Jakarta, benang.id – Kisah Pandawa menyemarakkan pensi (pentas seni) penutupan cup SMAK 5 Penabur, Escalades Pinishi. Drama musikal tersebut terselenggara pada Jumat, 10 Oktober 2023 lalu di Aula TKK 6 Penabur Kelapa Gading. Lebih dari empat ratus penonton hadir menyaksikan pertunjukan tersebut.
Selama dua jam, cerita Pandawa dibawakan oleh siswa-siswa SMAK 5 yang semuanya adalah generasi Z. Padahal cerita tersebut biasanya dinikmati oleh generasi milenial dan di bawahnya.
Kepala SMAK 5, Lie Fong Fong MPd mengungkapkan bahwa nilai-nilai dalam cerita Pandawa masih relevan untuk generasi masa kini. Nilai-nilai tersebut dimiliki oleh setiap karakter tokoh yang diperankan dalam pementasan itu.
Nilai-nilai tersebut antara lain adalah kebijaksanaan, ketaatan, keimanan, kejujuran, dan kesetiaan seperti para Pandawa. Sedangkan Kurawa mewakili nilai kejahatan, ketamakan, kebencian, kelicikan, dan angkara murka. Nilai-nilai tersebut sering ditemukan dalam kehidupan senyatanya.
Kisah Pandawa juga mengajarkan sikap berani untuk melawan segala tindakan buruk, baik yang berasal dari orang lain maupun dalam diri sendiri. “Nilai keberanian inilah yang diusung oleh Escalades Pinishi 2023 dengan mottonya Moment of The Brave, Strong, and Confident,” jelas Lie Fong Fong.
Selain itu, tambah Fong Fong, pementasan Pandawa juga sebagai wujud SMAK 5 melestarikan kekayaan budaya yang telah mengakar di Indonesia.
Pertunjukan Pandawa dimulai dengan situasi perang antara Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan Kerajaan Hastinapura yang disebut perang Bharatayuddha. Dalam perang tersebut Pandawa dan Srikandi hendak membunuh Bisma, kakek Pandawa dan Kurawa sebagai akibat dari suatu cerita yang panjang. Kisah tersebut dipentaskan dengan alur melaju mundur untuk menjelaskan peristiwa awal yang terjadi.
Perang saudara antara Pandawa dan Kurawa diawali dari perjudian yang mempertaruhkan Kerajaan Hastinapura. Dalam perjudian tersebut, Pandawa, yakni Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa kalah dengan Kurawa yang diwakili oleh Duryudana dan Dursasana. Dan Sengkuni, paman mereka justru berpihak pada Kurawa untuk memenangkan perjudian tersebut.
Kekalahan Pandawa membuat mereka diasingkan dan diusir dari Hastinapura selama dua belas tahun. Selama pengasingan tersebut mereka menjalaninya sebagai masa pertobatan dan membangun kerajaan mereka sendiri hingga setara dengan Hastinapura.
Liciknya, meski dalam pengasingan Kurawa menyusun rencana untuk membunuh Pandawa agar tahta Kerajaan Hastinapura tetap berada di tangan mereka. Peperangan pun dimulai dengan permintaan bala pasukan Krisna untuk Kurawa, sedangkan Pandawa meminta Krisna sendiri untuk ada di pihak mereka.
Setelah peperangan yang cukup sengit, akhirnya Kurawa kalah dari para Pandawa. Dan perang berakhir dengan epic, yakni saat Bisma, sang kakek yang setia menjaga Kerajaan Hastinapura akhirnya gugur dalam peperangan tersebut. (*)