Saturday, November 23, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiKisah Perjuangan Desa Binaan BSI Klaster Nilam Aceh Sampai Berhasil Ekspor

Kisah Perjuangan Desa Binaan BSI Klaster Nilam Aceh Sampai Berhasil Ekspor

Jakarta, benang.id – Di tengah hamparan pegunungan Aceh Besar, tepatnya di Gampong Umong Seuribee, Kecamatan Lhoong, sebuah kisah inspiratif tengah terukir. Para petani nilam di desa ini telah berhasil mengubah nasib mereka, dari sekadar petani subsisten menjadi pengusaha minyak nilam yang mampu menembus pasar ekspor. Keberhasilan ini tak lepas dari program Desa Binaan BSI Klaster Nilam yang telah mengubah wajah perekonomian desa ini.

M Ali, 66, seorang penerima manfaat sekaligus operator penyulingan minyak sentra, mengisahkan perjalanan transformasi desanya. “Kelompok tani kami dibentuk pada 23 Maret 2023,” ujarnya. “Saat itu, harga minyak nilam hanya sekitar Rp500.000 per kilogram. Kini, harganya sudah mencapai Rp1.700.000 per kilogram.”

Perubahan ini bukan hanya soal harga, tetapi juga tentang jumlah petani yang terlibat. Ali menjelaskan, “Sebelum program ini hadir, hanya ada 3-5 petani yang benar-benar berkomitmen pada budidaya nilam. Sekarang, sudah ada 60 petani yang berhasil mengembangkan tanaman ini.”

Secara keseluruhan, pendapatan rata-rata petani meningkat sebesar 26,4%. Dari yang sebelumnya hanya Rp1.464.700, kini mencapai Rp1.851.351 per bulan terhitung Juli 2024. “Dari program ini, petani ada yang sudah mampu membiayai anaknya kuliah dan membeli laptop dari hasil penjualan minyak nilam,” jelasnya.

Dukungan dan Kemitraan

Minyak nilam hasil olahan petani di Gampong Umong Seuribee, Kecamatan Lhoong. Foto: BSI Maslahat

Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Pada tanggal 14 Oktober 2024, desa ini menjadi tuan rumah acara besar yang dihadiri oleh berbagai lembaga penting, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, dan berbagai lembaga keuangan.

“Melalui program ini, kami sangat terbantu dengan kemudahan akses permodalan,” kata Ali. “Bantuan BSI untuk klaster nilam merupakan langkah nyata dalam mendukung usaha budidaya kami,” tutur Ali.

Meski demikian, tantangan tetap ada. Ali menjelaskan modal yang dibutuhkan untuk memulai budidaya nilam: Biaya operasional awal untuk ke lahan di pegunungan: Rp 500.000/orang; 2.500 bibit nilam; 3 gulung kawat duri untuk pagar beserta tiang kayunya; dan 2 ton pupuk kompos.

Rencana Jangka Panjang

Program Desa Binaan BSI Klaster Nilam yang telah mengubah wajah perekonomian desa ini. Foto: BSI Maslahat

Kesuksesan ini bukan akhir dari perjuangan mereka. Ali mengungkapkan rencana jangka panjang kelompok tani Ekspansi perluasan lahan melalui kemitraan dengan petani di luar daerah binaan, dengan target luas 25 hektar dan produksi 4 ton minyak per tahun.

Pengembangan kemampuan petani hingga mampu memproduksi produk turunan minyak nilam seperti parfum, sabun, dan aromaterapi. Sertifikasi bibit nilam hingga layak kirim lintas provinsi.

“Jangan latah dengan harga tinggi baru mulai berbudidaya nilam. Setialah dengan nilam karena nilam itu mirip emas, harganya tidak akan jatuh,” uja Ali berpesan bijak,

Kisah Desa Umong Seuribee ini menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan yang tepat, kerja keras, dan semangat pantang menyerah, sebuah desa bisa mengubah nasibnya. Dari desa tertinggal, kini mereka telah berhasil menembus pasar ekspor, membuktikan bahwa impian untuk sejahtera bisa diraih dengan ketekunan dan kerja sama yang baik.

Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Pada tanggal 14 Oktober 2024, desa ini menjadi tuan rumah acara besar yang dihadiri antara lain OJK, Kemenko Perekonomian, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, dan berbagai lembaga keuangan. Foto: BSI Maslahat

Saat ini, minyak nilam dari kelompok binaan yang dibeli oleh PT UGreen 100% memiliki orientasi ekspor. Untuk rencana jangka panjang, terdapat beberapa strategi yang akan diimplementasikan. Pertama, ekspansi perluasan lahan melalui kemitraan dengan petani di luar daerah binaan, dengan target luas 25 hektar dan produksi 4 ton minyak per tahun.

Kedua, pengembangan kemampuan petani hingga mampu memproduksi produk turunan minyak nilam seperti parfum, sabun, dan aromaterapi. Ketiga, sertifikasi bibit nilam hingga layak kirim lintas provinsi untuk memperluas jangkauan distribusi.

Yuk perbanyak sedekah untuk dapat membantu masyarakat yang membutuhkan. Anda bisa menyalurkan donasi dengan cepat dan aman melalui BSI Mobile di https://bsim.page.link/donasi-anak-yatim-bsi-maslahat atau melalui platform Digital BSI Maslahat di https://digital.bsimaslahat.or.id/campaign/yatim.

Petani mampu memproduksi produk turunan minyak nilam seperti parfum, sabun, dan aromaterapi. Foto: BSI Maslahat

PT Bank Syariah Indonesia Tbk telah menyalurkan zakat korporasi dan zakat nasabah yang membawa perubahan nyata bagi masyarakat di Gampong Umong Seuribee, Kecamatan Lhoong, Aceh.

Setiap rupiah yang zakat yang disalurkan telah berperan dalam mengembangkan potensi desa, menciptakan lapangan kerja, dan memutus rantai kemiskinan, sehingga membawa keberkahan bagi donatur dan penerima manfaat.

BSI Maslahat adalah lembaga Amil Zakat Nasional dan Nadzir mitra strategis dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang terdepan dalam mengelola zakat dan turut menguatkan ekosistem ekonomi syariah. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments