Jakarta, benang.id – Bank Saqu, layanan perbankan milik Astra Financial dan WeLab, menutup rangkaian Roadshow Solopreneur Academy 2025 di Jakarta dengan menghadirkan sesi bertajuk “The Brave Life of a Freelancer: Jalan Kebebasan Menuju Sukses.” Acara ini menjadi ruang refleksi dan diskusi terbuka bagi para freelancer yang kini semakin mendominasi sektor ekonomi kreatif, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
Di tengah tantangan pendapatan yang fluktuatif, tekanan menjaga relevansi, dan kebutuhan akan sistem keuangan yang mandiri, Bank Saqu mendorong strategi keberlanjutan finansial sebagai pilar utama bagi para pekerja lepas.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024 sekitar 83,83 juta orang atau 57,95% dari total tenaga kerja nasional bekerja di sektor informal, mencakup pekerja bebas, buruh tidak tetap, hingga usaha mandiri. Dalam klasifikasi ini, freelancer termasuk sebagai bagian dari pekerja bebas di sektor informal.
DKI Jakarta menjadi salah satu penyumbang terbesar, terutama di bidang pekerjaan berbasis proyek seperti kreator konten, penyiar, MC, desainer, hingga pekerja seni. Namun, tingginya mobilitas ini juga diiringi dengan tekanan untuk tetap relevan, mandiri secara finansial, dan mampu bertahan di tengah kondisi pendapatan yang fluktuatif.
Willy Apriando, Head of Marketing & Branding Bank Saqu mengatakan, Jakarta adalah cerminan dunia freelance yang dinamis dan kompetitif. “Kami menutup roadshow di sini sebagai bentuk komitmen untuk hadir lebih dekat dengan realita para freelancer, mereka yang berani mengambil risiko, tapi tetap butuh fondasi yang kuat, termasuk secara finansial,” ujarnya.
Kemal Mochtar, Speaking Skill Coach, Radio Announcer, Content Creator & Presenter menyoroti pentingnya daya tahan finansial sebagai fondasi utama seorang freelancer. “Fluktuasi pendapatan itu sudah jadi bagian dari ritme kerja kami. Saya terbiasa punya beberapa pos keuangan dan rutin berdiskusi dengan tim soal budgeting. Fitur seperti Undang Teman jujur sangat membantu saya untuk tetap transparan dan rapi saat mengelola dana bareng orang terdekat, apalagi untuk kebutuhan operasional harian,” jelasnya.
Adrian Tandhyka, Pendiri Gütday Fermentary dan Solopreneur Ambassador 2024, mengatakan, saat memulai Gütday ia membawa sesuatu yang belum umum, fermentasi. ”Tantangannya bukan hanya edukasi pasar, tapi juga meyakinkan diri sendiri bahwa produk ini punya masa depan. Berani mencoba dan membangun narasi bisnis yang tepat adalah kunci utamanya. Bagi saya, keikutsertaan dalam Solopreneur Academy juga membantu untuk membuka ruang untuk mengasah cara berpikir bisnis dan memperluas jejaring yang relevan. Yang saya pelajari, membangun usaha bukan sekadar soal produk, tapi juga bagaimana bertumbuh secara mental dan strategis,” jelasnya.
Asthie Wendra, Show Director juga menambahkan, di dunia pertunjukan, segalanya bisa berubah cepat. Karena itu, perlu siap mental dan finansial. ”Kuncinya ada pada mengenali pola kerja diri, menjaga keseimbangan antara intuisi dan struktur, tetap adaptif dan memberi ruang untuk jeda saat dibutuhkan,” imbuhnya,
Sebagai respons nyata terhadap tantangan finansial yang kerap dihadapi para freelancer, Bank Saqu memperkuat perannya melalui sejumlah solusi yang relevan, mulai dari Saku Kredit, fitur cicilan fleksibel dan terhubung dengan QRIS sehingga dapat membantu menjaga arus kas saat pemasukan belum stabil, hingga Undang Teman, yang memungkinkan pengelolaan dana kolektif secara transparan.
“Seluruh fitur ini dirancang untuk memberi kontrol lebih bagi pekerja lepas dalam merencanakan masa depan finansial mereka secara mandiri dan terstruktur,” tambah Willy.
Melalui Solopreneur Academy 2025, Bank Saqu menghadirkan ekosistem pembelajaran yang menyeluruh bagi para pekerja lepas. Program ini tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat aspek manajemen bisnis, literasi keuangan, strategi personal branding, hingga pembangunan jejaring profesional. Bank Saqu percaya bahwa solopreneur tidak hanya membutuhkan karya yang kuat, tetapi juga komunitas yang suportif dan kemampuan adaptif agar terus tumbuh dan relevan di industri yang terus berubah.
Setelah menjalani pelatihan dan pendampingan, peserta terpilih akan mempresentasikan strategi bisnis mereka di hadapan juri pada September 2025. Pemenang akan memperoleh dukungan berupa modal usaha, serta bantuan promosi dan pemasaran langsung dari Bank Saqu.
Meski rangkaian roadshow telah resmi ditutup di Jakarta, program Solopreneur Academy 2025 masih terbuka hingga Agustus 2025 dan dapat diikuti oleh freelancer, maupun Content Creation, pelaku bisnis mandiri di bidang Creative Craft & Art dari seluruh Indonesia. Pendaftaran dapat dilakukan melalui: https://bit.ly/SolopreneurAcademy2025. (*/GK)
