Mamuju, benang.id – eFishery, perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia, berkolaborasi dengan Pemerintah Desa Bonda, Sulawesi Barat, untuk memberikan akses pendanaan selama satu siklus (tiga bulan) kepada kelompok petambak udang melalui pertanian kontrak Program Budidaya Intensif Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI). Program kolaborasi ini menyasar kawasan tambak yang sebelumnya berjalan secara tradisional dengan enam kolam intensif milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bonda yang dikelola oleh kelompok petambak Desa Bonda.
Program Budidaya Intensif telah berjalan sejak Juni 2024 dengan memanfaatkan pola budidaya bioflok. Hasilnya, kolaborasi ini berhasil membukukan 30 ton udang vaname yang telah dipanen secara bertahap.
Desa Bonda yang terletak di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, memiliki potensi tambak produktif seluas 1.887 ha, yang dikelola secara tradisional. Untuk meningkatkan angka produksi dan pembaharuan pengelolaan tambak menjadi tambak tradisional plus, KKP melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Barat menggandeng eFishery dan BUMDes Bonda untuk memfasilitasi petambak dalam hal penyediaan modal, bibit, pupuk, pakan, dan pendampingan teknologi.
Pencapaian ini dirayakan langsung dalam kegiatan panen raya udang vaname, bersama dengan Irjen Pol Drs R Adang Ginanjar—Kapolda Sulawesi Barat, Syamsul Ma’rif– Kepala DKP Sulawesi Barat, Abdul Wahab Hasan Sulur– Pj Bupati
Mamuju, Abdul Wahab– Kepala Desa Bonda dan perwakilan eFishery, serta beberapa pemangku kepentingan terkait. Kegiatan panen raya juga dilaksanakan bersamaan dengan peluncuran Program Ekosistem Perikanan Budidaya Bersama eFishery dengan target satu keluarga satu kolam di Desa Bonda.
Muhammad Chairil, VP of Public Affairs eFishery, menyatakan sangat bangga dapat berpartisipasi dalam Program Budidaya Intensif binaan KKP RI. Akses terhadap pendanaan kerap kali menjadi masalah yang mengganggu produktivitas pembudidaya dan eFishery berhasil mengatasi hal tersebut.
Imbasnya, lanjut dia, para pembudidaya mampu meningkatkan produktivitas, yang tentunya akan memberikan dampak positif juga bagi mereka, khususnya dari segi ekonomi dan kesejahteraan.
“Sektor akuakultur di Indonesia masih memiliki potensi yang sangat tinggi untuk berkembang dan dapat mendukung ketersediaan protein ke depan untuk mendorong Program Indonesia Emas, untuk itu kami juga terus berusaha secara menyeluruh merevolusi industri perikanan melalui adopsi teknologi untuk mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini,” katanya.
Ke depannya, lanutd dia, eFishery berharap dapat terus menjalin kerja sama dengan KKP dalam mendukung program-program di BUMDes dan pemangku kepentingan terkait, serta memberikan manfaat bagi lebih banyak pembudidaya melalui program ini.
Berdasarkan laporan keberlanjutan yang baru saja diluncurkan eFishery, selama tahun 2023, eFishery melalui program Kabayan (Kasih, bayar nanti) telah berhasil menaikan 60% pendapatan pembudidaya dengan menyalurkan lebih dari Rp653 miliar kredit pembiayaan kepada 15.191 pembudidaya dan petambak mitra eFishery di seluruh Indonesia. Pada pertanian kontrak Program Budidaya Intensif ini, eFishery telah membiayai seluruh kegiatan sarana produksi budidaya, yang dibayarkan kembali setelah panen.
“Kemitraan strategis antara KKP RI, BUMDes Bonda, dan eFishery adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara pemerintah dan swasta dapat menghasilkan inovasi yang berdampak besar. Kami mengapresiasi inisiatif eFishery dalam mengatasi permasalahan di sektor akuakultur secara menyeluruh. Mulai dari kesenjangan digital di sektor perikanan sampai permodalan. Hal ini pun turut membuktikan bahwa dengan kolaborasi bersama eFishery, sektor akuakultur dengan potensinya yang besar dapat menjadi jembatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Irjen Pol Adang Ginanjar.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Desa Bonda Abdul Wahab menyampaikan apresiasinya atas kehadiran eFishery di Desa Bonda. Ia mengakui kehadiran eFishery di Desa Bonda, memberikan harapan untuk kemajuan sektor akuakultur desa dan peningkatan produksi pembudidaya.
“Sebelumnya pembudidaya kami, menjalankan budidayanya secara tradisional, dengan solusi teknologi dan keuangan yang dibawa oleh eFishery mempermudah proses berbudidaya. Kehadiran eFishery juga memacu semangat kami selaku pemerintah desa untuk terus berkolaborasi dalam menyejahterakan masyarakat, dalam hal ini melalui sektor akuakultur. Semoga kerjasama ini dapat menggerakkan ekonomi Desa Bonda,” ujar Abdul Wahab.
Program Budidaya Intensif ini diharapkan akan terus berlanjut dengan menyasar beberapa wilayah di Sulawesi Selatan. Keberhasilan di Desa Bonda akan menjadi tolak ukur keberhasilan program dari seluruh penerima manfaat, agar dampak yang dihasilkan bisa dijadikan acuan rekomendasi pengembangan perikanan budidaya di tingkat pusat maupun daerah. (*)