Friday, November 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeNasionalPenerapan Moderasi Beragama dalam Pendidikan Bangun Rasa Saling Pengertian Sejak Dini

Penerapan Moderasi Beragama dalam Pendidikan Bangun Rasa Saling Pengertian Sejak Dini

Jakarta, benang.id – Pendidikan merupakan faktor penting dalam membangun lingkungan pendidikan yang toleran terhadap semua pemeluk agama. Penerapan moderasi beragama dalam pendidikan yaitu untuk membangun rasa saling pengertian sejak dini antara peserta didik yang mempunyai keyakinan keagamaan yang berbeda, kurikulum atau buku-buku yang diterapkan di sekolah sebaiknya kurikulum yang memuat nilai-nilai pluralisme dan toleransi keberagamaan.

Demikian dikemukakan Inspektur Jenderal Kemendikbud Ristek, Dr Chatarina M Girsang SH SE MH kepada pengurus Lembaga Kajian Pendidikan dan Moderasi Beragama (LKPMB) Indonesia dalam audiensi di sebuah cafe di Senayan Jakarta, Selasa (9/8/2022) .

Turut hadir dalam audiensi Direktur Kajian Pendidikan Dr Cicilia Damayanti, Direktur Kajian Budaya & Moderasi Beragama Dr (Cand) Cl Tindra Matutino Kinasih, Direktur Kebijakan Publik & Kerjasama Antar Lembaga Bondan Wicaksono SE ME.

“Pada akhirnya, dengan menerapkan nilai-nilai budaya religius di sekolah serta kuatnya kepedulian dari guru dan manajemen lembaga pendidikan diharapkan dapat membentuk kebersamaan dan sosial peserta didik, sehingga secara prospektif dapat membangun watak, moral dan peradaban bangsa yang bermartabat dan tidak membeda-bedaka agama orang lain,”imbuh Chatarina.

Direktur Eksekutif LKPMB Indonesia Alfonsus Beo Say SE MM mengatakan bahwa moderasi beragama mutlak diperlukan dan diajarkan kepada peserta didik dan masyarakat luas agar menjadi manusia yang mendamaikan, penuh kasih sayang dan toleran dimasa yang akan datang.

“Moderasi beragama di lembaga pendidikan sangat penting karena guru, dosen, tokoh masyarakat dan para pendidik memiliki peran penting untuk memberikan pemahaman dan pengertian yang luas tentang menghargai perbedaan,” kata Alfonsus dalam siaran persnya.

Selanjutnya, implementasi moderasi beragama proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan menggunakan metode diskusi, kerja kelompak, dan karya wisata. Dengan pahaman tersebut, peserta didik dapat mengimplentasikan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dan masyarakat luas.

“Dengan itu, dapat dengan mudah memberikan pengertian keberagaman, menghargai orang lain, menghargai pendapat orang lain, dan toleran. dalam program pendidikan ini guru bisa menyisipkan topik-topik kebhinekaan dan nilai-nilai moderasi beragama dalam setiap materi pendidikan”, kata dosen Unisadhuguna Business School Jakarta ini.

Lebih lanjut mantan aktivis 98 ini mengatakan bahwa dengan pengulangan moderasi beragama, maka dapat terbentuk karakter yang bijaksana sehingga dapat mengetahui benar-salah tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga mempunyai kesadaran dan pemahaman yang tinggi serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari-hari.

“Saat ini masyarakat tidak hanya bisa toleransi tapi bisa mencintai perbedaan dan sadar perbedaan sumber kekuatan kita dan kalau kita kembali ke budyaa kita, moderat, berbhineka, itu adalah kekuatan asli kita. Moderasi beragama kini menjadi simbol perekat segala bentuk keragaman agama di Indonesia. Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama,” jelas Alfonsus.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments