Jakarta, benang.id – Perkembangan pasar global yang dinamis menyebabkan permintaan akan barang dan jasa di seluruh dunia meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang ini, maka produsen dituntut untuk menciptakan produk yang unggul dan kompetitif untuk memenuhi permintaan pasar serta dipromosikan melalui strategi promosi dan pemasaran yang efektif.
Bertepatan dengan Presidensi G20 Indonesia, tema Trade Expo Indonesia (TE) tahun ini yakni “Penguatan Perdagangan Global untuk Pemulihan yang Lebih Kuat”, merupakan momentum bagi para pengusaha dan penggiat UKM export untuk pengembangan bisnis dan produk agar mampu bersaing di pasar global.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung kegiatan pameran yang diselenggarkan oleh Kementerian Perdagangan, TEI 2022. Dalam rangkaian acara pameran tersebut, Kadin Indonesia menyelenggarakan sebuah forum komunikasi dalam bentuk diskusi panel untuk program pengembangan ekspor.
Dalam pembukaan panel diskusi ini, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan, Juan Permata Adoe menyampaikan bahwa Ekspor Indonesia pada tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 33,4%. Terlebih, adanya TEI 2022 ini membantu membuka jalan untuk para pelaku usaha, terutama UMKM untuk membidik peluang ekspor ke negara – negara luar.
“Salah satu cara untuk meningkatkan ekspor dan surplus perdagangan Indonesia adalah melalui penguatan ekosistem UMKM. Oleh karenanya, KADIN Indonesia menciptakan inisiatif Kadin International Trading House, Wiki Wirausaha, dan mengakselerasi pengembangan sertifikasi halal untuk para pelaku UMKM sebagai upaya kontribusi Kadin Indonesia dalam membantu UMKM untuk memperluas pasar termasuk membuka peluang pasar ekspor,” ucap Juan dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (22/10/2022).
Juan juga mengatakan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, perbankan, ataupun pemangku kepentingan lainnya dalam membantu UMKM untuk perdagangan dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini sejalan dengan pesan dari Presiden Republik Indonesia, bahwa perlu adanya Indonesia Incorporated agar perusahaan yang besar, menengah, kecil bekerjasama, berkolaborasi bersama menyelesaikan persoalan di lapangan secara konkret.
“Kadin Indonesia dan Pemerintah merupakan key enabler untuk mengakselerasi neraca perdaganan Indonesia dengan meningkatkan ekspor UMKM di Indonesia dimana membutuhkan daya saing UMKM yang tinggi. Maka dari itu, Kadin Indonesia menciptakan badan vokasional untuk memberikan bekal sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM di Indonesia,” ucap Juan.
Juan menambahkan jika penting untuk menanamkan mindset bahwa tujuan Indonesia mengimpor adalah untuk ekspor.
Tak hanya itu, Juan juga mengatakan jika salah satu target Indonesia pada tahun 2024 adalah menjadi halal hub industry untuk dunia. Namun, saat ini Indonesia sendiri menduduki posisi ke 19 sebagai negara eksportir produk halal terbesar di dunia. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk dapat mencapai posisi pertama, sehingga dapat menjadi halal hub industri untuk dunia pada tahun 2024. Demikian pelaku usaha harus memanfaatkan tantangan ini menjadi sebuah peluang untuk meningkatkan neraca perdanganan Indonesia.
Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok, Akbar Djohan mengatakan bahwa tanpa adanya perdagangan, tidak akan ada kegiatan logistik. Pemerintah Indonesia sendiri menyatakan akan menurunkan secara bertahap biaya logistik nasional sebesar 17%, dimana hasil riset yang dipakai saat ini menyatakan bahwa biaya logistik Indonesia merupakan yang tertinggi di asean maupun di dunia yaitu sebesar 23%.
“Dengan upaya diturunkannya biaya logistik ini, diharapkan dapat memberikan nilai tambah, serta solusi bagi para pelaku usaha, terutama UMKM. Terlebih, Kadin Indonesia juga selalu berupaya memberikan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan daya saing UMKM sehingga dapat membantu mereka untuk berkompetisi di pasar regional maupun internasional,” ucap Akbar.
Sejalan dengan Juan dan Akbar, Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Pengembangan Ekspor, Audist Subekti juga mengatakan sebagai payung dunia usaha di Indonesia, Kadin Indonesia akan membantu pelaku usaha dan UMKM dalam membuka pasar global serta membimbing untuk mendapatkan peluang ekspor.
“Salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan ekspor adalah memperkuat kapabilitas UMKM dalam digitalisasi. Digitalisasi juga menjadi kunci penting bagi UMKM dalam proses mengekspor,” ucap Audist.
Setelah memaparkan materi, panel diskusi ini dilanjutkan dengan penandatanganan kerja sama antara Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia yang diwakili oleh Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok, Akbar Djohan dengan PT. Pos Indonesia yang diwaikili oleh Business and Logistic Director PT. Pos Indonesia, Siti Choiriana. Perjanjian kerjasama ini bertujuan untuk memperkuat perdagangan global demi meningkatkan perekonomian Indonesia.
Panel diskusi ini juga diisi oleh Regional Head, EUR Logistics Services dan Founder of Prudent Globexim, Rashedul Chowdhury, Co-Founder & Head of Sales 1Export, Dominic, serta Direktur Bisnis dan Logistik PT. Pos Indonesia, Ir Siti Choiriana MMT. (*)