Jakarta, benang.id – Pembangunan sosietal adalah usaha untuk memperbaiki masyarakat manusia secara utuh dan menyeluruh, agar terjadi keseimbangan sistemik dan kesetaraan yang inklusif antar seluruh bagian-bagiannya.
“Dengan menggunakan metode pendekatan sosiologis untuk memperbaiki dan menata keseimbangan struktural-kultural-prosesual, pembangunan sosietal akan membantu masyarakat,” kata Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As-SDM) Irjen Wahyu Widada saat menghadiri acara bedah buku berjudul ‘Imajinasi Sosiologi: Pembangunan Sosietal’ karangan Prof Dr Paulus Wirutomo.
Buku ini, jelas Wahyu yang tampil menjadi keynote speaker mengingatkan salah satu konsep penting yang dewasa kurang diperhatikan oleh para sosiolog yaitu sosial invention dimana para sosisolog harus mampu menemukan dan mendayagunakan sumber-sumber energi sosial seperti motivasi, komitmen, wewenang, modal sosial, gerakan sosial, organisasi, jejaring sosial, tradisi, adat istiadat, termasuk kebijakan pemerintah.
Menurutnya, konsep social invention yang dikembangkan melalui analisis struktural-kultural-prosesusal ini tentu saja amat relevan bagi para anggota Polri yang memfokuskan perhatian, terutama bagaimana terwujudnya SDM yang mumpuni dalam mengindetifikasi permasalahan dan mencari pemecahan masalah-masalah.
“Untuk menciptakan SDM Polri yang mumpuni menjadi tugas dan tanggung jawab lembaga,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan buku ini sangat positif untuk Polri yang bisa diterapkan untuk anggota. Karena pada dasarnya Polisi adalah bagian dalam masyarakat untuk membangun hubungan bermasyarakat, dalam proses pencegahan, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat.
“Inti dari pembangunan sosial adalah inklusi sosial, yaitu kesempatan bagi semua warga masyarakat untuk memperoleh hak dan kebutuhan yang paling dasar, seperti kebutuhan fisik, status sosial, kekuasaan, serta hak-hak dasar sebagai manusia untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan sebagai warga masyarakat,” ujarnya.
“Tercapainya pembangunan sosietal akan membawa pembangunan umat manusia pada inti tujuannya yang hakiki, yaitu peningkatan kualitas kehidupan sosial budaya yang ditandai dengan social inclusion. Implikasinya adalah tercapainya sustainable development goal menuju development of human ecology,” katanya.
Wahyu menambahkan, dalam rangka membangun SDM yang unggul maka terus memberikan kesempatan bagi yang muda-muda untuk terus menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Pada kesempatan ini, ia mengucapkan terima kasih kepada pengajar yang terus memberikan ilmu kepada anggota-anggota Polri. Ia menyampaikan ke depan tugas Polri akan lebih kompleks dan berat, baik tantangan di dalam maupun luar negeri.
“Terkait dengan tantangan regional konflik Laut Cina Selatan masih terus kita monitor agar diselesaikan. Kita juga akan dihadapkan kepada agenda politik Pemilu 2024, ini perlu kita siapkan,” ucapnya.
Wahyu menuturkan, dewasa ini Polri mau tidak mau harus mengikuti perkembangan teknologi untuk menghadapi segala tantangan tugas ke depan. Dengan pembangunan sosietal adalah sebuah upaya untuk pembangunan kualitas kehidupan sosial budaya secara utuh menyeluruh, komprehensif dan tidak sektoral.
“Ketersediaan SDM yang unggul, kompeten, dan berintegritas menjadi jaminan terselenggaranya tugas-tugas Kepolisian dengan baik,” ujarnya. (*)