Jakarta, benang.id – Di era tahun 1980 an siapa yang tak kenal tokoh multidimensional yang akrab disapa Romo Mangun. Tokoh ini dikenal sebagai pembela “wong cilik” bagi masyarakat pinggir kali Code Yogyakarta, juga warga Kedungombo. Hal itu ditegaskan oleh Prof Komarudin Hidayat, salah satu tokoh intelektual Islam yang begitu kagum dengan sosok Romo Mangun yang sangat multi talenta tapi semua yang ada didalam dirinya diberikan atau diwakafkan untuk orang yang terpinggirkan.
“Romo Mangun semasa hidup nya sudah mewakafkan dirinya untuk orang lain tanpa melihat siapa saja yang dibantu, “tegasnya. Hal ini disampaikan Prof Komarudin Hidayat dalam sebuah diskusi yang dikemas ringan dengan ngobrol asyik yang berusaha meneruskan semangat spiritualitas Romo Mangun ini dilakukan Bentara Budaya bersama Panitia Peringatan 25 Tahun Wafatnya Romo Mangun di Palmerah Selatan, Jakarta, Sabtu (18/5) lalu. Obrolan bernas ini dipantik oleh Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) 2019-2023 Komaruddin Hidayat, Ketua Pengurus Yayasan Dinamika Edukasi Dasar Romo CB Mulyatno Pr, dan pelaku budaya Inaya Wahid.
Para nara sumber sepakat bahwa meski raga Romo Mangung telah tiada 25 tahun lalu, pemikiran dan karyanya tetap menginspirasi hingga saat ini, termasuk kepada generasi muda. Romo Mangun ini menjadi imam projo Keuskupan Agung Semarang tapi sangat dikenal dan berkarya nyata di luar altar gereja membantu kaum papa tanpa melihat latar belakang suku dan agama.
Menurut Inaya, adalah hal wajar jika anak muda saat ini tidak menemui sosok-sosok tokoh seperti Romo Mangun. Sebab, mereka banyak yang terkungkung dalam algoritma internet, sementara tokoh-tokoh yang berkarya di masyarakat justru kurang populer di dunia maya. ”Kita tidak pernah bertanya, ’Saya bisa tidak terinspirasi dari Romo Mangun?’ Kita selalu menuntut orang lain untuk menjadi tokoh, tetapi tidak melemparkannya pada diri kita sendiri,” ucapnya.
Sementara Romo Mulyatno bercerita, sekitar tahun 1997, saat acara peresmian Sekolah Mangunan, DI Yogyakarta, oleh utusan Kementerian Pendidikan, Romo Mangun mengajak anak-anak jalanan dari bantaran rel kereta untuk makan bersama di rumah makan.”Saat itu Romo Mangun dengan bahasa tubuhnya sudah tegas mengumpulkan makanan sisa untuk dikumpulkan agar tidak terbuang,” ujarnya. Di situ jelas pihak dari kementerian sudah tak perlu bertanya lagi tentang siapa dan apa gagasan romo Mangun tentang anak jalanan dari bantaran kali. (*)