Jakarta, benang.id – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat produksi minyak mentah atau Cride Palm Oil (CPO) bulan Juni 2025 mencapai 4.823 ribu ton naik dari 4.165 ribu ton produksi di bulan sebelumnya. Produksi PKO bulan Juni juga naik menjadi 465 ribu ton dari 396 ribu ton. Secara YoY sampai dengan bulan Juni, produksi CPO+PKO tahun 2025 mencapai 27.889 ribu ton atau naik sekitar 6,51% lebih tinggi dari produksi tahun 2024 sebesar 26.185 ribu ton.
“Total konsumsi dalam negeri mengalami sedikit peningkatan. Konsumsi oleokimia naik menjadi 192 ribu ton atau +2,67% dari bulan sebelumnya sebesar 187 ribu ton. Konsumsi biodiesel naik menjadi 1.080 ribu ton atau +3,95% dari bulan sebelumnya sebesar 1.039 ribu ton sedangkan konsumsi pangan pada bulan Juni turun menjadi 800 ribu ton dari 803 ribu ton pada bulan sebelumnya atau turun sebesar -0,37%.,” tutur Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (21/8/2025)..
Ia menambahkan bahwa total ekspor produk sawit pada bulan Juni naik menjadi 3.606 ribu ton atau +35,37% dari ekspor bulan sebelumnya sebesar 2.664 ribu ton. Kenaikan ekspor terbesar terjadi pada minyak sawit olahan yang naik menjadi 2.599 ribu ton dari 1.967 ribu ton pada bulan Juni (+32,13%) di ikuti CPO yang naik menjadi 418 ribu ton dari 164 ribu ton pada bulan Juni (+155,67%) sedangkan ekspor oleokimia mengalami penurunan menjadi 420 ribu ton dari 437 ribu ton pada bulan Juni (-3,74%).

Menurut negara tujuannya, lanjut Mukti Sardjono, kenaikan ekspor pada bulan Juni dari bulan sebelumnya antara lain; China (283 ribu ton), India (224 ribu ton), Afrika (125 ribu ton), Pakistan (69 ribu ton), Rusia (65 ribu ton), USA (58 ribu ton), Bangladesh (47 ribu ton), Malaysia (39 ribu ton), dan EU-27 (10 ribu ton).
“Nilai ekspor produk sawit bulan Juni mengalami kenaikan dari US$ 2,822 miliar di bulan Mei menjadi US$ 3,636 miliar pada bulan Juni atau naik sebesar 28,84%. Secara YoY sampai dengan bulan Juni, nilai ekspor 2025 mencapai US$ 17,277 miliar lebih tinggi +34,64% dari ekspor tahun 2024 sebesar US$ 12,832 miliar,” jelasnya.
Ia menjelaskan, peningkatan nilai ekspor yang terjadi selain karena kenaikan volume ekspor, juga karena harga rata-rata Januari-Juni tahun 2025 sebesar US$ 1.180/ton Cif Rotterdam yang lebih tinggi dari rata-rata Januari-Juni tahun 2024 sebesar US$ 1.000/ton Cif Rotterdam.
“Dengan stok awal bulan Juni sebesar 2.916 ribu ton, produksi CPO+PKO naik menjadi 5.289 ribu ton, konsumsi dalam negeri naik menjadi 2.072 ribu ton dan ekspor naik menjadi 3.606 ribu ton, stok di akhir Juni turun menjadi 2.530 ribu ton,” pungkasnya. (*/GK)