Roma, benang.id – Masyarakat Indonesia, tidak hanya umat Katolik saja bisa dipastikan sangat senang dengan rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 mendatang. Bahkan secara khusus bagi umat Katolik bisa diibaratkan seperti “Rusa Mendamba Air”.
Demikian diungkapkan Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan Michael Trias Kuncahyono kepada ONTV –channel Youtube yang dikelola Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) di kediamannya KBRI Vatikan, Roma, Italia, medio April lalu.
“Tentu masyarakat dan umat Katolik sangat berbahagia sekali dan berbangga, terpuaskan seperti saya katakan bagaikan ‘Rusa Mendamba Air’ dan dapatlah air itu datang. Tapi bagi masyakarat Indonesia kunjungan ini sangat penting karena kepala agama dan juga kepala Negara yang pengaruhnya sangat besar di dunia ini datang ke Indonesia,” jelasnya Dubes Trias Kuncahyono.
Nah, bagaimana KBRI Vatikan ikut mempersiapkan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia? Simak video berikut: https://www.youtube.com/watch?v=-U7FeWhg_z8
Suara Paus Fransiskus didengar dunia
Dubes Trias Kuncahyono juga mengungkapkan alasan Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia. Ia mengingatkan tentang pendapat Paus Yohanes Paulus II yang telah menjadi Santo, saat mengungjungi Indonesia pada tahun 1989, bahwa kekuatan Indonesia adalah kebersatuannya.
“Dengan Pancasila bisa menyatukan seluruh rakyat yang berbagai macam suku, agama, dan sebagainya. Itu kekuatan Indonesia adalah kebersatuannya. Dan, ini menjadi contoh bahwa sebuah bangsa bersatu,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Dubes Trias, hal itu sangat penting bagi Vatikan karena Paus Fransiskus terus menerus mendorong adanya persatuan, persaudaraan, dan perdamaian, seperti yang dituangkan dalam Ensiklik Fratelli Tutti atau semua bersaudara.
Dubes Trias menandaskan meski Vatikan sebuah Negara yang sangat kecil hanya seluas 44 hektar (ha) –jangan bandingkan dengan DKI Jakarta yang luasnya 66.150 ha, tetapi mempunyai peran strategis bagi dunia sehingga seluruh bangsa menghendaki Paus bisa datang ke negaranya.
“Negara yang super kecil ini mempunyai sejarah panjang maka namanya Holy See atau Takhta Suci, yang ada sejak abad pertama dulu, kalau Vatikan City baru muncul 1929. Maka negaranya menggunakan nama Holy See, Takha Suci itu melacak ke belakang. Nah perannya sangat besar sekali. Sekarang ini ada 185 negara dan organisasi yang mempunyai hubungan diplomatic dengan Takhta Suci Vatikan,” papar Dubes Trias.
Silakan klik penjelasan lengkap Dubes Trias Kuncahyono di sini https://www.youtube.com/watch?v=gB9mNfwkfYI (*)