Thursday, August 28, 2025
No menu items!
spot_img
HomeNasionalKafegama dan UAJY Gelar Semnas Menyelamatkan Nasib PTS

Kafegama dan UAJY Gelar Semnas Menyelamatkan Nasib PTS

Yogyakarta, benang.id – Dalam beberapa tahun terakhir mayoritas Perguruan Tinggi Swasta (PTS) mengalami penurunan jumlah mahasiswa baru. Merespons kondisi tersebut, Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (Kafegama) DIY dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menyelenggarakan Seminar Nasional (Semnas) dengan topik “Menyelamatkan Nasib Perguruan Tinggi Swasta (PTS)”.

Seminar yang diadakan di Auditorium Kampus UAJY Babarsari, Yogyakarta. Rabu (27/8/2025), ini didukung oleh LLDIKTI V DIY, APTISI V DIY dan Kantor Perwakilan BI DIY. Seminar menghadirkan narasumber Prof Dr Fathul Wahid (Ketua APTISI V DIY/Rektor UII), Prof Dr Ainun Naim (Guru Besar FEB UGM) dan Sri Darmadi Sudibyo (Kepala Perwakilan BI DIY).

Hadir pula narasumber secara daring Prof Dr M Najib (Direktur Kelembagaan, Ditjen Dikti, Kemendiktisaintek RI). Sedangkan bertindak sebagai penanggap materi seminar Prof Dr Didi Achjari (Ketua ISEI Cabang Yogyakartra), dan sebagai moderator Prof Dr Edy Suandi Hamid (Rektor UWM Yogyakarta).

Semnas dibuka oleh Dr G Sri Nurhartanto (Rektor UAJY) dengan memberikan sambutan. Sementara sambutan pengantar seminar diberikan oleh Prof Dr Setyabudi Indartono (Kepala LLDIKTI V DIY), dan sambutan selamat datang disampaikan Dr Bogat AR (Kepala Kafegama DIY). Seminar yang digelar secara hybrid ini diikuti 150 Pimpinan PTS se-DIY secara luring dan 200 peserta lainnya secara daring.

Dr G Sri Nurhartanto, Rektor UAJY.

Dalam semnas tersebut terungkap beberapa penyebab penurunan jumlah mahasiswa PTS. Pertama, pada beberapa tahun sebelumnya penerimaan mahasiswa baru sebagian Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jalur mandiri dibuka sampai akhir bulan Agustus. Pada tahun 2025 oleh Kemendikrisaintek dibatasi sampai bulan Juli. Sebagian PTN tersebut juga menambah kapasitas atau daya tampung mahasiswa baru yang diterima.

Kedua, kecenderungan PTN untuk membuka program studi (prodi) baru. Kondisi tersebut juga menjadikan kapasitas PTN tersebut meningkat. Peningkatan tesebut menjadikan pangsa pasar PTS mengalami penurunan.

Ketiga, berkaitan dengan menurunnya pendapatan atau daya beli masyarakat. Kondisi tersebut menjadikan sebagian masyarakat, khususnya kelompok berpendapatan tidak tetap, menjadi tidak mampu mengirimkan putra-putrinya untuk kuliah ke luar daerah. Hal ini berkaitan kemampuan untuk membiayai biaya kuliah dan biaya hidup di kota/daerah lain.

Rektor UAJY serahkan cenderamata kepada narsum

Keempat, persaingan antar PTS juga menjadi salah satu penyebab. Data menunjukkan bahwa sebagian PTS di beberapa daerah jumlah mahasiswa barunya justru meningkat. Kondisi ini dimungkinkan jumlah mahasiswa baru PTS di kota tujuan kuliah, termasuk Yogyakarta, jumlahnya juga mengalami penurunan.

Di samping penurunan jumlah mahasiswa, PTS juga menghadapi tantangan untuk keberlanjutan. Tantangan tersebut antara lain regulasi pemerintah yang sering berubah dinamis, tuntutan akreditasi, anggaran infrastruktur yang meningkat dan sebagainya. “PTS memang harus siap menghadapi tantangan dan dinamika regulasi yang ada”, jelas Dr G Sri Nurhartanto, Rektor UAJY.

Kondisi perekonomian saat ini juga mempengaruhi penurunan jumlah mahasiswa baru PTS. Menurut Rektor UAJY, harus diakui sebagian pendapatan orang tua/wali mahasiswa baru mengalami penurunan sehingga menjadikan mereka menunda atau tidak membiayai anaknya di luar kota atau bahkan di kota/daerahnya sendiri.

Foto bersama dalam Semnas Menyelamatkan PTS

Biaya kuliah saat ini menjadi salah pertimbangan utama orang tua/wali untuk membiayai kuliah di PTS”, ungkap Nurhartanto yang juga Dosen Fakultas Hukum UAJY. Menurutnya, ada beberapa variabel penentu keputusan orang tua/wali memutuskan memilih PTS untuk putra-putrinya. Variabel tersebut antara lain, akreditasi prodi, fasilitas infrastruktur, kualitas dosen, kemudahan lulusan mencari pekerjaan dan sebagainya.

Selama ini PTS ikut membantu negara dalam memberikan pelayanan pendidikan tinggi. Jadi sudah menjadi kewajiban negara atau pemerintah untuk membantu PTS. “Mayoritas peserta seminar juga berharap pemerintah memberikan kemudahan terkait regulasi dan biaya akreditasi ditanggung oleh negara”, jelas Dr Y Sri Susilo (Humas Kafegama DIY) yang juga Ketua Panitia Semnas, dalam keterangan persnya.

Semnas ini didukung oleh sejumlah sponsor antara Bank BPD DIY, Bank Jateng, Bank BPR Danagung, Bank BPR MSA, PLN Indonesia Power, Askrindo, SWID dan sejumlah sponsor lainnya. (*/GK)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments