Jakarta, benang.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif pada minggu lalu dan ditutup melemah pada Jumat (10/11/2023) di level 6.809 karena sejumlah sentimen.
Community Lead IPOT, Angga Septianus menjelaskan top gainers pada minggu lalu yakni sektor IDX Infrastructures yang naik sebesar 10,4% tertopang kenaikan saham BREN dan IDX Techno yang naik sebesar 3,86% tertopang saham GOTO.
Sementara itu, sektor yang menjadi top losers pada minggu lalu yakni IDX Health yang melemah -2,44% karena koreksi saham SILO dan IDX Cyclic yang melemah sebesar -2,01% karena koreksi saham-saham MNCN, ACES, BMTR, dan SCMA.
Terkait sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada minggu lalu, Angga menyebutkan ada 3 sentimen utamanya, yakni Yield Obligasi 10 Tahun AS, PDB Indonesia dan Cadangan Devisa Indonesia.
Terkait Yield Obligasi 10 Tahun AS, Angga menjelaskan kejatuhan Yield Treasury 10 Tahun AS memberikan optimisme pada aset berisiko terutama di negara-negara emerging market dengan kembalinya investor ke Bonds & Stock Market ditopang oleh penguatan rupiah.
“Yield naik karena investor berspekulasi bahwa Federal Reserve bisa berhenti menaikkan suku bunga pada tahun ini melihat data tenaga kerja berada di bawah ekspektasi. US Nonfarm payroll tercatat menambah sebanyak 150k pekerja (vs. est 180K) dan pengangguran naik ke level 3.9% atau tertinggi sejak Januari 2022,” jelasnya di Jakarta, Senin (13/11/2023).
Sementara itu terkait sentimen PDB Indonesia, ia menjelaskan PDB Indonesia pada Triwulan 3-2023 tumbuh 4,94 YoY dan 1,60% QoQ. Adapun tiga sektor dengan pertumbuhan paling besar yakni transportasi & pergudangan (14,74%), jasa lainnya (11,14%) dan akomodasi dan makan minum (10,90%).
“Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan PDB Indonesia adalah peningkatan konsumsi LRPT (6,21%), PMTB (5,77%) dan konsumsi rumah tangga (5,06%). Namun di sisi lain ada penurunan impor (-6,18%), ekspor (-4,26%) dan konsumsi pemerintah (-3,76%) menyebabkan pertumbuhan PDB sedikit di bawah konsensus yakni 5,05% YoY dan 1,71% QoQ,” terangnya.
Selanjutnya terkait sentimen cadangan devisa Indonesia, pada Oktober 2023 cadangan devisi Indonesia mengalami penurunan dibandingkan September 2023 (US$134,90 miliar). Penurunan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
“Posisi cadangan devisa tersebut setara 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” ujarnya.
3 Sentimen Minggu Ini
Berbicara tentang sentimen market minggu ini yang wajib diperhatikan para trader saham yakni sentimen inflasi AS, neraca dagang Indonesia dan rebalancing indeks MSCI.
“Inflasi AS di bulan Oktober diprediksi menurun dari level sebelumnya 3,7% menjadi 3,3%. Inflasi inti diprediksi ke level 4% dari sebelumnya 4,1% karena diperkirakan penurunan lanjutan dari harga energi,” terang Angga merujuk pada sentimen perkembangan konflik Timur Tengah.
Terkait sentimen neraca dagang Indonesia, prediksinya, tetap surplus pada Oktober sebesar US$3,3 miliar menurut konsensus. Turun dari periode sebelumnya di September.
Sementara itu terkait rebalancing indeks MSCI yang akan diumumkan pada Selasa besok, 14 November 2023, prediksi yang akan masuk dalam indeks ini adalah saham-saham yang mulai mendapatkan inflow asing di tengah aksi sell-off investor asing sebesar 1,3T di minggu kemarin.
“Saham-saham yang patut dipantau terkait sentimen rebalancing indeks MSCI, yakni saham AMMN, BREN, MEDC, GOTO, AMRT dan CPIN,” terangnya.
Nah, berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas yang berkomitmen mengedukasi masyarakat untuk mulai belajar investasi tanpa registrasi dengan #PakeAjaDulu IPOT, merekomendasikan 3 saham untuk trading pada minggu ini hingga 17 November 2023 mendatang, yakni Buy BRPT (Support: 1.150, Resistance: 1.275), Buy INKP (Support: 8.200, Resistance: 9.300) dan Buyon Pullback MTEL (Support: 610, Resistance: 710). (*)