Bali, benang.id – eFishery, perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia, mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Gubernur Provinsi Bali bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali pada Kamis (20/6/2024).
Forum diskusi ini terlaksana untuk menghimpun ide dan solusi holistik terhadap isu strategis terkait perikanan budidaya di Bali, serta membuka potensi kerja sama lintas sektor. Kegiatan ini dihadiri oleh 60 orang peserta yang terdiri dari tim eFishery, Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten/kota se-Bali, Bank Indonesia Bali, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Perdagangan Provinsi Bali, Balai Karantina, Pemberdayaan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar), dan seluruh stakeholder terkait.
Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2022 produksi perikanan Bali mencapai 133.858 ton. Hal ini menunjukkan bahwa potensi perikanan di wilayah Bali tidak kalah dengan potensi wisatanya. Namun, pada saat yang bersamaan, menurut data tahun 2022 yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bali, I Putu Sumerdiana, konsumsi ikan di Provinsi Bali berada pada angka 45,87 kg per kapita per tahun, masih jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 59 kg per kapita per tahun.
eFishery menilai perlunya kolaborasi berbagai pihak dalam meningkatkan konsumsi ikan di Bali, yang akan berdampak pada dorongan hilirisasi perikanan air tawar agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali.
Dessi Hertawati, Government Relation Manager – East eFishery mengatakan, sektor akuakultur di Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi untuk berkembang, khususnya di Provinsi Bali.
Berdasarkan data yang dimiliki eFishery, sambung Dessi, salah satu komoditas ikan yang digemari di Bali adalah ikan lele. Data menunjukkan bahwa per harinya kebutuhan ikan lele di Bali mencapai 12.000 kg per hari, sementara hasil produksi harian dari pembudidaya di Bali hanya mencapai 5.000 kg dan sisanya sebesar 7.000 kg per hari didatangkan dari luar pulau.
“Hal ini juga mengindikasikan bahwa peningkatan produksi di Bali masih perlu terus digalakkan. Untuk itu, eFishery hadir dan membuka peluang kolaborasi lintas sektor agar mampu memberikan dampak yang lebih luas lagi dalam meningkatkan produktivitas pembudidaya, baik di Bali maupun seluruh Indonesia,” ujar Dessi.
I Putu Sumardiana, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bali mengatakan sangat senang dan mengapresiasi inisiatif eFishery dalam membuka peluang kerja sama lintas sektor. Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi yang memegang peranan penting bagi keberlangsungan pariwisata di Indonesia. Selain pariwisata Provinsi Bali memiliki potensi yang sangat kaya pada bidang perikanan.
“Oleh karena itu, kehadiran eFishery di Bali memberikan semangat baru untuk para pembudidaya dan petambak. Melalui forum diskusi ini, harapannya dapat memperkuat upaya meningkatkan praktik baik untuk mendorong pengembangan dan produktivitas sektor perikanan budidaya di daerah. Sinergitas menjadi kunci untuk memberikan dampak yang lebih luas lagi untuk sektor perikanan budidaya khususnya di Bali,” ujar I Putu Sumardiana.
Selain pariwisata, Bali memiliki potensi yang sangat kaya pada bidang perikanan. Posisi Bali sangat strategis dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan, baik di darat maupun di laut. Forum diskusi ini akan dilanjutkan dengan program rencana aksi bertemakan “Menggalakan GEMARIKAN, Mengendalikan Inflasi”. Kegiatan ini menjadi bukti sinergi dari berbagai pihak untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan konsumsi ikan dan mengurangi angka inflasi. (*)
Hey people!!!!!
Good mood and good luck to everyone!!!!!