Yogyakarta, benang,id – Panggilan menjadi diakon adalah istimewa sehingga harus diterima dengan penuh syukur. Dan, agar panggilan itu dapat berbuah, para diakon harus memiliki kehidupan rohani yang kuat, yaitu kedekatan dengan Tuhan. Kedekatan dengan Tuhan itu harus ditopang dengan intelektualitas dan kemampuan yang memadai serta hidup komunitas dan kesehatan yang baik.
Demikian disampaikan Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko dalam homilinya pada Misa Pentahbisan Diakon tiga frater dari Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria (SSCC) Provinsi Indonesia pada Kamis (25/1/2024) di Kapel Santo Paulus Kentungan, Yogyakarta.
Mgr Robertus Rubiyatmoko menerangkan makna tema dari tahbisan diakon tersebut yakni. ”Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” (Yohanes 15:16).
Ketiga frater tersebut adalah Frater Stefanus Agung Nugraha SSCC, Frater Firminus Hoga Botan SSCC, dan Frater Yosafat Koleq Liarian SSCC. Para Frater SSCC tersebut ditahbiskan menjadi diakon bersama tiga belas frater lain dari berbagai kongregasi dan Keuskupan.
Usai homili, Uskup mentahbiskan para frater tersebut menjadi diakon dengan menumpangkan tangan di atas kepala mereka.
Setelah pentahbisan diakon, Uskup menyerahkan dalmatik (pakaian khusus diakon dalam Misa atau ibadat) kepada para diakon dan Kitab Suci untuk mereka wartakan.
Sebelum berkat penutup, tugas perutusan para diakon baru diumumkan. Diakon Yosa SSCC di Paroki Santo Damian Muara Saibi – Mentawai – Keuskupan Padang, Diakon Firmino SSCC di Calon Paroki Santo Stefanus Tanah Siang Selatan – Keuskupan Palangka Raya – Kalimantan Tengah, dan Frater Stefanus Agung Nugroho SSCC di Paroki Santa Odilia – Citra Raya – Tangerang – Keuskupan Agung Jakarta. (*/Romo Felix Supranto SSCC)