sementara berdasarkan komoditas, inflasi terbesar adalah beras dengan andil inflasi 0,06%,” jelasnya.
Terkait PMI China (Oktober), ternyata berada di level 49,5 yang berarti berada di zona kontraksi (merupakan pertama kali sejak Juli 2023).
“Hal ini menunjukkan momentum pemulihan ekonomi China masih belum berlangsung secara berkelanjutan yang disebabkan penjualan luar negeri yang menurun selama 4 bulan berturut-turut,” ujarnya.
Tiga Sentimen Minggu Ini
Dimas menyebutkan ada tiga sentimen yang wajib diperhatikan trader pada minggu ini, yakni PDB Indonesia (Q3), perkembangan konflik antara Israel-Palestina dan aliran dana asing
Dimas memprediksi PDB Indonesia kuartal III berada di level 5,05% secara tahunan. Berdasarkan data historikal, pertumbuhan kuartal III biasanya lebih rendah dibandingkan kuartal II, karena masyarakat mulai mengerem belanja. Hari Raya keagamaan seperti Idul Fitri, dan Idul Adha sudah berlangsung pada kuartal II.
“Salah satu data ekonomi yang mendukung adalah PMI Manufaktur September yang berada di level 52,3 yang menjadi level terendah dalam 4 bulan sebelumnya. Kita tahu kalau konsumsi menyumbang sekitar 50-60% terhadap PDB Indonesia,” katanya.
Terkait perkembangan konflik Israel-Palestina, jelasnya, jika meningkat ke skala yang lebih besar dengan melibatkan banyak negara maka faktor ketidakpastian akan semakin meningkat. Hal ini dapat menjadi sentimen negatif untuk aset yang memiliki risiko tinggi seperti saham, sekaligus mendorong naiknya harga komoditas minyak mentah ataupun batubara.
Sementara itu terkait aliran dana asing, jelasnya, aksi jual-beli investor asing ke pasar saham akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan indeks saham.
“Berdasarkan catatan, aksi beli investor asing jika kita lihat sejak awal tahun (YTD) tinggal sekitar 1-2 triliun di pasar reguler dan jika kita lihat performance IHSG sejak awal tahun tercatat mengalami pelemahan sebesar 0,9%,” ucapnya.
Ia menambahkan aksi jual-beli investor asing sangat berpengaruh terhadap kinerja IHSG itu sendiri, contohnya dalam 2 tahun terakhir market mengalami sideways. Di saat yang bersamaan, investor asing tidak melakukan aksi beli bersih yang signifikan sehingga membuat market cenderung stagnan.
Asing mencatatkan jual sebesar 17 triliun pada IHSG dalam 1 tahun terakhir di pasar reguler.
Berkaca pada data-data ekonomi dan sejumlah sentimen di atas, Indo Premier yang berkomitmen mengedukasi masyarakat untuk mulai belajar investasi tanpa registrasi dengan #PakeAjaDulu IPOT, merekomendasikan 3 saham untuk trading pada minggu ini hingga 10 November 2023 yakni Buy on Breakout TPIA (Support: 2.800, Resistance: 3.500), Buy ACES (Support: 780, Resistance: 900), Buy on Pullback GTBO(Support: 500, Resistance: 900). (*)