Sambutan Uskup Didik Tak Kalah Lucu
Surabaya, benang.id – Selain memenuhi berbagai syarat formal Gereja, seorang imam yang diangkat menjadi seorang Uskup haruslah lucu atau setidaknya suka tertawa. Seloroh tersebut dikemukakan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Antonius Subianto Bunyamin OSC saat memberikan sambutan usai Misa Tahbisan Uskup Keuskupan Surabaya, Mgr Agustinus Tri Budi Utomo Pr atau yang selama ini akrab disapa Romo Didik, di Widya Mandala Hall, Surabaya, Jawa Timur, Rabu pagi (22/1/2025).
“Tadi saya berbicara dengan Bapa Uskup Didik, beliau berkata ‘Sulit sekarang menjadi Uskup, karena menjadi Uskup sekarang itu harus lucu’. Beliau berkata ‘eh saya tak bisa lucu tapi saya bisa tertawa’. Maka jadi Uskup itu sekarang harus lucu atau bisa tertawa. Yang parah tidak lucu, tidak bisa tertawa,” tutur Uskup Bandung tersebut, yang sontak disambut tepuk tangan dan gelak tawa para hadirin.
Simak sambutan lengkap Mgr Antonius Subianto Bunyamin di sini https://www.youtube.com/watch?v=dCThjrXvZFQ (Sumber: youtube Rm Aloysius Budi Purnomo Pr, Sekretaris Komisi HAK KWI)
Mgr Anton mengungkapkan bahwa Uskup Didik dalam penggembalaannya hendak mengasihi imam dan umatnya untuk mengalami kasih Yesus hingga mereka pun saling mengasihi satu sama lain.
“Maka kita yakin bahwa di bawah penggembalaan Bapa Uskup Didik, akan ada damai sejahtera, dan sukacita di Keuskupan Surabaya ini,” katanya.
“Profisiat Bapa Uskup Didik, bersama seluruh Uskup Indonesia saya mengucapkan selamat datang kepada Bapa Uskup Didik di Konferensi Waligereja Indonesia selamat berkarya. Terima kasih kepada seluruh umat gereja Keuskupan Surabaya yang bekerja sama bersama para imamnya untuk peristiwa hari ini,” ujar Mgr Anton menutup sambatunnya.
Hp error karena banjir ucapan selamat
Mengawali sambutan perdananya sebagai Uskup Surabaya, Mgr Agustinus Tri Budi Utomo menceritakan bahwa Ketua KWI Mgr Antonius Subianto Bunyamin memberikan perhatian yang besar atas penunjukan dirinya menjadi Uskup.
“Sungguh saya merasa (diperhatikan-red) yang belum tahbisan, jam setengah satu malam sesudah pengumuman beliau baru tiba dari Roma mengikuti sinode para uskup masih di Cengkareng (bandara SoekarnoHatta-red) menelpon dan mengucapkan selamat kepada saya. Untung saya belum tidur. Tetapi sesudah Monsinyur Anton telpon, dan sesudah itu telpon saya rusak, tidak bisa dipakai lagi karena dibombardir oleh gambar dan ucapan selamat,” tuturnya, yang disambut gelak tawa hadirian yang tak kalah serunya.
Simak sambutan lengkap Mgr Agustinus Tri Utomo di sini https://www.youtube.com/watch?v=dbot9ZPhwWg (Sumber: youtube Rm Aloysius Budi Purnomo Pr, Sekretaris Komisi HAK KWI)
Dalam sambutannya, Uskup Didik mengungkapkan selama 5 tahun bertugas di Kalimantan ia telah memperoleh ilmu setingkat doktoral, yaitu Ilmu Senyum Semesta. “Di Kalimantanlah saya diajari selalu tersenyum bahkan dengan pohon atau bahkan dengan ular yang lewat. Bahkan ketika saya dilatih oleh Tuhan tersesat semalaman di tengah hutan di sanalah saya harus tersenyum dengan ketakutan. Ketakutan itu pun layak untuk disenyumi untuk akhirnya sampai kepada Tuhan yang tersenyum kepada saya. Ternyata Tuhan lebih dahulu tersenyum,” bebernya.
Mencintai seperti Kristus Mencintai
Sesuai aturan dalam hukum Gereja, seorang imam yang ditunjuk menjadi uskup hendaknya ditahbiskan dalam waktu tiga bulan sejak diumumkan. Paus Fransiskus telah memilih Pastor Agustinus Tri Budi Utomo sebagai Uskup Surabaya dan diumumkan secara resmi pada Selasa, 29 Oktober 2024. Mgr Agustinus –mengisi jabatan Uskup Keuskupan Surabaya yang kosong selama hampir 15 bulan sejak meninggalnya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono pada tanggal 10 Agustus 2023– ditahbiskan pada 22 Januari 2025.
Uskup Surabaya, Mgr Agustinus Tri Budi Utomo memilih moto tahbisan “Diligere Sicut Christus Dilexit”, ‘Mencintai seperti Kristus Mencintai’. Moto tahbisan episkopal Mgr Agustinus terinspirasi dari moto tahbisan imamatnya pada 1996.
“Supaya kasih yang kau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka” (Yohanes 17:26). Selanjutnya, refleksi ini sampai pada Yohanes 15:12, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu”.
Tahbisan uskup merupakan simbol kepenuhan Sakramen Imamat dan keseluruhan pelayanan suci, dan dengan itu juga menjadikannya sah sebagai pengganti para rasul. Misa Tahbisan Uskup Surabaya Mgr Agustinus Tri Utomo dipimpin Nunsius Apostolik (Duta Besar Vatikan) untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo, sebagai penahbis utama, dihadiri oleh para uskup dari seluruh Keuskupan di Indonesia, para imam, biarawan-biarawati, serta umat sekitar 2500 undangan. (*/GK)