Bangka Belitung, benang.id — Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral dan Batubara Indonesia (Aspebindo) Anggawira menekankan pentingnya peningkatan pasokan energi untuk mendukung perkembangan industri dan kawasan strategis di Bangka Belitung. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan FGD yang diinisiasi oleh BPD Hipmi Bangka Belitung bekerja sama dengan Kementerian Investasi.
“Bangka Belitung membutuhkan tambahan pasokan energi agar pembangunan hilirisasi tambang dapat berjalan,” kata Anggawira.
Menurutnya kapasitas listrik yang terpasang saat ini harus terus ditingkatkan agar rencana pengembangan industri hilirisasi dapat berjalan maksimal.
“Tanpa adanya pasokan energi yang cukup, mustahil kegiatan hilirisasi dan juga pertumbuhan industri lainnya seperti pengembangan kawasan perikanan dapat berjalan dengan baik,” terang Anggawira yang juga merupakan Sekretaris Jenderal BPP Hipmi.
Untuk itu, Anggawira mendesak PT PLN (Persero) agar segera melakukan revitalisasi pembangkit di wilayah Bangka Belitung, khususnya PLN Batam karena Bangka Belitung merupakan wilayah operasinya.
“Pembangkit yang sekarang berbahan diesel dapat ditransformasikan ke energi baru terbarukan (EBT) dan juga LNG yang lebih bersih,” tambahnya.
Selain itu, Anggawira juga mengapresiasi langkah Kabupaten Belitung yang berencana untuk melakukan pembangunan cold storage dan pelabuhan perikanan untuk mendukung kegiatan para nelayan di Bangka Belitung.
“Dengan adanya cold storage, para nelayan dapat menyimpan hasil tangkapannya dengan baik dan ini tentunya akan meningkatkan nilai jual hasil tangkapan mereka,” jelasnya.
Sebagai usulan untuk memajukan investasi di Bangka Belitung, Anggawira menyarankan peningkatan infrastruktur dasar, pengembangan industri hilirisasi, dan kerjasama yang lebih erat antara investor dan Hipmi.
“Kita perlu membangun infrastruktur yang memadai, mengembangkan industri hilirisasi, dan memperkuat kerjasama antara investor dan HIPMI. Dengan begitu, kita bisa memaksimalkan potensi investasi di Bangka Belitung,” tutupnya.
Senada Anggawira, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), Iwan Suryana yang juga hadir sebagai narasumber FGD, memberikan pernyataan positif mengenai potensi investasi di Bangka Belitung.
“Kementerian Investasi siap mendukung dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mendukung penanaman modal dan pembangunan ekonomi wilayah Bangka Belitung khususnya di Pulau Belitung,” kata Iwan.
Investasi di Bangka Belitung telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di Bangka Belitung pada triwulan ketiga tahun 2021 telah mencapai Rp3,3 triliun dari target yang ditetapkan sebesar Rp4,3 triliun. Pada tahun 2022, investasi di daerah ini meningkat hampir dua kali lipat menjadi Rp8,17 triliun. Target investasi untuk tahun 2023 bahkan meningkat menjadi 300% dari target tahun 2022. (*)