Jakarta, benang.id – Bangsa Indonesia dianugerahi hati dengan tiga kekayaan yakni kerendahan hati, kebaikan, dan kelemahlembutan. Anugerah itu dapat berkontribusi dalam membangun bangsa Indonesia dan juga memelihara semangat persaudaraan termasuk persaudaraan di antara negara-negara tetangga.
Hal itu diungkapkan AM Putut Prabantoro, pendiri dan sekaligus penasihat Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) di Jakarta, Jumat (6/1/2023) mengutip pernyataan Dubes Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo, saat menerima rombongan PWKI di Kedubes Vatikan Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Kehadiran PWKI pada Selasa itu terutama untuk menyatakan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Paus Emiritus Benediktus XVI yang telah dimakamkan pada Kamis (5/1/2023) kemarin. Hadir juga dalam pertemuan pada hari Selasa itu, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, mantan Dubes RI untuk Vatikan L Amrih Jinangkung, yang saat ini menjabat sebagai Dirjen Hukum & Perjanjian Internasional (HPI) Kemenlu RI dan Rm Yustinus Sulistiadi Pr dari Paroki Cilangkap, Jakarta.
Mgr Pioppo menekankan bahwa Gereja Katolik dan semua gembalanya, secara khusus Kardinal Suharyo, dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) saat ini, Mgr Antonius Subianto Bunjamin, memiliki pelayanan berharga dan penting demi kebaikan bersama di Indonesia, mereka selalu bekerja sama dalam persekutuan dengan pemerintah untuk memelihara damai dan kesejahteraan bangsa, dan juga untuk negara-negara ASEAN.
Khususnya di komunitas ASEAN, menurut Mgr Piero Pioppo, penting bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan perdamaian dan menciptakan saling pengertian di kawasan untuk berdialog, sikap terbuka satu sama lain.
“Terkait dengan hal ini, dapat dikatakan bahwa Allah memberikan bangsa Indonesia khususnya hati yang kaya akan kerendahan hati, kebaikan, dan kelemahlembutan, yang dapat berkontribusi dalam membangun bangsa ini dan juga memelihara semangat persaudaraan di antara negara-negara tetangga,“ ujar Dubes Vatikan kepada rombongan PWKI.
Untuk alasan inilah umat Katolik, Mgr Pioppo mengingatkan PWKI tentang ajaran mendiang Mgr Albertus Soegijapranata SJ, yang berkata: “Jika kita benar-benar Katolik sejati sekaligus kita juga patriot sejati. Karenanya, kita adalah 100% patriot karena kita adalah 100% Katolik.”
Ajaran tersebut lalu disingkat dan dipopulerkan dengan ungkapan “100% Katolik, 100% Indonesia”, dan selalu diwartakan oleh Gereja Katolik di Indonesia.
Jurnalis dan Kasih
Dalam pertemuan itu, Mgr Piero Pioppo menyatakan kebahagiaannya atas kehadiran PWKI di Kedubes Vatikan, Jakarta. Ia merasa senang menerima PWKI yang datang untuk menyampaikan rasa duka cita atas wafatnya Paus Emiritus Benediktus XVI. Dalam kesempatan itu, Mgr Piero Pioppo juga mengapresiasi dan ikut bahagia, PWKI diterima Paus Fransiskus pada 16 November 2022 lalu.
“Saya gembira jurnalis Katolik Indonesia dapat diterima Paus Fransiskus. Melalui foto-foto yang ada, saya dapat melihat rasa bahagia tampak sekali pada raut wajah Anda semua waktu itu, dan juga senyum Paus yang bahagia saat menerima Anda sekalian. Dan rasa bahagia itu masih tampak di wajah Anda malam ini,” tutur Mgr Piero Pioppo tersenyum hangat dalam pertemuan tersebut.
Kepada Mgr Piero Pioppo dalam kapasitasnya sebagai Nunsius Apostolik, yang adalah Perwakilan Pribadi Paus Fransiskus di Jakarta, Indonesia, Ketua Delegasi PWKI ke Vatikan, Mayong Suryolaksono menginformasikan terkait kunjungan resmi ke Vatikan itu. Mayong mengungkapkan rasa sukacita PWKI dapat berkunjung ke Vatikan dan karenanya dapat menunaikan tugas mereka sebagai jurnalis dalam mendukung perdamaian dan harmoni.
Menanggapi hal tersebut, Mgr Pioppo memuji kehendak baik delegasi PWKI dalam menjelaskan kepada Bapa Suci semua upaya dari pihak media dalam memfasilitasi, melalui misi mereka, rasa saling pengertian dan toleransi, serta usaha untuk kebaikan bersama bagi semua anggota masyarakat Indonesia.
“Apapun tugas yang menjadi panggilan kita, kasih haruslah menjadi dasar bagi perbuatan kita. Demikian pula untuk para jurnalis,“ tegas Nunsius Apostolik itu.
Mgr Piero Pioppo juga menyarankan bahwa selagi melaporkan berita, hal tersebut harus dilakukan dengan kasih sejati. Mempersiapkan artikel juga harus dilakukan dengan kasih sejati bagi masyarakat kita. Dan diingatkan juga oleh Nunsius Apostolik itu terkait perkataan terakhir Paus Benediktus, beberapa jam sebelum kematiannya, yakni “Yesus, aku mencintai-Mu.”
“Kita juga harus mencintai Yesus sebagai Allah dan Penyelamat kita, seperti yang diingatkan masa Natal ini. Tapi kita juga harus mencintai kehadiran Allah dalam diri semua saudara-saudari kita. Dalam cara ini, kasih yang sejati akan menjembatani harapan kita. Kasih untuk negara, kasih untuk dunia, kasih untuk gereja, kasih untuk orang miskin, guna menjamin kebaikan bersama bagi semua orang,” katanya.
Terakhir, Mgr Piero Pioppo menandaskan, agar kebahagiaan PWKI menjadi lengkap, ia akan memberitahukan pertemuan ini kepada Paus Fransiskus, sehingga Paus dapat mendoakan dan menyemangati para wartawan dalam melaksanakan kewajiban hariannya. (*)