Sunday, December 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeNasionalSilaturahmi Jelang Natal di Minomartani: Tujuh Organisasi Pemuda Lintas Iman dan Cucu...

Silaturahmi Jelang Natal di Minomartani: Tujuh Organisasi Pemuda Lintas Iman dan Cucu Sultan HB X Bertemu

Sleman, benang.id – Pimpinan tujuh organisasi pemuda lintas iman mengadakan tali silaturahmi menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Kunjungan tali silaturahmi ini diadakan di Gereja Kristen Jawa yang berdampingan dengan Gereja Katolik St Petrus dan Paulus di Desa Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Jumat (20/12/2024).

Ketujuh pimpinan organisasi itu adalah Ketum GP Ansor Addin Jauharudin, Ketum Pemuda Katolik (PK) Stefanus Asat Gusma, Ketum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat, Ketum Pemuda Hindu (PERADAH) I Gede Ariawan, Ketum Pemuda Konghucu (GEMAKU) Kristan, dan Waketum Pemuda Budha (GEMABUDHI) Wiryawan, serta Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah Agung Wijayanto. Turut mendampingi rombongan, Taprof Bidang ideologi Lemhannas RI, AM Putut Prabantoro serta Muhammad Fauzi Purnama dan Azika Jehanda Putra (Mitra Ansor).

Hadir sebagai tuan rumah dalam acara ini, RM Marrel Suryokusumo – yang mewakili Kraton Yogyakarta, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Pendeta Gereja Kristen Jawa Minomartani Kris Suwoyo, Pimpinan Paroki Gereja Katolik St Petrus dan Paulus Minomartani Rm Marcus Crisinus Sadana Hadiwardaya MSF, dan Kapolsek Ngaglik AKP Yulianto serta para tokoh lintas iman yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kapanewon Ngaglik, Sleman.

Ketum GP Ansor Addin Jauharudin (ketiga dari kiri) berbicara pada acara silaturahmi pimpinan tujuh organisasi pemuda lintas iman di Gereja Kristen Jawa di Desa Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Jumat (20/12/2024). Foto: benang.id/Gora Kunjana

Menurut Addin Jauharudin, kunjungan tali silaturahmi menjelang Natal dan Tahun Baru bagi Ansor merupakan suatu tradisi. Ansor melalui Bansernya selalu dan akan terus membantu pengamanan jalannya perayaan Natal dan Tahun Baru di gereja-gereja di seluruh Indonesia. Bahkan sejak tahun 2000, Ansor selalu mengingat Natal sebagai peristiwa kemanusiaan. Karena salah satu anggota Banser, Riyanto, menjadi korban ledakan bom pada 24 Desember 2000. Ia meninggal dunia saat mengamankan perayaan malam Natal di Gereja Eben Haezer Mojokerto, Jawa Timur.

“Kunjungan tali silaturahmi menjelang Natal dan Tahun Baru kali ini memang membawa spirit baru. Di antara organisasi kepemudaan lintas iman sudah terjalin ada ikatan moral. Jalinan ikatan kuat itu didasarkan pada Deklarasi Jakarta – Vatikan yang penandatangannnya disaksikan oleh Paus Fransiskus di Vatikan pada 21 Agustus 2024,“ ujar Addin Jauharudin.

Deklarasi Jakarta-Vatikan bertema “Keadilan dan Perdamaian untuk Dunia.” Deklarasi ini memuat tiga poin utama yakni menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai energi positif bagi peradaban dunia, mengajak kaum muda global membangun masyarakat yang toleran dan solid, serta mendukung penyebaran nilai-nilai dari Dokumen Persaudaraan Manusia untuk perdamaian dunia.

Addin menegaskan bahwa persatuan Indonesia yang berdasarkan keberagaman harus senantiasa dikawal oleh seluruh bangsa Indonesia.

Ketum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma (berdiri) menyampaikan pernyataan pada acara silaturahmi pimpinan tujuh organisasi pemuda lintas iman di Gereja Kristen Jawa di Desa Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Jumat (20/12/2024). Foto: benang.id/Gora Kunjana

Menurut Asat Gusma, kunjungan kali ini menyesuaikan dengan thema Perayaan Natal Nasional 2024 yakni “Marilah sekarang kita ke Bethlehem …”. Bethlehem adalah sebuah desa kecil di mana Yesus lahir. Makna Betlehem juga memberi pengertian gua atau kandang ternak yang sangat sederhana. Oleh karena itu, kunjungan kali ini ingin mengemukakan kesederhanaan, keterbukaan, kabar sukacita dan kehadiran Allah di dunia. Oleh karena itu, kunjungan tali silaturahmi organisasi pemuda lintas iman kali ini ke wilayah yang kecil yakni kecamatan atau Kapanewon. “Semoga kunjungan tali silaturahmi ini menguatkan ikatan persatuan dalam keberagaman masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Sahat MP Sinurat dari GAMKI mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekannya sesama organisasi pemuda lintas agama. Alasannya adalah, rekan-rekan organisasi pemuda lintas agama telah mencontohkan bagaimana menjaga perbedaan sebagai kekuatan bangsa kita. “Kami optimis, selama generasi muda selalu berusaha mengarustamakan nilai-nilai Pancasila, maka masa depan peradaban bangsa Indonesia akan maju dan berkelanjutan,” ujar Sahat Sinurat.

Pendeta Gereja Kristen Jawa Minomartani Kris Suwoyo saat memberikan sambutan pada acara silaturahmi pimpinan tujuh organisasi pemuda lintas iman di Gereja Kristen Jawa di Desa Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Jumat (20/12/2024). Foto: benang.id/Gora Kunjana

Sementara dari PERADAH, I Gede Ariawan menjelaskan, Pemuda Hindu berkomitmen dan bersedia untuk menerima kelompok lain secara sama tanpa melihat perbedaan latar belakang. Hal ini didasari pada ungkapan Vasudhaiva Kutumbakam, tat wam asi. Artinya, membangun semangat persaudaraan dan kekeluargaan yang berlaku bagi seluruh umat manusia tanpa melihat perbedaan. Ungkapan ini mendorong manusia untuk memikirkan kesejahteraan sesamanya dengan cara memupuk solidaritas dan tanggung jawab global, toleransi, pembangunan manusia berkelanjutan, perdamaian, dan toleransi terhadap perbedaan. Kebhinnekaan dan keberagaman menjadi ciri khas bangsa indonesia.

Silaturahmi menjelang Natal, menurut Kristan dari GEMAKU adalah momentum yang dapat diteladani dengan keterlibatan para pemuda lintas agama. Ia berharap, Natal kali ini dapat terus mewujudkan semangat perdamaian hati bangsa Indonesia, dan teladan Kasih dari Yesus. Sekalipun berbeda keyakinan, toleransi dan saling hormat harus dikedepankan.

Hal yang sama juga diungkapkan Wiryawan dari GEMABUDHI. Ditegaskan, Natal 2024 semoga dapat menjadi momentum mengeratkan dan menguatkan tali persatuan seluruh bangsa. Silaturahmi merupakan adat budaya bangsa Indonesia yang perlu dijaga terus. Hanya dengan saling bersilaturahmi Indonesia menjadi kuat dalam persatuan.

Pentingnya Filosofi “Memayu Hayuning Bawono”

Cucu Sultan HB X – RM Marrel Suryokusumo saat memberikan sambutan pada acara silaturahmi pimpinan tujuh organisasi pemuda lintas iman di Gereja Kristen Jawa di Desa Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Jumat (20/12/2024). Foto: benang.id/Gora Kunjana

Sementara itu, Gusthilantika Marrel Suryokusumo yang akrab disapa Mas Marrel mengatakan silaturahmi pemuda lintas iman ini merupakan simbol yang sangat penting untuk negara dan juga untuk Kota Yogyakarta. Karena ini merupakan simbol keberagaman, kebersamaan, dan kebebasan dalam beragama dan berkepercayaan.

“Yogyakarta selalu menjadi simbol keberagaman. Kraton Ngayogjakarto apalagi Ngarso Dalem yang selalu menyampaikan bahwa seluruh agama harus dijunjung dan dilindungi di Yogyakarta. Dan juga di berbagai kesempatan belliau selalu menyampaikan bahwa yang besar atau mayoritas harus bisa melindungi yang kecil atau minoritas,” ujarnya.

Menurut Mas Marrel, bentuk konkret menjaga keberagaman adalah bagaimana sesama manusia, sesama ciptaan-Nya bisa memberikan rasa aman dan rasa nyaman apapun agamanya, apapun kepercayaannya. “Ini suatu hal yang paling penting karena Jogja ini selalu menjadi benchmark. Apakah di ranah pendidikan, kehidupan bermasyarakat, kehidupan politik dan juga kehidupan beragama,” jelasnya.

Pimpinan Paroki Gereja Katolik St Petrus dan Paulus Minomartani Rm Marcus Crisinus Sadana Hadiwardaya MSF saat memberikan sambutan pada acara silaturahmi pimpinan tujuh organisasi pemuda lintas iman di Gereja Kristen Jawa di Desa Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Jumat (20/12/2024). Foto: benang.id/Gora Kunjana

Ia mengungkapkan bahwa tidak sedikit tantangan yang muncul di Jogja, yang terus mencoba menantang akan keberagaman itu. Berbagai kasus kadang muncul tapi Kraton Ngayogjakarto selalu tegas bahwa kebebasan beragama itu jadi pilihan nomor satu.

“Beliau (Sultan HB X) sangat mengedepankan bagaimana kehidupan sesama itu bisa terus berlangsung dengan harmonis. Apalagi yang menjadi penting salah satu filosofi Kraton Yogyakarta adalah ‘memayu hayuning bawono’ atau bisa diartikan menjaga dan melestarikan atau mempercantik ciptaan-Nya atau ciptaan Tuhan. Itu harus menjadi tujuan bersama, menjadi goal bersama. Kita hanya bisa mencapai itu dan menjaga apa yang menjadi ciptaan-Nya dengan merangkul semua pihak, dengan merangkul semua orang apapun agamanya, budayanya, apapun asalnya,” katanya.

Ia kemudian menyebutkan banyak sekali masyarakat datang dari berbagai tempat dari Sabang sampai Merauke yang sekolah tetapi setelah selesai sekolah akhirnya menetap di Jogja mungkin karena nyaman. “Kita harus berbangga karena banyak sekali orang yang merasa nyaman hidup di Jogja. Bukan berati juga budaya dan nilai-nilai Jogja ini harus terkikis. Tetapi justru kita harus menularkan budaya dan nilai-nilai Jogja kepada mereka yang memiliki agama dan budaya berbeda,” ucapnya.

Dalam berbagai kesempatan terutama kepada mahasiswa, Ia juga menyampaikan bagaimana bisa menularkan nilai-nilai Jogja ini supaya ketika nanti kembali ke daerah asalnya mereka ingat dengan nilai-nilai di Jogja, apa yang membuat mereka nyaman. Begitu juga sebaliknya warga Jogja bisa belajar dari budaya dan agama lain, atau dari orang-orang luar Jogja. “Karena hanya dengan itu kita bisa terus bersatu dan akhirnya budaya itu mengajarkan juga nilai-nilai kemanusiaan dan juga nilai-nilai keagamaan. Semoga acara ke depan, silaturahmi ini bisa berlanjut dan terus terbuka supaya yang namanya relasi, hubunngan kita terus saling menjaga. Artinya hubungan itu bisa terus berkembang dan berbunga menjadi sesuatu yang cantik,” tutupnya.

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa saat memberikan sambutan pada acara silaturahmi pimpinan tujuh organisasi pemuda lintas iman di Gereja Kristen Jawa di Desa Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Jumat (20/12/2024). Foto: benang.id/Gora Kunjana

Adapun Wabup Sleman Danang Maharsa mengharapkan kunjungan para pimpinan pemuda lintas iman ini bisa makin mempererat persaudaraan yang terjadi di daerah ini. Ia mengungkapkan bahwa semua perbedaan ada di Kabupaten Sleman baik suku, agama, golongan dan sebagainya. Karena hampir setiap tahun Sleman itu dikunjungi sekitar 200 ribu mahasiswa baru yang datang dari seluruh provinsi di Indonesia.

“Tentu mereka datang dengan membawa budaya dan juga perbedaan dari daerah masing-masing. sehingga jika hal ini tidak kita antisipasi dengan cermat tentunya bakal menimbulkan permasalahan. Namun selama ini karena komunikasi kami pemerintah daerah dengan FKUB berjalan dengan lancar sehingga semua permasalahan terkait dengan perbedaan dan keberagaman ini bisa kita selesaikan secara musyawarah dan baik-baik,” paparnya.

Foto bersama usai silaturahmi pimpinan tujuh organisasi pemuda lintas iman di Gereja Kristen Jawa di Desa Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Jumat (20/12/2024). Foto: benang.id/Rendy Patria

Danang menegaskan bahwa kalaupun ada masalah konflik pemantiknya bukan masalah warga dan umat beragama tetapi disebabkan oleh satu dua orang yang memang ingin memprovokasi. Pasalnya, hubungan antarumat beragama selama ini sudah berjalan baik. Contoh terkait Nataru misalnya selama ini umat muslim ikut menjaga dan mengamankan perayaan Natal di gereja-gereja di Kabupaten Sleman. “Sebaliknya jika pas Idul Fitri teman pemuda umat Kristiani juga ikut membantu menjaga keamanan sholat Ied yang terjadi. Hal itu mencerminkan bahwa kerukunan umat beragama di Kabupaten Sleman ini berjalan dengan baik,” ujarnya.

Terakhir, Danang Maharsa menekankan bahwa Pemkab Sleman selalu memantau dan mengutamakan kesejehteraan masyarakat dengan memberi bantuan kepada semua agama untuk memperingati hari perayaan masing-masing agama. “Kami ingin semua umat beragama yang ada di Kabupaten Sleman mempunyai kesatuan di dalam NKRI dan berdasarkan Pancasila,” pungkasnya. (*/GK)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments