Roma, benang.id – Untuk kembali melalui jalan lain dibutuhkan memori tentang jalan untuk datang, supaya tidak kembali melalui jalan yang sama. Setelah bertemu Yesus, Allah yang sudi menjadi kecil, Allah yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, mereka kembali melalui jalan lain, menjadi manusia baru.
Demikian dikemukakan RP Paulus Budi Kleden SVD dalam homilinya pada Misa Natal di Kapela utama Biara Pusat Para Suster Ursulin (OSU), Via Nomentana 236, Roma-Italia, Minggu (8/1/2023) pukul 10.15 waktu Roma.
“Merayakan Natal pada pesta Pembaptisan Tuhan (hari terakhir masa Natal), seperti istilah dalam sepak bola: Injury Time. Waktu krusial untuk menentukan hasil pertandingan,” kata Pater Budi Kleden, mengawali homilinya.
Dalam kesempatan tersebut, Superior Jenderal Serikat Sabda Allah (SVD) ini kembali mengingatkan tema perayaan Natal 2022 yang ditetapkan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) “……pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain”.
Pater Budi Kleden mengatakan, untuk kembali melalui jalan lain dibutuhkan MEMORI tentang jalan untuk datang, supaya tidak kembali melalui jalan yang sama.
“Setelah bertemu Yesus, Allah yang sudi menjadi kecil, Allah yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, mereka kembali melalui jalan lain, menjadi manusia baru,” tuturnya.
Misa Natal yang diiringi koor gabungan dari para anggota biara-biara di Roma itu, dihadiri ratusan anggota biarawan-biarawati Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Rohaniwan-Rohaniwati Indonesia di Kota Abadi (IRRIKA) wilayah Kota Roma.
Hadir pula tamu undangan, di antaranya Lina Yanti Dilliane, Kuasa Usaha ad Interim (KUAI) KBRI Tahta Suci Vatikan,dan Lefianna Ferdinandus, Kuasa Usaha ad Interim (KUAI) KBRI Italia, perwakilan eukemene Roma, serta para sahabat IRRIKA.
Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Tahta Suci Vatikan, Lina Yanti Dilliane, menyampaikan bahwa meski Covid-19 sudah mulai normal, jalan ke depan tidak selalu mudah dan cobaan akan selalu ada. Meskipun demikian, dengan semangat dan kebersamaan serta keimanan kepada Tuhan, maka semuanya harus optimistis dapat melewati cobaan dengan selamat dan menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik lagi.
Ketua IRRIKA, RP Beni Camilian dalam sambutannya mengatakan bahwa perayaan Natal dan Tahun baru bersama sebagai momen paling indah, momen kebersamaan dengan keluarga KBRI Vatikan dan keluarga KBRI Italia, serta Ekumene.
Ia berharap, momen perjumpaan antara kita dan momen merayakan Allah sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup.
“Semoga semua kita tetap bersemangat dan bergandengan tangan melakukan tugas kita untuk masa depan kita dan masa depan bangsa Indonesia,” ucap Benny Camilian.
Usai misa acara dilanjutkan dengan resepsi bersama yang berlangsung di sepanjang koridor ruang tamu biara pusat.
Adapun, menu makanan yang disajikan kali ini adalah khas Indonesia, kolaborasi antara IRRIKA dan kedutaan bersama 3 suster Ursulin, Sr Wilma, Sr Agata dan Sr Merry. Ada juga rendang, daging babi, ayam goreng, sayur-sayuran, tempe, krupuk, juga buras.
Goyang Papi (Patah Pinggang)
Perayaan Natal Bersama IRRIKA dan Komunitas Diaspora Indonesia Italia di wilayah Roma kali ini bertambah semarak saat sesi hiburan. Tiga Tarian yang telah membukukan Rekor MURI, dan Goyang patah pinggang, alias Papi jadi pemicu.
Tari Ja’i asal Bajawa (Kabupaten Ngada dan Nagekeo), dan Tarian Goyang Maumere dengan lagu Gemufamire, ciptaan Frans Kornelius, seorang guru SMK di Maumere, Kabupaten Sikka, kedua tarian ini berasal dari Flores, NTT, serta tari Goyang Tobelo benar-benar menghadirkan suasana pesta yang meriah.
Goyang Papi dibuka dengan tarian hentakan kaki, Ja’i, dipimpin oleh Romo Benediktus CMF, kemudian diikuti dengan tarian khas timur dalam lagu Tobelo, juga Gemu Fa Mi Re.
Lagu-lagu Campursari pun ikut memeriahkan Pesta Natal Bersama para warga masyarakat Diaspora Indonesia kali ini. (RP Dandy CSsR)