Friday, November 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiEkonomi Digital Pesat, Startup Indonesia Punya Banyak Peluang

Ekonomi Digital Pesat, Startup Indonesia Punya Banyak Peluang

Tangerang, benang.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai Indonesia memiliki banyak peluang dan kesempatan dalam meningkatkan pengembangan perusahaan rintisan (startup). Hal tersebut antara lain bisa dilihat dari ekonomi digital Indonesia yang tumbuh pesat hingga berkali-kali lipat.

“Ekonomi digital kita tumbuh pesat dan tertinggi di Asia Tenggara, melompat delapan kali lipat dari (tahun) 2020 kira-kira Rp632 triliun melompat menjadi Rp4.531 triliun nanti di (tahun) 2030. Artinya, peluangnya besar sekali,” ucap Presiden dalam sambutannya saat meresmikan Pembukaan BUMN Startup Day Tahun 2022, Senin (26/9/2022), di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Turut mendampingi Presiden dalam kesempatan tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Pj. Gubernur Banten Al Muktabar, dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.

Selain itu, Kepala Negara menyebut, Indonesia juga memiliki potensi lain yakni jumlah pengguna internet yang besar yang mencapai 77% dari total penduduk Indonesia dengan penggunaan rata-rata 8 jam 36 menit setiap harinya. Tak hanya itu, Indonesia juga merupakan negara dengan perusahaan rintisan tertinggi keenam di dunia.

“Pertama memang Amerika, India, UK (United Kingdom/Britania Raya), Kanada, Australia, Indonesia, nomor enam. Ini juga sebuah potensi yang besar yang harus kita kembangkan,” ujar Kepala Negara, seperti dilansir presidenri.go.id.

Meskipun demikian, Presiden Jokowi menyebut bahwa masih banyak bidang yang ke depan perlu diatasi dengan teknologi, di antaranya yakni dalam bidang pangan, kesehatan, dan UMKM. Presiden menilai hal tersebut merupakan peluang pengembangan perusahaan rintisan di Indonesia.

“Dari kategori yang saya lihat, memang yang paling besar masih di fintech, 23%. Kemudian retail ada 14%. Padahal tadi kalau lihat, urusan masalah krisis pangan, urusan pangan ke depan ini akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi,” tandasnya.

Presiden juga menekankan, pembentukan perusahaan rintisan perlu melihat kebutuhan pasar yang ada. Selain itu, perusahaan rintisan juga perlu didukung oleh ekosistem yang berkesinambungan agar dapat berhasil masuk ke pasar dan peluang yang ada.

“Hati-hati, 80% sampai 90% startup gagal saat merintis. Karena sekali lagi, tidak melihat kebutuhan pasar yang ada,” tegas Presiden. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments