Jakarta, benang.id – Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan, dalam menghadapi pandemi Covid-19, dunia harus memprioritaskan masyarakat yang paling terkena dampak krisis, seperti pemuda dan perempuan. Oleh karena itu, tema Youth 20 (Y20) Indonesia 2022 Summit, yakni ‘Dari pemulihan ke ketahanan: membangun kembali agenda pemuda’ dinilai sangat relevan dan tepat waktu.
“Saat ini, kita tidak hanya perlu pulih, tetapi kita juga perlu membangun dunia yang tangguh. Menurut saya, ada beberapa cara untuk membangun ketahanan bagi kaum muda,” sebut Puan saat menyampaikan sambutan di kegiatan Networking Night dalam rangkaian Y20 Indonesia 2022 Summit di Jakarta, Minggu (17/7/2022), seperti dilansir dpr.go.id.
Cara pertama yang dapat dilakukan yakni dengan memberdayakan kaum muda, dan meningkatkan partisipasi mereka dalam proses pengambilan keputusan. Puan melanjutkan, langkah yang bisa dilakukan lainnya adalah dengan memastikan suara generasi muda didengar di tingkat global, nasional, dan lokal.
“Representasi politik pemuda perlu diperkuat untuk membawa kepentingan mereka di lembaga formal seperti parlemen, lembaga pemerintah, dan dewan pemuda. Kaum muda adalah masa depan demokrasi mana pun. Kita harus memberdayakan generasi muda untuk menghidupkan kembali demokrasi,” tegas Puan.
Cara kedua yang dapat dilakukan negara-negara dunia, menurut Puan, adalah dengan menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi kaum muda. Sebab, pendidikan bisa menjadi game changer yang mengubah kaum muda untuk menjadi kekuatan positif dalam masyarakat. “Pandemi telah mengganggu pendidikan lebih dari 90 persen anak-anak di seluruh dunia. Bagi banyak siswa, gangguan ini mungkin berdampak permanen bagi masa depan mereka,” jelas cucu Proklamator RI Bung Karno tersebut.
Dalam jangka pendek, prioritas yang perlu dilakukan adalah dengan membantu anak-anak untuk mengejar ketinggalan pembelajaran selama pandemi. Puan menyebut, diperlukan juga sistem pendidikan yang dimodernisasi yang dapat membuat pembelajaran lebih berpusat pada siswa, dinamis, dan kolaboratif.
“Kita perlu mengubah pendidikan sehingga siswa dapat mencapai potensi penuh mereka dengan mempelajari pengetahuan dan teknologi baru. Pendidikan yang berkualitas harus dapat membantu siswa meningkatkan literasi digital dan mengurangi kesenjangan digital,” urainya.
Langkah selanjutnya, masih kata mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) tersebut, adalah dengan menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi yang layak karena pandemi Covid-19 berdampak serius pada pekerja muda. Oleh karenanya, upaya meningkatkan kompetensi pemuda dan menghubungkan mereka dari pembelajaran ke peluang kerja dan kewirausahaan harus dapat dipastikan.
“Ketersediaan pekerjaan yang layak bagi kaum muda juga terkait dengan peluang ekonomi di masa depan, terutama di bidang ekonomi hijau dan digital. Saat kita mengatasi perubahan iklim, kita harus mampu menciptakan pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan seperti di sektor energi terbarukan,” terang Puan.
Meluasnya penggunaan teknologi digital selama pandemi harus dapat dilihat sebagai peluang untuk mempercepat penggunaan teknologi digital bagi generasi muda. Puan pun menilai dibutuhkan pula kontribusi generasi muda dalam menyelesaikan berbagai permasalahan global.
“Kita membutuhkan pemuda sebagai agen pembangunan, sebagai agen untuk mengurangi emisi global dan sebagai pembuat perdamaian. Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, pemuda diharapkan menyebarkan budaya damai dan toleransi,” kata Puan.
Meski begitu, kaum muda harus memiliki pemahaman yang jelas tentang akar penyebab tantangan global untuk dapat melakukannya. Menurut Puan, Y20 cocok untuk membuat rekomendasi tentang bagaimana kaum muda dapat berkontribusi untuk memecahkan tantangan global termasuk untuk pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang adalah agenda global di masa depan.
“Ini sebenarnya agenda kaum muda. Kami tidak akan dapat mencapai tujuan kami untuk tidak meninggalkan siapa pun, mengakhiri kemiskinan, dan menyediakan akses ke layanan kesehatan dan pendidikan pada tahun 2030, jika kami tidak memberdayakan kaum muda,” ucap politisi PDI-Perjuangan itu.
Hadir dalam acara networking night ini 59 orang yang terdiri dari 17 negara delegasi Y20. Kemudian juga ada perwakilan dari organisasi dunia yakni WTO, ADB, dan ASEAN.
Selain itu ada pula beberapa anggota DPR, juga lima Co-chair Y20 Indonesia yakni Michael Victor Sianipar, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Budy Sugandi, Indra Dwi Prasetyo, dan Nurul Hidayatul Ummah.