Saturday, November 23, 2024
No menu items!
spot_img
HomeInternasionalTujuh Suster PRR Pembaharuan Kaul Tepat di Hari Lahir Kongregasi

Tujuh Suster PRR Pembaharuan Kaul Tepat di Hari Lahir Kongregasi

Roma, benang.id – Tujuh suster dari Kongregasi Putri Renha Rosari (PRR) melakukan pembaharuan janji atau kaul mereka sebagai biarawati bertepatan dengan hari lahir ke-64 Kongregasi PRR 15 Agustus.

Misa Pembaharuan Kaul dipimpin oleh P Markus Solo Kewuta SVD, satu-satunya pastur Indonesia yang menjadi pejabat di Takhta Suci Vatikan, didampingi P Venatius Supriyono SVD dan P Markus Sitomorang SVD.

Di hadapan P Markus Solo Kewuta dan Sr. Maria Clarentia PRR yang mewakili Pemimpin Umum Kongregasi PRR di Lebao, Larantuka, ke-7 Suster Yunior PRR membaharui Kaul-kaul kebiaraan mereka: Kemurnian Injili, Kemiskinan dan Ketaatan Apostolik. Enam dari ke-7 Suster Yunior itu berkarya di Italia, dan satu berkarya di Belgia.

Sebelumnya, selama seminggu para Suster mengadakan ret-ret di bawah bimbingan Sr Maria Clarentia PRR bertajuk:” Perempuan-perempuan di dekat Yesus”, untuk menemukan dan mengambil hikmah serta inspirasi dari perempuan-perempuan di dalam Kitab Suci.

Dalam kotbahnya Padre Marko, panggilan akrab P Markus Solo Kewuta SVD, mengatakan tema “Bunda Maria diangkat ke Surga” – istilah yang dipakai untuk peristiwa iman Senin, 15 Agustus secara teologis agak kurang tepat. Mengapa?

“Karena kita tidak hanya merayakan kenaikan Bunda Maria ke Surga, tetapi beliau diterima dengan roh dan badan ke dalam Kerajaan Surga. Aspek ini yang mungkin sering luput dari perhatian banyak orang,” tutur Padre Marko..

7 suster PRR pembaharui kaul
Tujuh suster dari Kongregasi Putri Renha Rosari (PRR) melakukan pembaharuan janji atau kaul mereka sebagai biarawati bertepatan dengan hari lahir ke-64 Kongregasi PRR 15 Agustus. Foto: dok. Kongrerasi PRR

Ia menguraikan bahwa Bunda Maria diangkat ke Surga, bukan atas kemauannya dan keinginannya sendiri; bukan juga atas kekuatannya sendiri. Ia diangkat ke Surga; sebuah rumusan pasif; artinya Tuhan sendiri-lah Aktornya.

Tuhan memilih dan mengangkat Bunda Maria tanpa memperhitungkan prestasi dan keberhasilan apa pun dari Bunda Maria, tetapi semata-mata karena “Tuhan tertarik pada Bunda Maria. Oleh karena Bunda Maria tahu bersyukur, taat dan beriman, maka Tuhan tidak pernah meninggalkannya, bahkan di dalam kematian sekalipun. Tuhan justru membawanya ke dalam sebuah kehidupan baru di dalam KerajaanNya; dengan seluruh tubuh dan jiwa.”

“Di sini jelas bagi kita bahwa Tuhan tidak hanya menerima doa-doa indah dan khusuk; tidak hanya memperhatikan kesalehan-kesalehan pribadi dan segala bentuk perbuatan baik, tetapi Tuhan menerima manusia seutuhnya: Badan dan Jiwa,” tandas Padre Marko..

Lebih jauh Dikasterium untuk Dialog antar Umat Beragama, Vatikan ini memaparkan Gereja terus-menerus mengajarkan kepada umat bahwa Maria adalah “pola dasar iman” atau panutan bagi umat.

“Artinya dia adalah tolok ukur bagaimana kita sebaiknya dan seharusnya; terutama dalam beriman, dalam hidup dan karya misi, dan dalam relasi kita dengan sesama manusia. Dan kalau Bunda Maria adalah pola dasar iman bagi kita, maka itu juga berarti bahwa kita dapat membaca darinya apa yang Allah maksudkan bagi kita,” ujar Padre Marko.

Pertama: Tuhan juga tertarik pada seluruh hidup manusia. Kedua: Tuhan tidak hanya tertarik pada keselamatan jiwa, tetapi juga pada tubuh.

“Artinya Tuhan juga tertarik pada rasa sakit pada tubuh kita, rasa lemah dan tidak sempurna. Ia tetap tertarik dengan warna kulit kita, pada rambut kita, sekalipun keriting. Ia tetap tertarik pada kita, sekalipun kita merasa tampilan luar kita tidak cantik dan ganteng,” ucapnya.

Ketiga: Tuhan tidak hanya merasa tertarik dengan beberapa bagian dari sejarah hidup manusia, yang mungkin penuh dengan pengalaman indah, atau di mana manusia merasa diri sempurna dan bahagia…

“Tetapi fakta iman yang kita terima dari Bunda Maria adalah bahwa Tuhan mencintai kita seutuhnya dan sepenuhnya. Kapan dan di mana pun; dalam suka dan dalam duka,” imbuh Padre Marko.

7 suster PRR pembahaui kaul
Misa Pembaharuan Kaul dipimpin oleh P Markus Solo Kewuta SVD, didampingi P Venatius Supriyono SVD dan P Markus Sitomorang SVD. Foto: dok. Kongrerasi PRR

Dalam Injil hari raya ini, Penginjil Lukas menempatkan Magnificat di mulut Maria, sebuah Himne atau Madah Pujian yang merangkum dan mengingatkan akan belas kasih Allah yang luarbiasa besarnya terhadap diri Maria. Gadis muda, yang berhati dan berpikiran murni, bermadah memuji Tuhan yang menjungkirbalikkan logika dunia dengan kalimat mencengangkan: katanya: Yang perkasa digulingkan, yang rendah ditinggikan, yang sombong disingkirkan, dan keadilan dipulihkan.

“Himne ini telah menjadi lagu harapan Gereja berabad-abad lamanya dan menopang kita semua sebagai umat beriman, sekaligus membuat kita tetap hidup, tekun dan bersabar dalam beriman, bermisi, dan dalam hidup setiap hari, terutama ketika menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan,” tuturnya.

Terakhir Padre Marko mengingatkan,” dengan pesta Bunda Maria Diangkat ke Surga, kita pun ikut memadahkan lagu pujian ‘Magnifikat’ atas kebesaran Tuhan di dalam setiap detik kehidupan kita. Kata ‘YA’ dari Bunda Maria , atau dalam rumusan asli: „Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu“ merupakan credo terbesar atas karya-karya Tuhan atas dirinya.

Di dalam kesederhanaan dan kesalehannya, dan jutru karena itu, Bunda Maria tidak pernah memberikan ruang untuk diganggugugat oleh berbagai pikiran dan angan-angan yang menjauhkannya dari Tuhan. Sebaliknya dia tetap berfokus pada komitmennya dengan Tuhan. Cinta akan komitmentnya jauh melebihi rasa sakit hati yang harus diderita; seperti dinubuatkan Simeon: ibarat ditembusi oleh pedang (Luk 2:33-35). Dia memberikan segala sesuatu yang dia miliki, hingga kekuatan paling akhir ketika harus berdiri menyaksikan kematian PuteraNya di bawah salib, tanpa bisa berbuat apa-apa. Dia hadir dengan segala ada-nya untuk Tuhan dan manusia.

Di mana iman dan cinta menjadi benar-benar murni dan sempurna dan terungkap melalui pengabdian yang penuh, Tuhan datang mengubah manusia. “Ketika Tuhan mencintai manusia, Dia mencintai secara penuh. Inilah Kabar Gembira yang harus membangkitkan rasa sukacita, keberanian dan harapan di dalam diri kita.

Maria telah mengatakan Ya terhadap rencana Tuhan untuk menjadi Bunda Allah, meskipun dia sendiri tidak tahu secara spesifik, apa yang akan terjadi jika dia mengatakan Ya kepada Tuhan. Fakta bahwa yang ada di depannya adalah Kehendak Tuhan, itu sudah cukup baginya untuk menyanggupinya,” tandasnya.

Seluruh pencarian Kehendak Tuhan yang penuh perjuangan berakhir dalam damai, dalam keheningan, dalam kebahagiaan, ketika ia mendengar Kabar yang membebaskan, bahwa Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil…

“Dalam Maria kita melihat bahwa Allah, selain tertarik dan memilik, juga menyerahkan sebuah tugas khusus kepada manusia. Kita juga percaya dan yakin bahwa Tuhan memiliki tugas-tugas tertentu yang menanti kita, betapapun itu kecil, sederhana, dan tidak bernilai di mata orang. Di dalam iman kita akan paham, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam kehendakNya, adalah jalan keselamatan,” ujarnya.

Hari ini, masih kata Padre Marko, lima Suster junior Putri Renha Rosari membaharui Kaul-kaul Kebiaraan: Kemurnian Injili, Kemurnian dan Ketaatan apostolik, untuk satu tahun lagi. Membaharui, pembaharuan. Beda dengan „mengulangi atau „melanjutkan“. Mengulangi artinya semua tetap sama seperti sebelumnya, baik kualitas maupun kuantitas.

7 suster PRR pembaharui kaul
Enam dari ke-7 Suster Yunior itu berkarya di Italia, dan satu berkarya di Belgia. Foto: dok. Kongrerasi PRR

Melanjutkan artinya menyambung saja apa yang sudah ada, tanpa ada sebuah niat baru. Sebuah Pengulangan dan sebuah penyambungan bisa saja terjadi otomatis, tidak menyertai kesadaran, niat dan iman yang penuh.

Akan tetapi “membaharui“ rinnovamento adalah sebuah kata yang tepat: Rinnovamento: artinya sesuatu yang sudah bersifat lama, yang sudah ada, diberi kualitas baru, dengan penuh kesadaran dan penuh iman. Ada peningkatan mutu. Tampak luar dan dalam berbeda dari sebelumnya.

“Semoga Pesta Bunda Maria diangkat dan diterima di dalam Kerajaan Surga dengan Jiwa dan Badan, memberikan semangat baru di dalam hidup membiara dan di dalam menjalankan kaul-kaulmu, minimal untuk satu tahun ke depan, menuju sebuah jenjang yang lebih berkualitas, lebih matang, lebih dewasa dan lebih menyatu dengan Yesus Kristus, yang telah memanggil dan mengutusmu sampai ke tempat dan tingkatan ini. Ia adalah Alfa dan Omega, Awal dan Akhir, Dahulu, sekarang dan selama-lamanya. Ia selalu setiap dan tetap tertarik padamu, seutuhnya. Amin,” demikian Padre Marko mengakhiri khtbahnya.

Adapun untuk menyempurnakan kebahagiaan ketujuh suster tersebut, para suster PRR dari Roma dan Belgia mempersembahkan suara indah mereka dalam lagu Berbhakti KepadaMu karya Romo Paskalis M Hokeng PR,

Larantuka, Flores Timur
Untuk diketahui kongregasi PPR didirikan pada 15 Agustus 1958 di Larantuka, Flores Timur oleh Mgr Gabriel Manek SVD (1913-1989) dan peserta pendiri Sr Anfrida van der Werff SSpS, seorang Suster Misionaris Abdi Roh Kudus asal Belanda.

Mgr Gabriel Manek SVD, bersama P Karel Bale SVD, adalah dua imam SVD pertama Indonesia yang ditahbiskan pada tahun 1941.

Mgr Gabriel Manek SVD ditahbiskan menjadi Uskup pada 1951 dan menjabat sebagai Vikaris Apostolik Larantuka hingga 1961. Sejak 1961 hingga 19 Desember 1968, Mgr Gabriel Manek, SVD menjabat sebagai Uskup Agung Ende.

Hingga saat ini, Kongregrasi PRR berkarya di perbagai bidang pelayanan di banyak Keuskupan di tanah air, dan mengembangkan karyanya di luar negeri seperti Kanada, Belgia, Italia, dan Kenya (Afrika)

Menurut Pater Kons Beo SVD, karya PRR di Italia dimulai sejak tahun 2001. Hingga kini setidaknya ada 17 suster PRR dalam 5 komunitas yang ada di Italia. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments