Jakarta, benang.id – Sebagai respons atas menurunnya minat belanja masyarakat di pasar tradisional serta penurunan omzet pedagang belakangan ini, Pemerintah dan platform digital Titipku berkolaborasi mendorong pedagang pasar masuk ke era digital.
Inisiatif ini ditandai dengan kunjungan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo ke Pasar Mandiri Summarecon Kelapa Gading, yang menyaksikan langsung upaya digitalisasi yang dilakukan Titipku bersama para pedagang pasar.
Digitalisasi pasar diharapkan dapat mengembalikan daya saing pasar tradisional dengan membantu pedagang menjangkau pelanggan lebih luas di tengah gempuran e-commerce dan perubahan perilaku belanja konsumen.
Pasar Tradisional Tertekan Perubahan Tren Konsumen
Pasar-pasar tradisional tengah menghadapi penurunan pengunjung secara drastis. Data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menunjukkan bahwa omzet pedagang merosot hingga 75% akibat maraknya produk impor di platform online. Kondisi ini diperparah setelah pandemi Covid-19, di mana banyak pelanggan beralih ke belanja daring demi keamanan dan kenyamanan.
Di Jakarta, misalnya, sejumlah pedagang mengaku jumlah pembeli anjlok lebih dari 50% dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan ini berimbas langsung pada pendapatan pedagang; sebagian bahkan terpaksa menutup usahanya. Tanpa inovasi, pasar tradisional kian terdesak oleh perubahan zaman.
Dalam kunjungannya, Rahayu Saraswati menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap digitalisasi pasar, khususnya melalui peran Titipku yang menjembatani pedagang dan pembeli tanpa harus datang langsung ke pasar.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif Titipku yang membantu para pedagang pasar, khususnya UMKM, untuk tetap menjangkau pelanggan di era digital. Banyak pedagang yang mengaku omzet mereka meningkat sejak bergabung. Ini bukan hanya mendukung bisnis, tapi juga membantu perekonomian Indonesia secara nyata,” ujar Rahayu.
Ia juga menyoroti pentingnya Pasar Mandiri sebagai lokasi bersejarah bagi Titipku. “Pasar Mandiri ini punya makna spesial dalam perjalanan Titipku. Dari sinilah Titipku tumbuh, dan berbagai cerita inspiratif muncul, termasuk program Umroh untuk pedagang. Ini bentuk nyata bahwa teknologi bisa membawa dampak sosial yang menyentuh,” imbuhnya.

Sebagai aktivis perempuan, Rahayu juga memberikan perhatian besar pada peran perempuan di sektor ekonomi. “Saya sangat senang melihat Ibu-ibu tangguh yang tetap berjuang membangun ekonomi keluarga di tengah tantangan. Dengan dukungan teknologi seperti Titipku, mereka bisa naik kelas, memperluas jangkauan dagangnya, dan mendapatkan akses pasar yang lebih luas.”
Rahayu berharap digitalisasi pasar bisa menjangkau lebih luas ke seluruh Indonesia. “Saya ingin Titipku tidak hanya berhenti di Jabodetabek. Harapan saya, platform seperti ini bisa hadir di 1.000 bahkan 5.000 pasar di seluruh Indonesia. Semakin banyak pasar digital, semakin banyak pula masyarakat yang terbantu,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan pesan kepada generasi muda, “Belanja ke pasar itu keren. Tapi sekarang tak perlu repot, cukup buka aplikasi Titipku dan belanja dari rumah. Mari kita dukung pedagang lokal dengan cara yang modern.”
Titipku Dorong Transformasi Pasar ke Era Digital
Henri Suhardja, Co-Founder & CEO Titipku, menyampaikan bahwa kondisi pasar yang makin lesu menjadi dorongan bagi Titipku untuk hadir memberikan solusi.
“Kami melihat banyak pedagang yang kesulitan karena berkurangnya pembeli. Lewat digitalisasi, keterbatasan fisik pasar bisa diatasi. Pedagang bisa menjangkau pelanggan lebih luas, bahkan lintas kota,” ujar Henri.
Sejak berdiri tahun 2017, Titipku telah mendigitalisasi lebih dari 150 pasar tradisional dengan lebih dari 10.000 pedagang di wilayah Jabodetabek. Melalui aplikasi Titipku, pembeli dapat berbelanja kebutuhan harian dari pedagang pasar terdekat tanpa harus datang langsung. Aplikasi ini juga menyediakan layanan personal shopper (Jatiper) untuk membantu pengiriman pesanan.
Henri menegaskan bahwa platform Titipku bukan sekadar aplikasi belanja. “Kami membangun ekosistem digital pasar, dari aplikasi belanja konsumen, aplikasi lapak digital untuk pedagang, hingga fitur pencatatan transaksi. Semua untuk membantu pedagang tumbuh di era digital.”
Pedagang Rasakan Manfaat Digitalisasi
Para pedagang di Pasar Mandiri menyampaikan pengalaman positif selama menggunakan Titipku. Dalam sesi dialog dengan Rahayu Saraswati, beberapa di antaranya mengaku omzet meningkat dan jangkauan pelanggan semakin luas.
“Hadirnya aplikasi Titipku memberikan tambahan omzet kepada kami, khususnya dari para pembeli yang memilih belanja secara online. Kami sangat berharap dukungan digitalisasi dari Titipku ini terus berlanjut,” ujar Pak Samuri, salah satu pedagang daging ayam di Pasar Mandiri.
Titipku berharap ke depan dapat menjalin lebih banyak kerja sama dengan pemerintah untuk mempercepat digitalisasi pasar rakyat. “Dengan dukungan pemerintah seperti Ibu Sara dan sinergi semua pihak, kami optimistis bisa membawa lebih banyak pasar tradisional masuk ke dunia digital. Titipku siap hadir di seluruh penjuru Indonesia,” tutup Henri. (*/GK)