Jakarta, benang.id – Produksi CPO dan PKO bulan Oktober 2024 mencapai 4.843 ribu ton, lebih tinggi 9,69% dibanding produksi bulan September sebesar 4.415 ribu ton. Demikian data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) yang disampaikan Direktur Eksekutif Mukti Sardjono di Jakarta, Selasa (24/12/2024).
“Secara YoY sampai dengan bulan Oktober, produksi CPO dan PKO tahun 2024 adalah 43.780 ribu ton atau 4,56% lebih rendah dari periode yang sama tahun 2023 yaitu sebesar 45.776 ribu ton,” jelasnya.
Adapun total konsumsi dalam negeri naik menjadi 2.083 ribu ton dari 1.989 ribu ton pada bulan September 2024. Konsumsi untuk biodiesel naik menjadi 1.052 ribu ton pada Oktober dari 934 ribu ton pada bulan September 2024 (+12,07%).
Sedangkan konsumsi minyak sawit untuk pangan turun dari 865 ribu ton pada September 2024 menjadi 845 ribu ton pada bulan Oktober (-2,31%) dan untuk oleokimia turun menjadi 186 ribu ton pada bulan Oktober dari 190 ribu ton pada bulan September (-2,11%).
Lebih jauh diungkapkan Mukti Sardjono, secara YoY sampai dengan bulan Oktober, total konsumsi dalam negeri tahun 2024 mencapai 19.642 ribu ton atau 1,90% lebih tinggi dari tahun 2023 sebesar 19.276 ribu ton.
Konsumsi untuk pangan, kata Mukti, mencapai 8.375 ribu ton atau 3,64% lebih rendah dari tahun lalu sebesar 8.680 ribu ton, oleokimia 1.860 atau lebih rendah 1,48% dari tahun sebelumnya sebesar 1.888 ribu ton, sedangkan biodiesel mencapai 9.407 ribu ton atau lebih tinggi 8.01% dari tahun sebelumnya sebesar 8.709 ribu ton.
Mukti Sardjono menyebutkan bahwa total ekspor naik kembali dari 2.260 ribu ton pada September menjadi 2.888 ribu ton pada bulan Oktober atau naik sebesar 27,79%. Kenaikan yang besar terjadi pada produk olahan CPO dari 1.573 ribu ton pada bulan September menjadi 2.071 ribu ton pada bulan Oktober (+31,66%), diikuti CPO yang naik dari 128 ribu ton pada September 345 ribu ton pada bulan Oktober (+169,53%), sedangkan ekspor oleokimia turun dari 408 ribu ton pada bulan September menjadi 354 ribu ton pada bulan Oktober (-13,23%).
Menurut negara tujuannya, lanjut dia, kenaikan ekspor di bulan Oktober terjadi untuk tujuan India, EU, Afrika, Pakistan, Timur Tengah, Bangladesh dan Malaysia, sedangkan untuk tujuan China dan USA turun.
Ekspor untuk tujuan India naik dari 242 ribu ton di September menjadi 719 ribu ton di bulan Oktober, sedangkan untuk tujuan EU naik dari 230 ribu ton menjadi 294 ribu ton, Pakistan dari 174 ribu ton menjadi 237 ribu ton, Timur Tengah dari 112 ribu ton menjadi 171 ribu ton, Bangladesh dari 35 ribu ton menjadi 111 ribu ton dan Malaysia dari 73 ribu ton menjadi 91 ribu ton.
“Ekspor ke China turun dari 487 ribu ton pada bulan September menjadi 437 ribu ton pada bulan Oktober sedangkan USA turun dari 231 ribu ton ton menjadi 158 ribu ton,” ujarnya.
Ia menambahkan, secara YoY sampai dengan September, ekspor ke China tahun 2024 lebih rendah 33,3% dari tahun 2023, demikian juga India 10,7% lebih rendah, Bangladesh 26,7% lebih rendah dan Malaysia 34,3% lebih rendah sedangkan untuk tujuan Timur Tengah 18,2% lebih tinggi dan Pakistan 1,3% lebih tinggi. Secara nasional ekspor tahun 2024 lebih rendah 10,0% dibandingkan dengan ekspor 2023 untuk periode Januari-Oktober.
Nilai ekspor bulan Oktober mencapai US$2.943 juta atau lebih tinggi 34,82% dari bulan September sebesar US$2.183 juta. Secara YoY sampai dengan bulan September nilai ekspor tahun 2024 mencapai US$22.472 juta atau 12,2% lebih rendah dari nilai ekspor 2023 sebesar US$25.584 juta.
“Dengan produksi yang mengalami kenaikan 9,69% konsumsi dalam negeri yang naik 1,90% dan ekspor yang naik 27,8%, maka stok akhir Oktober turun menjadi 2.502 ribu ton dari 2.622 ribu ton pada akhir September 2024,” pungkasnya. (*/GK)