Denpasar, benang.id – Puluhan jurnalis di Denpasar mendeklarasikan Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (JP2S) pada Senin (22/8) lalu di Quest Hotel, Denpasar. Adapun anggota JP2S terdiri dari jurnalis dengan berbagai latar platform media. Baik cetak maupun elektronik (online).
Wakil Gubernur Bali, Prof.Tjokorda Oka Sukawati yang biasa disapa Cok Ace menyambut baik kehadiran Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) Provinsi Bali yang sudah dideklarasikan.
“Kehadiran dan kegiatan J2PS sejalan dengan Visi Misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan Peraturan Gubernur Bali No.47 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber,” kata Cok Ace saat memberi sambutan dan membuka deklarasi dan workshop J2PS yang mengusung tema “Jurnalis Bangkit Mengawal Sampah Menuju Indonesia Merdeka Sampah di Denpasar, Senin (22/8) lalu.
Cok Ace menambahkan, kegiatan ini sejalan dengan Visi Misi Pemerintah Provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era baru, sesuai prinsip Trisakti Bung Karno, yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam budaya. Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo dan President Director PT Trinseo dan Sustainability Director Responsible Care Indonesia, Hanggara Sukandar.
Media Bersikap Reaktif
Ketua JP2S Bali, Agustinus Apollonaris Daton mengatakan inisiatif pembentukan JP2S berangkat dari pemikiran isu lingkungan di Indonesia belum banyak mendapat banyak ruang di media. Menurutnya ekspose media hanya mengungkapkan dampak kerusakan lingkungan tanpa menggali akar penyebabnya.
“Media masih dominan menunjukan sikap reaktif yang bersifat sesaat seperti isu politik, ekonomi dan demokratisasi tapi mengabaikan isu lingkungan hidup,” ucap Apollo. Karena itu, dengan kemunculan J2PS diharapkan membawa angin segar bagi publikasi persoalan lingkungan, khususnya berkaitan dengan sampah, terutama di Bali. Media, menurut Apollo, memiliki peran strategis dalam berbagai isu. Misalnya mendorong kesadaran publik, mengontrol regulasi sampai menjadi corong publik. Jika media punya kesadaran lingkungan maka niscaya akan berdampak pula pada pembuatan regulasi dan kebijakan publik oleh pemerintah.
“Media sebagai corong alternatif bagi publik tentu punya peran strategis dalam mengatasi masalah sampah. Dengan JP2S kita harapkan gerakannya lebih terkoordinasi dan fokus dalam mengawal isu-isu tata kelola sampah,” tambahnya.
Menurut pria kelahiran Flores Timur ini, JP2S akan bisa berperan maksimal jika mendapat dukungan dari berbagai stakeholder. Mengingat masalah sampah lekat dengan pola perilaku atau kebiasaan. Dalam hal mengubah kebiasaan ini, perlu kerja banyak pihak termasuk bidang pendidikan. Karena itu koordinasi lintas sektoral sangat diperlukan.
“Jadi JP2S ini hanya satu elemen kecil dari begitu banyaknya elemen yang perlu turun tangan mengatasi persoalan sampah. Karena itu JP2S membuka diri kepada semua pihak untuk berkolaborasi dan menemukan formula yang tepat dalam mengatasi masalah sampah,” ucap Apollo.(*)