Jakarta, benang.id – Ekspor produk minyak sawit (crude palm oil/CPO) pada bulan Oktober naik menjadi 3.654 ribu ton dibandingkan dengan ekspor bulan September sebesar 3.183 ribu ton dan kenaikan terbesar pada olahan CPO sebesar 303 ribu ton.
Demikian dikemukakan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono dalam keterangan tulisnya di Jakarta, Kamis (15/12/2022).
“Berdasarkan tujuannya, kenaikan terbesar terjadi untuk tujuan China dengan 253,8 ribu ton menjadi 1.105,4 ribu ton dan Pakistan naik 249,6 ribu ton menjadi 376,8 ribu ton sedangkan ekspor untuk tujuan Bangladesh, Italia dan Spanyol serta beberapa negara lain turun,” tutur Mukti Sardjono.
Ia menambahkan bahwa nilai ekspor produk minyak sawit di bulan Oktober adalah US$ 3.734,0 juta, naik dari US$ 3.269,6 juta pada bulan September. Harga CPO pada bulan Oktober adalah sebesar US$ 1.099/ton CIF Rotterdam yang lebih tinggi dari harga bulan September sebesar US$ 1.043.
Adapun konsumsi dalam negeri bulan Oktober adalah 2.000 ribu ton yang lebih tinggi dibandingkan konsumsi bulan lalu sebesar 1.821 ribu ton. Konsumsi untuk pangan naik menjadi 983 ribu ton dari 918 ribu ton pada bulan September.
“Konsumsi biodiesel naik menjadi 821 ribu ton dari 712 ribu ton pada bulan September sedangkan konsumsi untuk industri oleokimia sedikit mengalami kenaikan,” imbuh Mukti Sardjono.
Lebih lanjut dikemukakannya, produksi CPO bulan Oktober mencapai 4.554 ribu ton dan PKO 446 ribu ton yang relatif sama dengan produksi CPO bulan September sebesar 4.545 ribu ton dan PKO sebesar 442 di bulan September.
Secara total sampai dengan Oktober, produksi CPO dan PKO tahun 2022 mencapai 41.596 ribu ton yang lebih rendah 2% dibandingkan dengan produksi periode yang sama tahun 2021 sebesar 42.559 ribu ton.
“Dengan komposisi produksi, konsumsi dan ekspor demikian, maka stok akhir Oktober 2022 diperkirakan sekitar 3.376 ribu ton,” pungkasnya. (*)