Jakarta, benang.id – Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid sebesar 5,12% pada Kuartal II 2025, melampaui ekspektasi pasar dan didukung oleh inflasi yang terkendali, menciptakan fondasi kuat untuk laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini. Sentimen positif ini muncul setelah pada pekan sebelumnya IHSG ditutup melemah tipis -0,06% di tengah aksi jual asing.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi menjelaskan terdapat 2 sentimen besar yang memengaruhi pergerakan IHSG selama 1 pekan terakhir. Pertama, data pertumbuhan ekonomi dan kedua adalah rebalancing MSCI.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 sebesar 5,12% (yoy), angka ini jauh di atas ekspektasi pasar 4,8% (yoy), sehingga ketika rilis data ini, IHSG ditutup menguat +0,68% diikuti oleh inflow sebanyak Rp647 miliar.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q2 ini juga berada di atas negara tetangga seperti Malaysia yang hanya tumbuh 4,5% dan Singapura 4,3%,” terang imam.
Adapun sektor yang mencatatkan pertumbuhan yang paling tinggi yaitu Transportasi & Pergudangan, Jasa Perusahaan, dan Jasa lainnya yang masing-masing tumbuh 8,52%(yoy), 9,31(yoy), & 11,31%. Tumbuhnya ketiga sektor ini didukung oleh beberapa agenda tahunan seperti perayaan hari besar keagamaan, banyaknya libur nasional dan cuti bersama.
Dengan banyaknya hari libur ini membuat jumlah perjalanan wisatawan tumbuh 22,32% (yoy). Dicerminkan juga dari angkutan rel yang tumbuh 9,17% (yoy), angkutan laut tumbuh 16,79%(yoy) dan Indeks Penjualan Eceran Bahan Bakar Kendaraan Bermotor tumbuh 8,66% (yoy.
“Ini membuktikan bahwa mesin konsumsi domestik yang didorong oleh mobilitas masyarakat menjadi penopang utama pertumbuhan kita di kuartal kedua. Momentum liburan dan berbagai stimulus pemerintah benar-benar efektif menggerakkan roda perekonomian,” jelas Imam.
Terlebih pemerintah juga memberikan berbagai stimulus sebagai booster pertumbuhan ekonomi di Q2, seperti diskon transportasi, bansos, subsidi upah, dan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja.
Tumbuhnya ekonomi Indonesia di Q2 yang jauh di atas ekspektasi pasar juga meningkatkan optimisme pelaku pasar di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi baik karena faktor internal domestik maupun global.
Selain pertumbuhan ekonomi, pasar pada pekan lalu juga dibayangi oleh pengumuman Indeks MSCI, pelaku pasar fokus pada 3 saham yang digadang-gadang akan masuk Indeks ini, yaitu CUAN, BREN, dan PTRO, terlebih ketiga saham ini mempunyai bobot yang cukup besar terhadap IHSG, sehingga baik masuk atau tidak, pergerakannya akan sangat berpengaruh besar terhadap pergerakan IHSG. Masuknya CUAN ke dalam MSCI Global Standard Index berpotensi memicu inflow signifikan dari dana institusi global mengingat banyaknya passive fund yang mereplikasi indeks ini.
Proyeksi dan Rekomendasi IPOT Pekan Ini

Berbicara tentang potensi market pekan ini 11-15 Agustus 2025, Imam menegaskan pelaku pasar akan fokus pada setidaknya 3 data. Pertama, CPI yang diproyeksikan naik ke 2,8%(yoy) dari periode sebelumnya 2,7%(yoy). Kedua, Industrial Production Tiongkok yang diproyeksikan turun ke 5,8%(yoy) dari sebelumnya 6,8% (yoy). Ketiga, data pertumbuhan ekonomi Jepang (Preliminary). Data dari Jepang ini penting dipantau karena Jepang adalah salah satu mitra dagang dan investor terbesar Indonesia.
Merespons dinamika pasar ini IPOT yang kini telah bertransformasi menjadi Wealth Creation Platform merekomendasikan saham perbankan, telekomunikasi dan properti dengan Booster Modal dan instrumen obligasi prospektif yang bisa dikelola dengan fitur Multi Account untuk memisahkan setiap strategi ataupun tujuan investasi sehingga risiko lebih mudah untuk dikelola dan fitur Shared Access yang dapat digunakan keluarga dan komunitas untuk berkolaborasi dan berinvestasi bersama.

1. Buy BTPS (Entry 1440, Target 1520 dan Stop Loss <1400). Rilisnya data pertumbuhan ekonomi yang berada di atas ekspektasi pasar akan memunculkan optimis di pasar yang pada akhirnya berpotensi membuka peluang pengusaha atau UMKM untuk berekspansi dan mengajukan pinjaman ke industri perbankan salah satunya BTPS yang tentu akan diuntungkan.
2. Buy EXCL (Entry 2640, Target 2760 dan Stop Loss <2580). Sebagai perusahaan yang bergerak di industri telekomunikasi, pertumbuhan ekonomi merupakan data yang sangat penting bagi EXCL. Jika ekonomi tumbuh permintaan internet dan paket data akan meningkat baik dari sisi industri yang berekspansi maupun ritel yang telah membaik dari sisi daya beli. Terlebih sebagai perusahaan padat modal, potensi pemangkasan suku bunga kedepan juga akan menjadi katalis positif tambahan bagi EXCL.
3. Buy BSDE (Entry 835, Target 885 dan Stop Loss <810). Pertumbuhan ekonomi Indonesia punya pengaruh besar terhadap sektor properti, karena properti sangat sensitif terhadap daya beli, kepercayaan konsumen, dan likuiditas pasar. Saat ekonomi tumbuh, pendapatan rata-rata masyarakat biasanya ikut meningkat. Peningkatan daya beli ini mendorong permintaan rumah, apartemen, ruko, maupun properti komersial.
4. Buy Obligasi FR0091. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap solid di kisaran 5%, dengan inflasi terkendali di bawah 3%, dengan arah kebijakan moneter Bank Indonesia cenderung akomodatif, FR0091 menjadi pilihan strategis bagi investor di tengah tren penurunan suku bunga. (*/GK)