Jakarta, benang.id – Wakil Sekretaris Jendral Himpunan Pengusaha Indonesia (Hipmi), Anthony Leong menekankan pentingnya kolaborasi antara negara-negara ASEAN untuk memperkuat iklim investasi di kawasan, terutama di Indonesia.
Anthony Leong mengatakan hal tersebut saat memberikan paparan mengenai peluang investasi di Indonesia pada perhelatan China-ASEAN Business Investor Summit ke-21 (CABIS) di Grand Metropark, Nanning, Guangxi, China, Rabu (25/9/2024).
“Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, bonus demografi yang signifikan, pasar konsumen yang besar, serta lingkungan ekonomi dan politik yang stabil. Ini semua menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang kompetitif,” ujar Anthony pada keterangannya, Jumat (27/9/2024).
Dalam presentasinya di hadapan para pemimpin bisnis dan perwakilan pemerintah dari negara-negara ASEAN serta China, Anthony memaparkan data terbaru yang menunjukkan bahwa realisasi investasi di Indonesia pada semester pertama tahun 2024 mencapai Rp829,9 triliun (sekitar US$54 miliar). Angka ini mencerminkan kepercayaan global terhadap potensi ekonomi Indonesia dan memberikan gambaran positif mengenai stabilitas dan daya tarik investasi di negara ini.
Anthony juga menekankan perihal pentingnya pengusaha muda antar negara berkolaborasi, karena dilihat tren yang menjadi konglomerat saat ini relatif banyak di usia muda, di bawah 50 tahun.
“Indonesia adalah salah satu pengeskpor batubara terbesar di dunia dan memiliki cadangan mineral penting seperti nikel, tembaga, dan bauksit. Dengan fokus global yang semakin meningkat pada energi terbarukan, Indonesia berusaha menarik lebih banyak investasi di sektor ini,” jelasnya.
Anthony juga menggarisbawahi peran transformasi digital dalam menyederhanakan proses investasi. “Melalui layanan investasi satu atap, prosedur untuk investasi asing kini jauh lebih mudah dan efisien. Kita siap menjadi mitra strategis bagi investor internasional, khususnya dari Tiongkok, untuk menjalin kemitraan bisnis di Indonesia,” tambahnya.
Dengan berbagai insentif yang ditawarkan, seperti pembebasan pajak penghasilan hingga 20 tahun dan penghapusan bea impor untuk sektor-sektor tertentu, Anthony percaya bahwa Indonesia semakin menarik bagi investor asing. Ia mencontohkan sejumlah investasi sukses yang telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, termasuk Toyota, Mitsubishi, dan ExxonMobil, yang telah memberikan dampak positif pada ekonomi lokal.
Wakil Sekretaris Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) itu juga mengajak komunitas bisnis Tiongkok untuk lebih aktif mengeksplorasi peluang investasi di Indonesia.
“Bersama-sama, kita bisa menciptakan masa depan yang sejahtera dan memperkuat hubungan bilateral kita. Saya optimis bahwa melalui kolaborasi dan kemitraan, baik Indonesia maupun China dapat saling memperoleh manfaat ekonomi yang signifikan,” katanya.
Selain itu dalam upaya memperkuat kerja sama ekonomi dan investasi antara Indonesia dan Tiongkok, juga dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara beberapa organisasi penting dari kedua negara. MoU ini diselenggarakan di sela-sela CABIS.
Penandatanganan MoU pertama dilakukan antara CABIS dengan Hipmi. Hal ini bertujuan untuk membuka peluang kolaborasi bisnis antara pengusaha muda Indonesia dan kawasan ASEAN, khususnya dalam memfasilitasi investasi dan perdagangan lintas negara.
Selain itu, CCPIT Guizhou Sub-council juga menjalin kemitraan dengan dua asosiasi bisnis terkemuka dari Indonesia, yakni Hipmi dan Perkumpulan Pengusaha Indonesia Tionghoa (ICEA). Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bisnis yang semakin komprehensif.
Menurut Anthony, kerja sama ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara tetapi juga membuka peluang besar bagi para pengusaha muda dan komunitas Tionghoa di Indonesia untuk terlibat aktif dalam pasar global.
“Penandatanganan MoU ini adalah tonggak penting dalam meningkatkan hubungan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Tiongkok. Kami berharap kolaborasi ini dapat memperkuat investasi, memperluas jaringan bisnis, dan menciptakan lebih banyak peluang usaha,” ujar Anthony.
Melalui kerja sama ini, diharapkan hubungan ekonomi Indonesia dan Tiongkok akan semakin erat, dengan keterlibatan sektor-sektor bisnis strategis dari kedua belah pihak. (*)