Sleman, benang.id – Komnunitas Koloni Menanam melanjutkan konsistensi yang sudah mereka lakukan sejak 2019, yakni menanami lereng Merapi. Terbaru, komunitas yang beranggotakan pegawai negeri sipil (PNS), pelaku wisata, hingga bengkel motor dan lain sebagainnya itu melakukan penanaman pohon beringin di sekitar hulu Kali Kuning, Umbulharjo, Cangkringan Sleman, Minggu (5/6/2022).
Bukan tanpa alasan mereka menanami lereng Merapi. Anggota Koloni Menanam, M Hendy Leksono mengatakan, lereng Merapi merupakan daerah tangkapan air baku untuk wilayah Sleman dan Kota Yogyakarta. Berbarengan dengan semakin padatnya permukiman di wilayah tersebut, maka kelestarian daerah tangkapan air harus terjaga. Bila sampai rusak, ucap dia, akan menimbulkan permasalah serius bagi Sleman dan Kota Yogyakarta.
“Semangat kami ‘tanam saja lah’. Yang penting menanam. Selanjutnya serahkan pada alam. Kami sudah lakukan ini sejak 2019 sebelum pandemi Covid-19 melanda,” ujar M Hendy Leksono kepada G Pintoko WJ dari benang.id.
Ia menerangkan, hutan di lereng Merapi di wilayah Sleman berada di Kecamatan Cangkringan, Pakem dan Turi yang juga merupakan hulu sungai besar. Saat ini, debit air di hulu sungai kian tipis. Misalnya di Umbul Wadon, Kali Kuning, Desa Umbulharjo, Cangkringan.
Meskipun vegetasi hutan yang masuk kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) sudah dianggap rapat setelah erupsi besar pada 2010, namun tidak membuat debit air di Umbul Wadon seperti sebelum erupsi. Hal itu dikatakan pemerhati lingkungan Merapi, Ragil Suryo Raharjo di sela penanaman beringin.
Dijelaskan Ragil, dipilihnya beringin untuk ditanam di lereng Merapi dengan harapan agar wilayah tersebut makin efektif sebagai daerah tangkapan air. Ia juga berharap agar ada mata air baru yang muncul. “Mata air sangat dibutuhkan masyarakat maupun fauna di lereng Merapi. Sejauh ini, sudah lebih dari 5 ribu pohon yang sudah ditanam,” ucap Ragil.
Anggota Komunitas Menanam lainnya, Tinton Santana menambahkan, bila mencegah kerusakan alam secara keseluruhan adalah hal yang mustahil. Menurut dia, yang bisa diperbuat sekarang ini adalah memperlambat kerusakan alam.
Tinton yang merupakan pemilik bengkel motor di Pakem itu berharap, apa yang dilakukan Komunitas Koloni menanam bisa ditiru berbagai pihak di Sleman dan Kota Yogyakarta. Menurutnya, permasalahan air adalah soal yang sangat serius menyangkut kehidupan generasi berikutnya. Jangan sampai, air bersih dan sehat sebagai salah satu sumber kehidupan semakin sulit didapatkan.
“Makanya mari ‘tanam saja lah’. Semoga bisa jadikan wilayah Yogyakarta tidak mengalami persoaan air baku maupun air bersih. Air adalah barang anyep sing bisa marahi panas,” terangnya.