Monday, November 25, 2024
No menu items!
spot_img
HomeNasionalPidato Destruksi Kreatif & Dinamisme Ekonomi Tandai Penguhuhan Guru Besar Ekonomi Pembangunan...

Pidato Destruksi Kreatif & Dinamisme Ekonomi Tandai Penguhuhan Guru Besar Ekonomi Pembangunan FBE UAJY

Yogyakarta, benang.id – Sebuah buku yang dirobek cover-nya akan tampak menjadi rusak, namun di sisi lain robekan cover tersebut jika dimanfaatkan untuk keperluan lain maka penrobekan cover buku tidak hanya bersifat merusak namun juga dapat menimbulkan manfaat.

Demikian dikemukakan Prof Aloysius Gunadi Brata SE MSi PhD untuk memberikan gambaran atau contoh destruksi kreatif (creative destruction) saat menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Ekonomi Pembangunan Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FBE UAJY), Kamis (11/7/2024).

Hadir dalam pidato pengukuhan berjudul  “Menakar Kuasa Destruksi Kreatif (Dalam Dinamisme Ekonomi)” di Hall Lantai 3 Gedung Slamet Rijadi (Student Center) Kampus 2 UAJY Babarsari, Yogyakarta itu dihadiri sejumlah guru besar dari universitas antara lain Prof Budy P Resosudarmo (Crawford School of Public Policy, ANU), Prof Doddy Setiawan (FEB UNS), dan beberapa guru besar UKSW Salatiga.

Penulis produktif di beberapa jurnal bereputasi internasional ini menjelaskan Teori Destruksi Kreatif yang digagas oleh Schumpeter (1947) tersebut, menggambarkan suatu proses di mana inovasi dan teknologi baru membongkar struktur yang ada dan melahirkan struktur yang baru. Proses inilah yang secara terus-menerus melahirkan kemajuan dan menjadi fakta penting kapitalisme.

“Destruksi tidaklah selalu sekadar destruksi, tetapi lebih dari itu adalah bahwa destruksi justru dapat memberikan sesuatu yang lebih baru dan maju, ada dinamisme”, jelas Aloysius.

Proses tersebut dapat berlangsung terus-menerus,seperti sebuah siklus, yang menghasilkan kemajuan yang dinamis.

Pengukuhan Prof Aloysius Gunadi Brata SE MSi PhD sebagai Guru Besar Ekonomi Pembangunan FBE UAJY, Kamis (11/7/2024). Foto: UAJY

Perihal destruksi kreatif tampak tidaklah sesederhana sekadar menekankan inovasi ataupun teknologi baru demi dinamisme ekonomi, terlebih untuk pertumbuhan ekonomi belaka.

Ketimpangan, keterbatasan daya dukung lingkungan, dan segala macam bentuk neraka modern bisa seketika hadir di tengah kita bila destruksi kreatif diterima begitu saja tanpa menengok lebih dalam asal-usul, kepentingan, dan dampak-dampak negatifnya.

“Kiranya penting untuk sejak dini awas dan jeli terhadap sisi destruktif dari destruksi kreatif”, tegas Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan FBE UAJY ini.

Tentu ada pertanyaan penting, apakah ada kemampuan dan kemauan untuk menjinakkan “Badai Schumpeter” agar kesejahteraan sebagian besar manusia tidak kian tertinggal atau ditinggalkan oleh dinamisme ekonomi yang digerakkan oleh inovasi. “Pastilah tidak ada jawaban yang tuntas dan tunggal untuk isu tersebut’, ungkap pria kelahiran Baturaja, Sumatera Selatan ini.

Tetapi seharusnya, lanjut dia, ada perubahan yang transformatif, dan tidak membebani terutama kelompok yang selama ini masih terjebak dalam perangkap hidup kelas nan rentan. Sebagaimana disebutkan di atas, keterbukaan untuk memperdebatkan, membincangkan, pun merumuskan dan mencapai serta mengimplementasikan inovasi menjadi penting.

Tanpa hal-hal demikian, yang mungkin terjadi adalah tenggelam ke palung laut nan dalam, terbawa oleh mitos-mitos yang menjadi jangkar pemikiran inovasi yang sisi destruktifnya dapat saja lebih berat daripada sisi kreatifnya.

Atas pengukuhan Prof Aloysius Gunadi Brata tersebut Sushardjanti Felasari ST MSc CAED PhD (Wakil Rektor I UAJY) mengucapkan selamat. Ia mengatakan bahwa sampai pada pengukuhan ini, jumlah Guru Besar UAJY adalah 18 orang dan akan segera bertambah 3 Guru Besar lagi dari berbagai bidang ilmu.

Sementara Aloysius merupakan Guru Besar ke-4 yang pernah dimiliki oleh FBE UAJY.

“Menjadi seorang guru besar tentu bukan akhir dari pencapaian karir seorang dosen. Tetapi justru menjadikan gelar ini sebagai semangat yang senantiasa membangkitkan inspirasi baru untuk melahirkan karya-karya yang lebih unggul dan inovatif,” tutup Felasari. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments