Friday, December 27, 2024
No menu items!
spot_img
HomeIptekAplikasi Generative AI Tingkatkan Minat Konsumen terhadap Konektivitas yang Berbeda

Aplikasi Generative AI Tingkatkan Minat Konsumen terhadap Konektivitas yang Berbeda

Jakarta, benang.id – Hasil penelitian terbaru dari Ericsson (Nasdaq: ERIC) ConsumerLab menunjukkan bahwa aplikasi Gen AI muncul sebagai area utama dalam mendorong minat terhadap konektivitas yang berbeda – jaminan konektivitas kelas atas yang tak terputus ketika Anda sangat membutuhkannya – di antara para pengguna ponsel pintar 5G di seluruh dunia.

Dengan jumlah pemilik smartphone yang menggunakan aplikasi Gen AI setidaknya diperkirakan meningkat 2,5 kali lipat setiap minggu dalam lima tahun ke depan, kategori yang berkembang pesat ini tergabung dalam berbagai uses cases konektivitas yang berbeda seperti panggilan video, streaming, dan pembayaran online, di mana para pengguna smartphone menyatakan bahwa mereka bersedia membayar lebih mahal.

Konektivitas yang berbeda dan kesediaan konsumen membayar penyedia layanan komunikasi (CSP) untuk jaminan kinerja yang lebih tinggi untuk aplikasi-aplikasi penting, merupakan hal utama dalam laporan global terbaru dari Ericsson ConsumerLab, berjudul Elevating 5G with Differentiated Connectivity, yang diterbitkan pada 13 November.

Hampir satu dari empat pengguna Gen AI mengatakan bahwa mereka bersedia membayar hingga 35 persen lebih mahal untuk mendapatkan jaminan konektivitas yang cepat dan aman untuk aplikasi berkapasitas tinggi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa 35% pengguna smartphone 5G yang disurvei mengatakan bahwa mereka akan tertarik untuk membayar konektivitas yang berbeda untuk aplikasi-aplikasi penting.

Laporan yang berfokus pada CSP ini juga membahas peluang peningkatan pendapatan bagi penyedia layanan berdasarkan penelitian survei.

Minat terhadap AI di Indonesia meningkat dengan cepat, mengingat AI diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mendorong PDB per kapita nasional, yang diproyeksikan mencapai US$15.700 pada tahun 2038 atau tiga kali lipat dari PDB per kapita saat ini.

Krishna Patil, Head of Ericsson Indonesia mengatakan bahwa Ericsson berkomitmen untuk mendorong masa depan digital Indonesia.

“AI akan menjadi sebuah tonggak penting dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, mendorong Indonesia menuju kepemimpinan ekonomi global. Data Ericsson ConsumerLab menunjukkan adanya peningkatan permintaan akan konektivitas yang didukung oleh AI. Sebagai pemimpin ICT global, Ericsson berdedikasi untuk mendukung momentum ini dengan menghadirkan inovasi terbaru melalui teknologi kelas dunia,” katanya.

Jasmeet Sethi, Head of ConsumerLab, Ericsson, mengatakan penelitian komprehensif Ericsson ConsumerLab terbaru menunjukkan bahwa seiring dengan semakin lazimnya aplikasi-aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI), ekspektasi pengguna terhadap konektivitas yang lebih baik pun meningkat.

“Hal ini mencerminkan ekspektasi konsumen terhadap kemampuan aplikasi AI di masa depan – mungkin terkait dengan pembuatan gambar, audio, atau video – dan kesediaan mereka untuk membayar agar kemampuan tersebut dapat bekerja dengan cepat dan berkualitas tinggi. Hal ini menandakan adanya peluang bagi CSP secara global untuk memenuhi permintaan ini melalui pengalaman konektivitas yang disesuaikan,” ujarnya.

Sethi mengatakan bahwa potensi peningkatan pendapatan konektivitas yang berbeda untuk CSP akan meningkat seiring dengan transisi mereka ke model bisnis berbasis kinerja, menawarkan langganan dan paket yang disesuaikan dengan kinerja yang terjamin untuk segmen konsumen yang berbeda di market.

“Pergeseran ini dapat mendorong peningkatan 5-12% dalam 5G ARPU (Average Revenue Per User) karena pengguna mencari jaminan kinerja yang dapat diandalkan untuk aplikasi tertentu,” katanya.

“Selain itu, ada peluang untuk membuka sumber pendapatan baru dari permintaan yang signifikan di antara pengguna 5G untuk aplikasi berkinerja tinggi dengan satu dari tiga pengguna smartphone 5G bersedia mengalokasikan 10% dari pengeluaran aplikasi seluler mereka saat ini untuk membeli aplikasi dengan konektivitas yang lebih tinggi. Dengan membuka API jaringan Quality on Demand (QoD) kepada para pengembang, CSP dapat memanfaatkan permintaan ini, sehingga memungkinkan para pengembang untuk menawarkan pengalaman premium dan berkinerja tinggi serta membuka aliran pendapatan baru dalam prosesnya,” tuturnya.

Kesimpulan utama dari penelitian ini:

  • Kesediaan untuk Membayar: 35% pengguna 5G global bersedia membayar lebih untuk konektivitas yang berbeda yang menjamin kinerja yang lebih baik untuk tugas-tugas penting
  • Segmen Pencari Jaminan: Berlawanan dengan keyakinan bahwa pengguna tidak akan membayar lebih untuk konektivitas, survei mengidentifikasi 20% pengguna, yang dikenal sebagai ‘Pencari Jaminan’, secara aktif mencari konektivitas yang lebih tinggi untuk aplikasi penting dan bersedia membayar untuk itu
  • Permintaan aplikasi AI generatif: Jumlah pengguna ponsel pintar yang menggunakan aplikasi AI generatif setiap minggunya, diharapkan akan meningkat 2,5 kali lipat dalam lima tahun ke depan. Satu dari empat pengguna AI saat ini telah bersedia membayar 35 persen lebih mahal untuk konektivitas yang berbeda guna memastikan kinerja yang cepat dan responsif dari aplikasi yang digerakkan oleh AI
  • Perjalanan lima tahap untuk CSP: Studi ini menguraikan jalur untuk CSP dari broadband seluler yang tidak dibedakan menjadi model berbasis kinerja dan berbasis platform, di mana API jaringan memberdayakan pengembang untuk menciptakan pengalaman aplikasi yang disesuaikan. (*/GK)

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments