Yogyakarta, benang.id – Bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2023, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), sebagai salah satu universitas terbaik di Yogyakarta semakin berinovasi dengan menyiapkan platform metaverse bagi dosen dan mahasiswa.
Hal ini sebagai bentuk pemanfaatan teknologi digital yang semakin berkembang pesat dan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di UAJY yang sudah menyandang predikat Akreditasi UNGGUL. Pengembangan platform metaverse ini merupakan sebuah proyek yang diinisiasi oleh Fungsi I Universitas.
Ketua Tim Inovasi Pembelajaran sekaligus Manajer Proyek Metaverse, Brahma Putra Pratama SS MSi mengungkapkan bahwa tujuan platform metaverse ini untuk inovasi pembelajaran digital guna mendukung program pemerintah. Saat ini, UAJY tengah mengupayakan agar tetap mengikuti perkembangan zaman, yang telah memasuki era 3 dimensi serta artificial intelligence (AI).
Adanya pengembangan platform metaverse ini sustainable, sehingga tidak berlaku untuk saat ini saja, tetapi akan terus berkembang.
“Dengan pendekatan metaverse, diharapkan menarik lebih minat atau keinginan mahasiswa dan memotivasi mahasiswa untuk belajar, karena kita tahu biasanya mahasiswa waktu pembelajaran secara konvensional itu semangatnya sedikit menurun,” ujar Brahma, dalam keterangan tulis Humas UAJY.
Adapun kelebihan platform metaverse milik UAJY ini adalah lebih interaktif di mana audiens bisa berinteraksi seperti di dunia nyata.
“Jadi, kalau kita bener-bener menggunakan VR device, contohnya ketika ada barang, kita bisa angkat barang itu, melihat, bisa melempar barang. Kita juga menulis langsung, jadi tidak perlu ngetik-ngetik,” ujar Brahma menambahkan.
Konsep pembelajaran metaverse yang akan disiapkan oleh UAJY nantinya akan sama seperti pembelajaran online, dengan contoh seperti penggunaan Ms Teams atau Zoom dengan pembedanya adalah membuat hal tersebut dengan tiga dimensi.
“Ada ruangan virtual yang kemudian kita bisa merepresentasikan diri kita melalui avatar. Kalau di Ms Teams kita bisa off cam, tapi di sini walaupun di metaverse kamera dimatikan, kehadiran kita tetap akan terlihat berkat adanya wujud avatar di situ. Akan ada ekspresi yang dapat diamati oleh dosen atau sesama teman,” kata Brahma.
Konsep yang sudah dikembangkan oleh UAJY yaitu memiliki empat ruang virtual yaitu empat gedung UAJY yaitu gedung 1, 2, 3, dan 4. Masing-masing gedung memiliki dua ruangan, ruang diskusi dan ruang kelas. Nantinya setiap dosen akan memanfaatkan ruang tersebut sebagai host atau pemilik, sehingga dapat memanfaatkan ruangan tersebut untuk mengajar. Saat ini, UAJY memiliki empat gedung, dengan masing-masing gedung memiliki dua ruangan, maka berarti UAJY telah menyiapkan delapan ruang dalam satu sesi.
Ketua Tim Proyek Metaverse sekaligus Wakil Tim Inovasi Pembelajaran, Yohanes Priadi Wibisono ST MM menambahkan bahwa platform UAJY ini dapat diakses melalui tiga device.
“Kalau ingin akses pakai browser, bisa diakses melalui metaverse.uajy.ac.id sehingga siapapun bisa akses. Kedua, pakai handphone dengan menggunakan aplikasi VR. Ketiga bisa juga menggunakan VR device. Lewat VR device, kita bisa merasakan environment nyata secara virtual. Kita bisa berinteraksi secara langsung, pegang alat, juga bisa jalan-jalan seperti sedang di kehidupan real,” ucap Priadi menerangkan.
Wakil Rektor I UAJY, Sushardjanti Felasari ST MSc CAED PhD mengungkapkan harapannya agar karya-karya UAJY dapat bermanfaat bagi masyarakat.
“Harapannya UAJY menjadi semakin besar dan berkualitas, tidak hanya dari sisi akademik namun juga dari sisi masyarakat. Karya-karya UAJY mendapat pengakuan baik di lingkungan akademik maupun masyarakat melalui penelitian, pengajaran, pengabdian, baik yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa dan menjawab permasalahan masyarakat,” tutur Felasari. Ke depannya, diharapkan metaverse UAJY akan terus berkembang seiring dengan infrastruktur dari pemerintah seperti adanya 5G. (*)