Jakarta, benang.id – Ketua DPR RI Puan Maharani mengutip pernyataan Soekarno dalam perayaan HUT TNI AU tahun 1951, yang saat itu masih bernama AURI. Pernyataan Bung Karno itu yakni, bila angkatan bersenjata Indonesia ingin sejajar dengan angkatan bersenjata dunia, harus memiliki angkatan udara yang kuat dan siap.
“Jika Angkatan Perang kita hendak berdiri setaraf, setinggi, sederajat dengan angkatan perang dunia internasional, kita harus mempunyai Angkatan Udara yang sebaik-baiknya,” tambah Puan menirukan ucapan sang Proklamator itu saat meresmikan gedung baru di Lanud Iswahjudi, Madiun, Kamis (16/6/2022), seperti dilansir dpr.go.id.
Menurut politisi fraksi PDI-Perjuangan ini, apa yang disampaikan oleh Bung Karno tercermin dalam motto TNI AU, yakni Swa Bhuwana Paksa. Motto tersebut mengandung makna bahwa TNI AU merupakan payung yang melindungi seluruh wilayah kedaulatan Indonesia dan mengangkat harkat martabat bangsa serta bertekad membangunnya untuk menjadi Indonesia yang jaya di udara.
Oleh karenanya, Puan memberi apresiasi dengan hadirnya fasilitas pelatihan Air Combat Maneuvering Instrumentation (ACMI) di Gedung Surindro Supjarso, Lanud Iswahjudi yang baru diresmikan hari ini.
“Air Combat Maneuvering Instrumentation menjadi bagian penting untuk mewujudkan cita-cita Bung Karno tersebut. Karena ACMI menjadi sarana penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan personel TNI Angkatan Udara, terutama Penerbang, ‘Ground Control Interceptor’ atau ‘Fighter Controller’ dan personel pendukung lainnya,” urainya.
Puan menyebut, ACMI menjadi satu sistem senjata untuk mewujudkan TNI AU sebagai Angkatan Udara yang disegani. Ia berharap modernisasi fasilitas TNI AU ikut diimbangi dengan kemajuan perkembangan para prajurit-nya menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
“Sebab teknologi akan terus berkembang, ancaman pertahanan juga akan terus dinamis. Namun ada hal yang tidak berubah, yaitu Indonesia akan terus memerlukan prajurit TNI yang tanggap, tanggon dan trengginas yang memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi,” sebut Puan.
Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyampaikan bahwa pihaknya memastikan akan terus mempelajari dan menyiapkan alat utama sistem persenjataan secara cermat dan hati-hati. Dua hal itu dilakukan sebagai pembina kekuatan TNI AU.
Hal itu dikarenakan, penggunaan alutsista tidak hanya diperuntukkan dalam waktu singkat, namun bisa bertahan lama dan berkelanjutan hingga generasi berikutnya.
“Kami betul-betul mempelajari, menyiapkan dengan hati-hati dan cermat. Tentunya harus membutuhkan perencanaan cermat dari generasi ke generasi dan dilanjutkan,” terang Fadjar.