Yogyakarta, benang.id –Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat memerlukan perencanaan, pelaksanaan, penyerahan dan evaluasi agar dapat berjalan dengan baik.
Demikian dikemukakan Prof Dr Amos Setiadi ST MT dalam webinar bertajuk “Workshop dan Klinik Penulisan Proposal Pengabdian pada Masyarakat Hibah Kemendikbudristek” yang digelar Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (Aptik) bersama Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Senin (8/8/2022) secara daring.
Berbicara dalam salah satu acara dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-57 UAJY, Prof Amos memaparkan materi mengenai Pemberdayaan Masyarakat Melalui PkM.
Amos membuka materi dengan Tembang Pocung yang berisi wejangan untuk membekali manusia dengan berbagai ilmu yang ada dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Pemberdayaan masyarakat melalui pengabdian memerlukan adanya perencanaan atau kerjasama dengan mitra/pemerintah, pelaksanaan yang melibatkan partisipasi masyarakat, penyerahan ini terkait dengan kerja sama dengan OPD/Pemerintah karena pengabdian masyarakat ini tidak hanya berhenti saat kegiatan sudah selesai, akan berlanjut melaksanakan apa yang dikerjakan bersama dan evaluasi untuk mengetahui dampak yang terjadi dengan jangka waktu 1-3 tahun,” jelas Amos.
Pembicara kedua, Eko Hari Parmadi SSi MKom. dengan materi Tips Menyusun Proposal Hibah PkM Mono dan Multi Tahun, menjelaskan bahwa perlunya beberapa hal yang diperhatikan seperti rekam jejak pengurus PkM di simlitabmas, mengikuti format penulisan yang ada di simlitabmas dan memperhatikan periode pengusulan.
“Contoh template proposal berisi judul usulan, ringkasan, kata kunci, pendahuluan untuk menjelaskan mitra yang dipilih, metode pelaksanaan dan daftar pustaka.”, jelas Eko.
Ir Petrus Setyo Prabowo MT IPM, sebagai pembicara ketiga menjelaskan materi Penilaian Proposal Hibah PkM.
Petrus menceritakan bahwa skema yang dimunculkan saat terjadinya Covid -19 adalah skema mono tahun dan anggaran untuk skema multi tahun digunakan untuk pendanaan proposal yang lolos di skema multi tahun di tahun 2021. Tahapan seleksi meliput seleksi administrasi, seleksi substansi, perankingan lalu selanjutnya proposal didanai.
“Saya menyoroti di tahapan seleksi. Untuk proposal tahun 2022 kemarin, jumlah proposal mencapai 13.000 lebih. Proposal tiap tahunnya meningkat tetapi anggaran tiap tahunnya menurun. Jadi seleksinya ada dua, yang utama adalah seleksi administrasi dan seleksi substansi. Kemudian ada perangkingan dan passing grade nanti juga dikaitkan dengan anggaran yang tersedia. Misalnya kemarin sudah ditetapkan sekian dan ternyata bisa ditambahkan. Sehingga jumlah yang diloloskan bisa lebih banyak,” ungkap Petrus.
Pembicara selanjutnya adalah Desideria Cempaka Wijaya Murti SSos MA PhD. Dengan materi Praktek Baik Mendapatkan Hibah PkM, Desideria membagikan pembelajaran yang didapatkan selama proses pengabdian masyarakat yang telah dilakukan bersama Dikti di Desa Tinalah. Sebelum pengabdian dimulai, hendaknya memetakan apa yang akan dilakukan. Selanjutnya juga melihat standar hasil, standar isi, standar penilaian, standar pelaksana, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pendanaan serta pembiayaan.
“Awal mulanya kami mendapatkan biaya dari LPPM UAJY yang nilainya tidak cukup besar. Selanjutnya kami mewujudkan di proposal bahwa kami sudah melakukan sesuatu bagi Desa Tinalah dan kemudian kami diterima oleh DIKTI di tahun 2020 dan 2022. Kami bekerjasama dengan masyarakat Desa Tinalah untuk mengembangkan desa,” ujar Desideria.
Terakhir, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UAJY, Prof Ir Suyoto MSc PhD berharap dengan diadakannya webinar ini dapat membuka wawasan dan menunjang informasi mengenai pengajuan proposal hingga implementasi pengabdian pada masyarakat.