Jakarta, benang.id – Kemiskinan merupakan suatu masalah yang terjadi di berbagai negara baik negara berkembang ataupun negara maju. Kemiskinan sangat berbahaya bagi manusia karena dapat merusak akidah, akhlak, fikiran, dan keluarga. Maka dalam hal ini Islam mengatur solusi untuk kemiskinan yakni melalui zakat. Sebagai rukun Islam ketiga setelah syahadat dan shalat, zakat merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Esensi zakat adalah saling tolong-menolong dan berbagi rezeki dengan mereka yang membutuhkan.
Di Indonesia, pengelolaan zakat sudah diatur secara hukum melalui Undang-Undang Pengelolaan Zakat, yang melibatkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Regulasi ini menegaskan komitmen negara dalam mengoptimalkan potensi zakat sebagai instrumen ekonomi untuk kesejahteraan sosial.
Angka kemiskinan di Indonesia menunjukkan tren penurunan yang menggembirakan, namun belum signifikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada Maret 2024, jumlah penduduk miskin mencapai 25,22 juta jiwa, berkurang 0,68 juta jiwa dibandingkan Maret 2023. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya pengentasan kemiskinan harus terus digencarkan dan dievaluasi secara berkala.
Optimalisasi zakat sebagai solusi pengentasan kemiskinan sangat bergantung pada tata kelola yang baik dan transparan dalam lembaga amil zakat. BSI Maslahat saat ini menjadi salah satu lembaga amil zakat nasional yang dipercaya oleh masyarakat dalam menyalurkan zakatnya.
Kepercayaan masyarakat terhadap BSI Maslahat menjadi modal penting dalam meningkatkan efektivitas penyaluran zakat untuk program-program pemberdayaan masyarakat.
Program UMKM Mendukung Pendapatan Penerima Manfaat Naik

Salah satunya program pemberdayaan masyarakat yang sudah dilaksanakan oleh BSI Maslahat adalah program Sentra UMKM. Program ini dirancang agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi para pelaku UMKM. Program ini meliputi pemberian dukungan berupa bantuan modal yang disesuaikan dengan kebutuhan usaha, penyediaan pelatihan yang relevan dengan perkembangan pasar, serta pendampingan yang terarah oleh para ahli.
Upaya ini bertujuan untuk membantu UMKM tumbuh dan berkembang, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan, sekaligus membantu pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Salah satu penerima manfaat program UMKM adalah Kelompok Tani Argo Mulyo yang melakukan Budidaya Ikan Air Tawar dengan Sistem Bioflok. Kelompok ini berada di Desa Karya Indah, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Terbentuk pada akhir tahun 2023, Kelompok Tani Agro Mulya memulai perjalanannya dengan kondisi yang serba terbatas. Awalnya, mereka hanya bermodalkan 10 kolam petak sederhana. Kolam-kolam tersebut dikelola dengan penuh ketekunan oleh Ketua kelompok, Sholehudin yang sehari-harinya juga berprofesi sebagai seorang guru ngaji. Beliau mengajak sekitar 16 orang untuk menjadi anggota kelompok tani. Paraanggota ini memilik latar belakang pekerjaan yang beragam diantaranya buruh, pedagang, dan petani.
Titik balik dalam perjalanan Kelompok Tani Agro Mulya terjadi ketika mereka dipertemukan dengan BSI Maslahat. BSI Maslahat melihat potensi besar dalam kelompok tani ini dan memutuskan untuk memberikan dukungan. Berkat dukungan yang diberikan oleh BSI Maslahat, Kelompok Tani Agro Mulya berhasil mengembangkan usahanya secara signifikan.
Mereka mampu meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas skala usaha. Panen perdana yang sangat dinantikan menghasilkan sekitar 2 ton ikan segar yang dibeli oleh pedagang ikan. Bahkan, kabar baiknya tidak berhenti di situ, karena masih ada 12 kolam lagi yang menunggu giliran untuk dipanen. Dengan melihat potensi yang ada, diperkirakan dari 50 kolam nila akan menghasilkan panen bisa mencapai 2,3 ton atau bahkan lebih.
Keberhasilan panen memberikan pendapatan tambahan sekitar Rp 1 juta per anggota. Hal ini menjadi modal awal untuk meningkatkan taraf hidup dan membuka jalan menuju pengentasan kemiskinan. Hingga kini, Kelompok Tani Agro Mulya telah memiliki total 60 kolam, yang terdiri dari 50 kolam budidaya ikan nila dan 10 kolam budidaya ikan gurame. Peningkatan ini tentu saja memberikan dampak positif bagi kesejahteraan anggota kelompok tani dan masyarakat sekitarnya.
Pendidikan Menjadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Tidak hanya itu, BSI Maslahat juga memberikan beasiswa melalui program BSI Scholarship karena pendidikan merupakan pondasi utama dalam pembangunan manusia dan masyarakat. Namun, berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri, masih terdapat 24,3% penduduk Indonesia yang belum mengenyam pendidikan formal, dan hanya 6,82% yang berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi.
Ketimpangan ini menjadi tantangan besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program BSI Scholarship berupaya menjembatani kesenjangan akses pendidikan dengan memberikan beasiswa penuh hingga lulus kepada generasi muda berprestasi dari berbagai daerah di Indonesia.
Dalam konteks Sustainable Development Goals (SDGs), pendidikan berkualitas (SDG 4) dianggap sebagai kunci utama untuk mengentaskan kemiskinan (SDG 1). Pendidikan yang baik memungkinkan individu meningkatkan kapasitas diri, memperoleh pekerjaan layak, dan keluar dari lingkaran kemiskinan.
Prof. Teguh Dartanto (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia) menekankan bahwa pendidikan adalah salah satu instrumen paling efektif dalam memutus rantai kemiskinan antar generasi. Dalam jurnalnya yang berjudul “Intergenerational Transmission of Poverty in Indonesia: The Role of Education and Social Protection” (2021), ia menyatakan bahwa:
“Pendidikan memiliki efek jangka panjang dalam meningkatkan mobilitas sosial. Anak-anak dari keluarga miskin yang berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi memiliki peluang lebih besar untuk keluar dari kemiskinan dibandingkan mereka yang hanya menyelesaikan pendidikan dasar.”
BSI Maslahat telah menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pendidikan sebagai insturmen pengentasan kemiskinan. Hingga akhir 2024, sebanyak 8.616 mahasiswa telah menerima beasiswa dari program ini. Tahun 2025, program ini kembali dibuka untuk 3.258 penerimabaru dari 100 kampus mitra. Tidak hanya memberikan bantuan finansial, BSIScholarship juga membekali mahasiswa dengan pembinaan karakter, spiritual, dan kepemimpinan. Pendekatan holistik ini bertujuan agar para penerima beasiswa tidak hanya sukses secara akademik, tetapi juga siap berkontribusi di dunia industri, khususnya dalam sektor ekonomi syariah.
Dengan memperluas akses pendidikan tinggi melalui program beasiswa, BSI Maslahat turut berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya. Ketika lebih banyak individu dari latar belakang ekonomi rendah mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berkembang, maka potensi mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional pun meningkat. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya mengubah kehidupan individu, tetapi juga memperkuat struktur sosial dan ekonomi bangsa.
Oleh karena itu, kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta seperti yang dilakukan BSI Maslahat menjadi kunci dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari kemiskinan. Dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, zakat bukan hanya sekadar kewajiban agama, tetapi juga solusi nyata dalam memerangi kemiskinan dan mewujudkan keadilan sosial di Indonesia. Zakat memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi kesenjangan ekonomi, dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan makmur. (*/GK)