Monday, November 25, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiWilmar Perkuat Kemitraan dengan Petani Lewat FEP

Wilmar Perkuat Kemitraan dengan Petani Lewat FEP

Jakarta, benang.id – PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) terus berkomitmen menjalin kemitraan dengan petani padi melalui Farmer Engagement Program (FEP). Hingga Februari 2024, luas lahan kemitraan dengan petani mencapai 20 ribu hektare (ha), tersebar di 19 kabupaten di Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

Petani di tengah sawah yang mulai menguning. Foto: dok. Wilmar

Peningkatan luas lahan kemitraan dengan petani tersebut bertambah signifikan dari 2023 yang hanya 8.903 ha. Hingga Februari lalu, perusahaan telah menggandeng  16.928 petani. Program tersebut telah dimulai pada 2021 dan lahan yang dikerjasamakan saat itu baru 617 ha.

Rice Business Head PT WPI Saronto saat buka puasa bersama media di Jakarta, Jumat (22/3/2024). Foto: benang.id/Gora Kunjana

“Program tersebut dapat berjalan dengan baik juga karena dukungan dari pemerintah daerah, dinas pertanian, perusahaan agri input dan gabungan kelompok tani (Gapoktan),” kata Rice Business Head PT WPI Saronto saat buka puasa bersama media di Jakarta, Jumat (22/3/2024).

Beras petani mitra Wilmar di gudang. Foto: dok. Wilmar

Dalam program itu, petani mendapatkan tiga fasilitas. Pertama berupa agri input, yaitu asuransi pertanian serta sarana dan prasarana produksi pertanian. WPI bekerjasama  pemerintah daerah yang memberikan subsidi untuk petani. Selain itu, perusahaan juga menggandeng perusahaan asuransi milik pemerintah dan swasta.

Petani di tengah sawah yang mulai menguning. Foto: dok. Wilmar

Kedua, penerapan good agriculture practices (GAP). Berdasarkan pengalaman di lapangan, peningkatan produksi gabah petani rata-rata sebesar 15% setelah mendapat pendampingan.

Rice Business Head PT WPI Saronto saat buka puasa bersama media di Jakarta, Jumat (22/3/2024). Foto: benang.id/Gora Kunjana

Menurut Saronto, pihaknya berharap kemitraan dalam FEP dapat meningkat menjadi 30 ribu ha hingga akhir tahun ini. Hal itu diharapkan dapat sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan produksi gabah dalam negeri.

Petani mitra WPI di sawah. Foto: dok. Wilmar

“Kami berupaya mengikuti arahan pemerintah untuk ikut meningkatkan ketahanan pangan,” kata Saronto.

Dia menambahkan, WPI juga memanfaatkan produk samping (by product) menjadi produk hilir yang dapat memberikan nilai tambah, seperti, bekatul, kulit, menir dan sekam. Produk samping tersebut dapat dimanfaatkan tepung beras hingga bahan bakar pengganti batu bara karena nilai kalorinya tinggi. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments