Sukabumi, benang.id – eFishery, perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia, berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), melalui Direktorat Ekonomi Digital (DED), untuk melaksanakan Program Desa Perikanan Digital di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sejak bulan Maret 2024.
Program kolaborasi ini memberikan 60 eFeeder, alat pemberi makan ikan otomatis buatan eFishery, bagi 60 orang pembudidaya ikan di Sukabumi dan Pasuruan selama satu siklus panen (tiga bulan). Hasilnya, kedua daerah berhasil membukukan 80 ton ikan, yang terdiri dari 50 ton ikan nila di Sukabumi, serta 30 ton ikan lele di Pasuruan.
Pencapaian ini dirayakan langsung dengan panen raya ikan nila seberat dua ton di kolam salah satu mitra pembudidaya eFishery di Sukabumi, bersama dengan Nezar Patria, Wakil Menteri Kominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Ekonomi Digital Kemenkominfo, Nunung Nurhayati, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, perwakilan eFishery, serta beberapa pemangku kepentingan terkait.
Kegiatan ini juga merupakan sebuah agenda untuk mengukur keberhasilan program dari seluruh penerima manfaat, agar dampak yang dihasilkan bisa dijadikan acuan rekomendasi pengembangan kebijakan perikanan budidaya di tingkat pusat maupun daerah.
Muhammad Chairil, VP of Public Affairs eFishery mengatakan, sebuah kebanggaan bagi eFishery untuk dapat berpartisipasi dalam Program Desa Perikanan Digital binaan Kemenkominfo RI. eFishery berhasil membuktikan bahwa penggunaan teknologi dalam perikanan budidaya mampu meningkatkan produktivitas, sehingga akan memberikan dampak positif juga bagi para pembudidaya, khususnya dari segi ekonomi dan kesejahteraan.
“Sektor akuakultur di Indonesia masih memiliki potensi yang sangat tinggi untuk berkembang dan dapat mendukung ketersediaan protein ke depan untuk mendorong Program Indonesia Emas, untuk itu kami terus berusaha menggalakkan adopsi teknologi untuk mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini. Ke depannya, kami berharap dapat terus menjalin kerja sama dengan Kemenkominfo dan pemangku kepentingan terkait, serta memberikan manfaat bagi lebih banyak pembudidaya melalui program ini,” ujar Muhammad Chairil.
eFeeder merupakan teknologi pemberi pakan otomatis untuk ikan dan udang yang berfokus pada efisiensi pakan dan pengurangan limbah yang diciptakan oleh eFishery. eFeeder mampu mempercepat siklus panen hingga 74 hari, serta meningkatkan efisiensi pakan hingga 30% dan meningkatkan kapasitas produksi hingga 25%. Berdasarkan riset dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada tahun 2022, pembudidaya yang menggunakan eFeeder mengalami peningkatan pendapatan hingga 45%.
Selain itu, hasil riset juga menunjukkan bahwa eFeeder mampu meningkatkan Food Conversion Ratio (FCR), yaitu perbandingan antara makanan yang diberikan dengan selisih berat benih dan ikan yang dipanen untuk menunjukkan salah satu ukuran efisiensi produksi. Pembudidaya yang menggunakan eFeeder memperoleh hasil FCR antara 0,85 sampai 1,34, dengan rata-rata 1,09. Hal ini berarti setiap tambahan pakan ikan 1 kg akan menghasilkan penambahan berat ikan sampai dengan 1,2 kg.
Wamenkominfo Nezar Patria mengungkapkan bahwa kemitraan strategis antara Kemenkominfo RI dan eFishery adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara pemerintah dan swasta dapat menghasilkan inovasi yang berdampak besar.
“Kami mengapresiasi inisiatif eFishery dalam mengatasi kesenjangan digital di sektor perikanan. Dengan eFeeder, pembudidaya ikan di seluruh Indonesia kini memiliki kesempatan yang sama untuk memanfaatkan teknologi dan meningkatkan produktivitasnya. Hal ini pun turut membuktikan bahwa teknologi digital tidak hanya menjadi penggerak ekonomi, tetapi juga menjadi jembatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan memberikan akses yang lebih luas pada teknologi, kita bersama-sama membangun Indonesia yang lebih inklusif dan berdaya saing, khususnya dalam bidang perikanan budidaya,” ujar Nezar Patria. (*)