Friday, November 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiBambang Aria Wisena: Media Berperan Penting Jaga Keberlanjutan Industri Sawit

Bambang Aria Wisena: Media Berperan Penting Jaga Keberlanjutan Industri Sawit

Nusa Dua, benang.id – Ketua Bidang Perpajakan dan Fiskal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Bambang Aria Wisena mengatakan peranan media sangat penting untuk menjaga keberlanjutan industri sawit di Tanah Air. Berbeda dengan sebelumnya, saat ini, pemberitaan media mulai berimbang dalam menyajikan informasi terkait kelapa sawit.

“Dua dekade lalu, pemberitaan media kerap kali menyajikan isu negatif berkaitan kelapa sawit. Akibatnya, daya saing industri sawit ikut terganggu, ” tutur Bambang Aria Wisena dalam temu media, di Nusa Dua Bali, Rabu (2/11/2022).

Namun demikian, perlahan-lahan pemberitaan  media mulai berubah lebih baik dan positif bagi perkembangan industri sawit.

BAW dan media di IPOC 2022
Ketua Bidang Perpajakan dan Fiskal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Bambang Aria Wisena dalam temu media, di Nusa Dua Bali, Rabu (2/11/2022). Foto: benang.id/gora

Menurut Bambang Aria Wisena, dukungan media sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan industri sawit. Terutama dalam memperluas pasar ekspor sawit Indonesia ke negara lain.

“Pelaku industri sawit sangat mengapresiasi media yang menyajikan pemberitaan positif bagi kelapa sawit,” ujar Bambang Aria Wisena yang didampingi Tofan Mahdi, Ketua Bidang Komunikasi Gapki.

“Harapan kami, media dapat memiliki sudut pandang objektif. Serta dapat memahami kelapa sawit dari sisi positif,” jelas Bambang Aria Wisena.

Tofan Mahdi, Ketua Bidang Komunikasi Gapki. Foto: Gapki

Bambang Aria Wisena berpendapat, Industri sawit memiliki kemampuan untuk bertahan sekaligus menyelamatkan perekonomian Indonesia di tengah berbagai gempuran krisis.

“Industri sawit  telah berkontribusi Rp 500 triliun untuk pemasukan devisa ekspor negara setiap tahunnya. Selain itu, komoditas ini memberikan lapangan kerja bagi 16 juta orang,” ujar Bambang.

Keunggulan kelapa sawit dari aspek produktivitas dan ekonomi, dikatakan Bambang Aria, yang mengakibatkan komoditas ini mendapatkan tekanan luar biasa dari para pesaingnya.

Sebagai contoh, kebijakan Renewable Energy Directive (RED) II yang bersifat diskriminatif terhadap produk kelapa sawit khususnya biofuel yang berpotensi merugikan industri sawit Indonesia.

“Untuk meng-counter isu negatif dan kebijakan diskriminatif, asosiasi sawit seperti Gapki, Aprobi, dan DMSI perlu bersinergi dengan media. Pandangan asosiasi dapat disuarakan oleh media sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam memutuskan kebijakan,” kata BAW sapaan akrab Bambang Aria Wisena. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments