Jakarta, benang.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi dapat menembus 7.000 dalam waktu tidak lama lagi. Pasalnya, IHSG bergerak ke zona hijau cukup besar pada minggu lalu dan ditutup menguat 2,47% ke level 6.977, Jumat (17/11/2023).
Community Lead IPOT, Angga Septianus menjelaskan geliat IHSG tertopang top gainers pada minggu lalu yakni sektor IDX Infrastructures yang naik sebesar 8,81% dan IDX Techno yang naik sebesar 3,00%. Sementara itu, sektor yang menjadi top losers pada minggu lalu yakni IDX Non-Cyclical yang melemah -0,52% dan IDX Industrial yang melemah sebesar -0,11%.
Terkait sentimen khusus yang memengaruhi pergerakan IHSG pada minggu lalu, Angga menyebutkan ada 3 sentimen utamanya, yakni foreign net inflow, harga minyak dan data ekonomi.
Angga menegaskan pekan lalu adalah minggu pertama dengan foreign net inflow, setelah outflow masif dalam sebulan terakhir. Asing mulai masuk lagi karena rupiah yang terus menguat di 15.424,30.
“Penguatan rupiah disebabkan US treasury yield terkoreksi cukup dalam. US treasury yield terkoreksi dalam setelah data inflasi US di bawah ekspektasi. Tanda-tanda The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga dan akan ada soft landing untuk ekonomi AS,” terangnya, Senin (20/11/2023).
Terkait sentimen harga minyak, terangnya, harga minyak kembali menguat di hari terakhir minggu lalu. Pada 17 November lalu WTI di 76,06 (+4,04%) dan Brent di 80,61 (+4,12%), meski secara weekly masih melemah -2,74%.
“Menariknya, laporan bulanan pasar minyak OPEC menunjukkan permintaan masih kuat di tengah Irak yang mendukung pemangkasan pasokan dari OPEC hingga akhir tahun,” tegasnya.
Sementara itu terkait sentimen data ekonomi, ada data-data menarik terkait data ekonomi dari AS. Inflasi AS slowing down lebih cepat dibandingkan dengan konsensus pasar. Investor akan lebih confident dengan kenaikan suku bunga yang sudah selesai.
“Dihadapkan pada retail sales yang kuat maka dapat dianggap bahwa konsumsi secara keseluruhan membaik dengan inflasi yang mereda,” jelasnya.
Data ekonomi China juga memengaruhi, dimana Industrial Production YoY Act 4,6%, Prev 4,5%, Cons 4,4% dan Retail Sales YoY Act 7,6%, Prev 5,5%, Cons 7%. “Produksi dan retail sales China menguat, indikasi baik bagi prospek recovery ekonomi China,” tandasnya.
Selanjutnya data ekonomi Indonesia yang memengaruhi market pada minggu lalu, yakni neraca dagang Act $3,48B, Prev $3,41B, Cons $3B, ekspor Act -10.43%, Prev -16.27%, Cons -15.35% dan impor Act -2.42%, Prev -12.45% Cons-7.4%.
“Neraca dagang di atas ekspektasi. Faktor pendorong kenaikan ekspor yang besar, meskipun masih negatif YoY, adalah penjualan oil dan gas yang meningkat 6,63% YoY ke $1,37 miliar,” terangnya.
3 Sentimen Minggu Ini
Berbicara tentang sentimen market minggu ini yang wajib diperhatikan para trader saham yakni sentimen Rebalancing Index FTSE, Suku Bunga BI dan FOMC Minutes.
Terkait Rebalancing Index FTSE, di FTSE Large Cap ada AMMN yang masuk MSCI dan efektif 1 Desember 2023 dan di FTSE Mid Cap ada NCKL, MAHA dan RAAM. Rebalancing FTSE sendiri efektif 18 Desember 2023.
“Suku Bunga BI ekspektasinya stay di 6% dan komentar The Fed di FOMC Minutes akan memastikan apakah suku bunga sudah selesai dinaikin apa belum. Sementara itu, investor sendiri optimis sudah selesai, karena data inflasi yang bagus dan mulai mendekati target,” jelasnya.
Nah, berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas yang berkomitmen mengedukasi masyarakat untuk mulai belajar investasi tanpa registrasi dengan #PakeAjaDulu IPOT, merekomendasikan 3 saham untuk trading pada minggu ini hingga 24 November 2023 mendatang, yakni Buy BRPT (Support: 1.130, Resistance: 1.280), Buy AMMN (Support: 7.450, Resistance: 8.000) dan Buy on Pullback TPIA (Support: 2.860, Resistance: 3.030). (*)