Yogyakarta, benang.id – Walikota Yogyakarta atau Jogja harus mempunyai visi dan misi yang mampu menggerakkan potensi ekonomi kota Jogja. Kota Jogja harus nyaman dan aman bagi penghuninya. Walikota harus mampu mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi dan berkolaborasi membangun dan memecahkan persoalan yang ada.
Demikian dikemukakan Herry Zudianto, Walikota Yogyakarta periode 2001-2006 dan 2006-2011, dalam kegiatan “Rembug Warga Jogja #01” yang digelar Komunitas #jogjamenyala di Alra Corner (Resto & Coffee), Selasa (4/6/2024).
Hadir juga selaku narasumber Wawan Harmawan (Wakil Ketua Kadin DIY & Penasihat ISEI Cabang Yogyakarta), Bobby Ardyanto SA (Ketua GIPI DIY), dan Hargo Utomo (Akademisi FEB UGM). Bertindak sebagai moderator Ronny Sugiantoro (Jurnalis Senior).
“Menjadi Walikota Yogyakarta harus siap melayani bukan penguasa apalagi penikmat jabatan,” tegas Herry Zudianto yang juga pengusaha.
Menurut dia, Walikota Yogyakarta juga harus “istimewa“ dalam arti “cilik ning menthes”, berpikir “out the box”. “Ia juga harus memiliki kemampuan bersinergi dan berkolaborasi untuk mengatasi persoalan dan tantangan kota Jogja ke depan,” imbuhnya.
Wawan Harmawan yang juga produsen produk kulit dan kuliner mengatakan, potensi UMKM Kota Jogja harus dioptimalkan. Menurut dia, seluruh pemangku kepentingan harus dilibatkan untuk mengembangkan UMKM.
Di samping itu, diperlukan terobosan dari sisi kebijakan dan program bagi UMKM. Walikota Yogyakarta diharapkan mempunyai wawasan wirausaha, sehingga dimungkinkan terobosan tersebut dapat dilakukan.
“Saya siap menjadi pelayan bagi masyarakat Jogja”, tegas Wawan yang juga bakal calon Walikota Yogyakarta.
Selanjutnya Wawan menyatakan siap menjadi pelayan bagi UMKM khususnya memfasilitasi pengembangan dan pemasaran produk.
Adapun Bobby Ardyanto yang juga pengusaha hotel & wisata mengatakan bahwa potensi Kota Jogja sebagai kota tujuan pariwisata masih dapat dioptimalkan. Menurut dia, Walikota Yogyakarta mendatang harus mampu bersinergi dan berkolaborasi dengan wilayah kabupaten sekitar untuk mengoptimalkan pariwisata Kota Yogyakarta.
“Pariwisata DIY saat sedang tidak baik-baik saja”, jelas Bobby. Untuk itu, dibutuhkan Walikota yang mampu menjadi orkestrator aktivitas pariwisata di Kota Yogyakarta dan sekitarnya.
Selanjutnya Bobby menyatakan, kunci keberhasilan optimalisasi potensi pariwisata adalah bersinergi dan berkolaborasi baik dari sisi kebijakan dan program.
Hargo Utomo yang juga pendamping inkubator bisnis menambahkan bahwa Jogja merupakan barometer kreativitas dan inovasi. Menurut dia, pemimpin yang dibutuhkan Kota Joga harus mempunyai spirit entrepreneur atau wirausaha.
“Komposisi demograsi Kota Yogyakarta, mayoritas generasi muda bukan menjadi beban namun dapat didorong menjadi ‘mesin penggerak’ ekonomi kreatif, di mana untuk Kota Yogyakarta harus bergerak resources based menuju knowledge based,” ujarnya.
Selanjutnya Hargo menyatakan, modal insani (human capital) menjadi variabel penting. Kota Yogyakarta sebagai pusat gravitasi, dapat dioptimalkan fungsi pengikat (bounding) untuk wilayah sekitar (aglomerasi).
Sedangkan Robby Kusumaharta, Pengusaha Senior yang menjadi salah satu peserta rembug warga mengungkapkan ke depan Kota Yogyakarta memerlukan Walikota yang berwawasan wirausaha atau entrepreneur.
Di samping itu, Walikota harus mampu menggerakkan birokrasi menjadi lebih produktif dan menjadi dinamisator bagi ASN. “Semangat melayani ASN harus dibangkitkan menjadikan Jogja yang mitos menjadi etos”, harap Robby Kusumaharta yang juga Wakil Ketua Kadin DIY.
“Rembug Warga Jogja #01” dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang mewakili pengusaha senior dan muda, perempuan, seniman dan budayawan, pekerja, mahasiswa dan media.
Beberapa tokoh kota Yogyakarta antara lain M Tazbir (Penggerak Pariwisata), Selly Sagita (Pengusaha), Nano Asmorodono (Seniman & Budayawan), Gunarta Adibrata (Pengusaha) dan Widihasta Wasana Putra (Aktivis).
“Rembug warga edisi #02 akan dilaksanakan dengan narasumber yang berbeda”, jelas Y Sri Susilo (Humas Komunitas #jogjamenyala) dalam rilisnya kepada media. (*)