Yogyakarta, benang.id – Dalam rangka memaksimalkan pengelolaan museum, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggandeng Travelxism melakukan riset pengembangan museum di Yogyakarta.
Sebagai salah satu tahapan riset, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat bersama dengan Travelxism mengadakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendiskusikan beberapa hal terkait inovasi-inovasi pada destinasi museum.
FGD yang dilaksanakan pada Selasa (4/10/2022) ini terbagi menjadi dua sesi utama, yaitu sesi pemaparan materi dan sesi diskusi.
Dengan mengangkat tema “Kajian Strategis Pengembangan Pariwisata Museum dan Lanskap”, Travelxism dalam keterangannya Rabu (5/10/2022) mengatakan, pihaknya mengundang 30 orang yang berasal dari berbagai elemen dalam industri pariwisata di Yogyakarta, di antaranya adalah Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Yogyakarta, Association Of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Yogyakarta, hingga akademisi dari beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta.
Rangkaian acara diawali dengan pembukaan oleh GKR Bendara. Kepada para undangan yang hadir, GKR Bendara berharap riset ini dapat membantu memaksimalkan pengelolaan empat museum yang berada di bawah kepengurusan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yakni Museum Kedhaton, Museum Kereta, Museum Pagelaran, dan Taman Sari.
Pemaparan materi yang pertama disampaikan oleh Dr Harry Trisatya Wahyu MA, selaku kepala Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Harry menyampaikan materi tentang inovasi dan pengembangan untuk Museum Nasional.
Menurut Harry, menjadikan museum sebagai Badan Layanan Umum (BLU) merupakan sebuah hal yang penting dan dapat memudahkan pengelola museum dalam melakukan inovasi.
Materi kedua disampaikan oleh Brahmantara ST MA dari Balai Konservasi Borobudur. Bram memaparkan beberapa implementasi teknologi digital dalam konservasi kebudayaan yang juga diterapkan oleh Balai Konservasi Borobudur.
Sesi materi ditutup dengan penyampaian hasil Kajian Museum oleh Desideria CW Murti PhD, selaku perwakilan Tim Kajian Museum, Travelxism. Desi memaparkan beberapa temuan dan ide-ide pengembangan yang perlu dilakukan empat museum di bawah kepengurusan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdasarkan riset yang sudah dilakukan selama bulan Juli hingga September 2022.
Pada sesi kedua yang merupakan sesi diskusi, seluruh undangan diajak untuk berdiskusi terkait hal-hal yang dapat dikembangkan dari museum-museum di Yogyakarta. Berbagai ide dan inovasi pengembangan museum pun disampaikan oleh peserta, salah satunya terkait penggunaan platform terintegrasi untuk reservasi dan pembayaran.
FGD ini merupakan sebuah upaya menghimpun ide dan inovasi pengembangan museum dari para ahli. Harapannya, ide-ide yang sesuai dapat diterapkan, khusunya pada empat museum di bawah pengelolaan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, sehingga menjadi semakin berkembang. (*)