Friday, November 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeInternasional"Foto Langka" Warnai Pemakaman Paus (Emiritus) Benediktus XVI

“Foto Langka” Warnai Pemakaman Paus (Emiritus) Benediktus XVI

Roma, benang.id – “Foto langka” tiga orang pilihan dalam Gereja Katolik Dunia mewarnai pemakaman Paus (Emiritus) Benediktus XVI. Foto yang memuat tiga tokoh utama Gereja Katolik Dunia yang masing-masing saling menggantikan kepemimpinan pada jamannya itu beredar lewat grup WhatsApp.

Paus (Emiritus) Benediktus XVI yang meninggal pada penghujung tahun lalu yakni 31 Desember 2022 akan dimakamkan pada Kamis (5/1/2023) di Katakombe Basilica St Petrus yang diawali dengan misa requiem (duka cita).

Misa Requiem untuk Paus Emiritus Benediktus XVI (95)  akan dipimpin oleh Paus Fransiskus pukul 09.30 waktu setempat atau pukul 15.30 WIB.  Siaran langsung dalam bahasa Inggris dapat diikuti pada link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=nskOW6C28XA&ab_channel=VaticanNews-English

Foto yang beredar tersebut terdiri dari Paus Yohanes Paulus II dari Polandia (1978-2005) yang nama aslinya Karol Wojtyla, Kardinal Joseph A Ratzinger dari Jerman yang kelak terpilih menjadi Paus Benedictus XVI dan menggantikan Paus Yohanes Paulus II (2005-2013), serta yang terakhir adalah foto Kardinal Jorge Mario Bergoglio dari Argentina yang kelak menjadi Paus Fransiskus dan menggantikan Paus Benedictus XVI (2013 – sekarang).

Romo Markus Solo Kewuta SVD, pejabat Vatikan satu-satunya berasal dari Indonesia. menilai tiga Paus terakhir adalah orang pilihan yang sesuai dengan kutipan ayat kitab suci yakni: “….rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku… Seperti tingginya langit dan bumi, demikian tingginya jalan-Ku dari jalanmu,  dan rancangan-Ku dari rancanganmu”. (Yesaya 55: 8-9)

Terkait “foto langka” tersebut, Padre Marco menilai jika benar ketiganya bertemu maka Roh Kudus-lah yang merancang pertemuan langka dan sensasional itu! Pasalnya, ketiga tokoh tersebut menjadi orang-orang pilihan, pemimpin tertinggi sebuah agama besar di dunia, satu setelah yang lain.

Foto: Istimewa

Paus Yohanes Paulus II (1978-2005)

Paus Yohanes Paulus II
Paus Yohanes Paulus II. Foto: katakombe.org

Bernama asli Karol Józef Wojtyła, Paus Yohanes Paulus II terpilih menjadi Paus pada Oktober 1978. Lahir di Wadowice, Polandia, suatu kota kecil berjarak 50 km dari Krakow, pada 18 Mei 1920. Ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara keluarga Karol Wojtyla dan Emilia Kaczorowska. 

Karol dibaptis pada 20 Juni, 1920, di gereja paroki Wadowice, dan menerima komuni suci pertama pada usia 9 tahun dan sakramen penguatan pada usia 18 tahun. Setelah tamat dari sekolah menengah atas Marcin Wadowita di Wadowice ia mendaftar di Universitas Jaggiellonian di Krakow pada 1938 dan di suatu sekolah drama.

Pendudukan Nazi menutup universitas tersebut pada 1939 dan Karol muda harus bekerja di suatu pertambangan (1940-1944) dan kemudian di pabrik kimia Solvay untuk mendapatkan nafkah hidup dan untuk menghindari deportasi ke Jerman.

Pada 1942, sadar akan panggilannya untuk menjadi imam, ia memulai kursus-kursus di seminari bawah tanah Krakow, yang diselenggarakan Kardinal Adam Stefan Sapieha, uskup agung Krakow. Pada waktu yang sama, Karol Wojtyla menjadi salah satu perintis “Rhapsodic Theatre” yang juga bergerak di bawah tanah.

Setelah Perang Dunia II, dan seminari tinggi Krakow dibuka kembali, Karol melanjutkan studinya di situ di fakultas teologi Universitas Jagiellonian. Ia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Agung Sapieha di Krakow pada 1 November 1946.

Tidak lama setelah itu, Kardinal Sapieha mengirim dia ke Roma untuk belajar di bawah bimbingan Garrigou-Lagrange, seorang Dominikan Perancis.

Ia menyelesaikan doktoralnya di bidang teologi pada 1948 dengan tesis tentang iman dalam karya-karya St Yohanes dari Salib (Doctrina de fide apud Sanctum Ioannem a Cruce). Pada waktu itu, dalam masa liburan, ia menjalankan pelayanan pastoral di antara para imigran Polandia di Perancis, Belgia dan Belanda.

Pada 1948, Karol kembali ke Polandia dan menjadi pastor rekan beberapa paroki di Krakow dan juga kapelan bagi para mahasiswa universitas. Masa ini berlangsung sampai 1951 ketika ia menempuh lagi studinya di bidang filsafat dan teologi. Pada 1953 ia mempertahankan tesis tentang “evaluasi kemungkinan mendasarkan etika Katolik pada sistem etika Max Scheler” di Universitas Katolik Lublin. Di kemudian hari, ia menjadi profesor teologi moral dan etika sosial di seminari tinggi Krakow dan di fakultas teologi Lublin.

Pada 4 Juli 1958 ia diangkat menjadi Uskup tituler Ombi dan Uskup Bantu Krakow oleh Paus Pius XII, dan ditahbiskan pada 28 September 1958, di Katedral Wawel, Krakow, oleh Uskup Agung Eugeniusz Baziak.

Pada 3 Januari 1964 ia diangkat menjadi Uskup Agung Krakow oleh Paus Paulus VI, yang menjadikannya Kardinal pada 26 Juni 1967, dengan gereja tituler S. Cesareo in Palatio dalam tingkatan para diakon, dan kemudian diangkat pro illa vice dalam tingkatan para imam.

Selain mengambil bagian dalam Konsili Vatikan II (1962-1965), di mana memberikan kontribusi penting pada rancangan Konstitusi Gaudium et Spes, Kardinal Wojtyla berpartisipasi dalam semua pertemuan Sinode para Uskup.

Para Kardinal memilihnya menjadi Paus dalam konklaf 16 Oktober 1978 dan mengambil nama Yohanes Paulus II. Pada 22 Oktober, Hari Tuhan, dengan mulia beliau mengawali pelayanannya sebagai pengganti Petrus ke 263. Masa kepausannya, salah satu yang terpanjang dalam sejarah Gereja, berlangsung hampir 27 tahun.

Paus Benediktus XVI (2005-2013)

Paus Emiritus Benediktus XVI
Paus Emiritus Benediktus XVI. Foto: tangkapan layar youtube Padre Marco

Joseph A Ratzinger lahir di lingkungan keluarga petani di kawasan Bavaria, Jerman, pada tahun 1927, namun ayahnya adalah seorang polisi.

Dia merupakan warga Jerman kedelapan yang menjadi Paus. Dia menguasai banyak bahasa dunia dan sangat menyukai musik gubahan Mozart dan Beethoven.

Ketika berumur 14 tahun, dia bergabung dengan pasukan remaja Hitler, sebagaimana kewajiban bagi semua anak muda Jerman pada waktu itu.

Dia pernah menuturkan bahwa kebrutalan dan kekejaman Nazi telah membantu mendorong perjalanannya ke dunia kependetaan.

Ketika Perang Dunia Kedua meletus, masa belajarnya di seminari Traunstein terganggu karena dia harus mengikuti wajib militer.

Dia melakukan desersi dari ketentaraan Jerman menjelang berakhirnya PD II dan sempat ditahan sebagai tawanan perang oleh pasukan sekutu pada tahun 1945.

Ratzinger mengajar di Universitas Bonn sejak tahun 1959 dan pada tahun 1966 mulai mengajar teologi dogmatik di Universitas Tuebingen.

Dia merasa tak senang dengan maraknya Marxisme di kalangan para mahasiswanya. Dalam pandangannya, agama telah direndahkan di bawah ideologi politik yang dianggapnya bersifat ‘tirani, brutal dan jahat.’

Di kemudian hari dia menjadi pendukung penting dalam melawan teologi kebebasan, gerakan yang melibatkan Gereja dalam aktivisme sosial, yang menurut dia tak banyak beda dengan Marxisme.

Pada tahun 1977 dia diangkat menjadi Kardinal dan Uskup Agung Muenchen oleh Paus Paulus VI.

Dia memiliki reputasi sebagai penganut teologi konservatif, yang berpendirian keras terhadap homoseksualitas, pengangkatan pendeta wanita dan kontrasepsi.

Dia mendukung penegakan hak asasi manusia, perlindungan lingkungan alam dan perlawanan terhadap kemiskinan dan ketidakadilan.

Tema utama kepausannya adalah pembelaan terhadap nilai-nilai dasar Kristiani dalam menghadapi apa yang dipandangnya sebagai kemerosotan moral di sebagian besar kawasan Eropa.

Paus Benediktus XVI terpilih sebagai pemimpin umat Katolik sedunia pada bulan April 2005, setelah meninggalnya Paus Yohanes Paulus II.

Saat itu usianya 78 tahun dan menjadikannya sebagai salah satu Paus tertua dalam sejarah ketika dipilih.

Seorang profesor yang mahir bermain piano, Kardinal Joseph Ratzinger sudah ingin pensiun ketika Paus Yohanes Paulus II meninggal pada tahun 2005. Dia mengatakan tak pernah ingin menjadi Paus.

Sebelum naik ke tahta kepausan, dia telah menjadi tokoh penting di Vatikan selama 24 tahun, memimpin apa yang disebut the Congregation for the Doctrine of the Faith.

Paus Fransiskus (2013 hingga sekarang)

Padre Marco
Anggota Dewan Kepausan untuk Dialog antar Umat Beragama Romo Markus Solo Kewuta SVD (kiri) dan Paus Fransiskus. Foto: IST

Jorge Mario Bergoglio lahir pada tanggal 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Lahir dari sebuah keluarga yang berasal dari Piemonte, sebuah wilayah di utara Italia, tepatnya di Bricco Marmorito, bagian dari kota Asti. Ayahnya bernama Mario Jose Bergoglio, seorang pegawai kereta api dan ibunya Regina Sivori, seorang ibu rumah tangga berdarah Piemonte dan Genoa.

Ia belajar teknik kimia dan berhasil menjadi sarjana pada jurusan tersebut. Tetapi kemudian Ia memilih ingin menjadi imam dan masuk Seminari Villa Devoto. Pada 11 Maret 1958, Ia pindah ke Novisiat Company of Jesus setelah menyelesaikan studi humanitas di Chile. Pada 1963, ia meraih gelar sarjana filosofi di Seminari Tinggi Santo Yosef San Miguel. Pada tahun 1964-1965, Ia mengajar literatur dan psikologi di Kolese Immaculata di Santa Fe dan pada tahun 1966 mengajar mata kuliah yang sama di Universitas El Salvador di Buenos Aires.

Pada tahun 1967 hingga 1970,  Jorge juga belajar teologi di Seminari Tinggi St. Yosef San Miguel dan meraih gelar sarjana teologi. Ia ditahbiskan sebagai imam jesuit (SJ) pada tanggal 13 Desember 1969 selama studinya di Fakultas Teologi San Miguel Argentina. Pada tanggal 22 April 1973, Ia mengucapkan kaul kekalnya.

Jorge Mario Bergoglio adalah Master Novis di Villa Valirali San Miguel di mana ia juga mengajar teologi. Ia pernah menjadi provinsial Jesuit Argentina (1973-1979) setelah ditunjuk pada tanggal 31 Juli 1973. Pada tahun 1980 hingga 1986, ia menjadi rektor Fakultas Filosofi dan Teologi San Miguel sekaligus Pastor Paroki St. Yosef di Keuskupan San Miguel. Tahun 1986, ia dikirim ke Jerman untuk menyelesaikan studi doktoralnya dan kemudian melayani sebagai pembimbing rohani di Cordoba.

Pada tanggal 20 Mei 1992, ia ditunjuk sebagai Uskup Tituler Auca dan Uskup Auksilier Buenos Aires, menerima tahbisan uskup pada tanggal 27 Juni 1992. Ia lalu ditahbiskan uskup di Katedral Buenos Aires oleh Kardinal Antonio Quarracino, Uskup Ubaldo Calabres (Duta Besar Vatikan untuk Argentina) dan Uskup Emilio Ognenovich.

Pada tanggal 3 Juni 1997, Jorge Mario Bergoglio ditunjuk sebagai Uskup Agung Koadjutor Buenos Aires dan menggantikan Kardinal Antonio Quarracino di Buenos Aires pada tanggal 28 Februari 1998. 

Ia melayani sebagai Presiden Konferensi Para Uskup Argentina pada tanggal 8 November 2005 sampai 8 November 2011. Diangkat sebagai kardinal oleh Beato Yohanes Paulus II pada Konsistori 21 Februari 2001 dengan Titel Kardinal dari St. Robertus Bellarminus. Ia pernah menjadi anggota Kongregasi Penyembahan Ilahi dan Disiplin Sakramen, Kongregasi Para Imam, Institut Hidup Bakti dan Serikat Hidup Apostolik, Dewan Kepausan untuk Keluarga dan Komisi Pontifikal untuk Amerika Latin.

Pada tanggal 13 Maret 2013 di Roma, pada konklaf 2013, Jorge Mario Bergoglio dipilih oleh para kardinal sebagai Paus Gereja Katolik dan mengambil nama Fransiskus sebagai nama regnal.  (Sumber: fjp2.com, bbc.com, indonesianpapist.com)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments