Harvard Business School lembaga pendidikan terbaru yang mendokumentasikan perjalanan transformasi DBS dalam studi kasus untuk mahasiswa MBA-nya
Singapura, benang.id – DBS Bank Ltd (DBS) terus dipandang dan menjadi teladan transformasi. Harvard Business School (HBS) menjadi lembaga pendidikan terbaru yang mencatatkan keberhasilan perjalanan transformasi digital DBS dalam sebuah studi kasus.
Kisah DBS saat ini menjadi salah satu materi yang diajarkan dalam program Master of Business Administration (MBA) HBS dan kelas pendidikan eksekutifnya oleh Prof. Ranjay Gulati, guru besar administrasi bisnis lulusan Paul R Lawrence Angkatan 1942. Prof Ranjay Gulati adalah salah satu dari sepuluh ilmuwan ekonomi dan bisnis yang paling banyak dikutip oleh ISI-Incite dalam satu dasawarsa. Ia juga penulis enam buku terlaris tentang strategi, efektivitas organisasi, dan kepemimpinan dalam organisasi.
Prof Ranjay Gulatimengatakan bahwa bisnis perlu melakukan transformasi diri untuk dapat bersaing di pasar yang berubah cepat.
“Saya tertarik mempelajari bagaimana DBS dapat melakukan transformasi diri secara sukses, dan mengetahui apa yang mereka lakukan, dan bagaimana mereka menerapkannya. Melalui banyak percakapan dengan eksekutif bank, yang tampak dengan sangat jelas adalah elemen transformasi digital dan fokus pada tujuan dan bagaimana hal itu meresap ke setiap tataran organisasi. Kesediaan pemimpin untuk menyediakan dana dan sarana yang dibutuhkan untuk perubahan memungkinkan pembangunan ‘daya’ inovasi tenaga kerja untuk menciptakan budaya startup – prestasi luar biasa bagi organisasi yang terdiri atas 33.000 tenaga kerja,” tuturnya.
CEO DBS Piyush Gupta mengatakan, berperilaku seperti startup berarti mengubah pola pikir bank dari perusahaan multinasional yang matang menjadi perusahaan lebih gesit, lincah; menjadi perusahaan yang terus belajar, bereksperimen dan berinovasi dengan cepat.
“Untuk membuat perubahan itu terjadi dalam skala besar, kami harus mendidik karyawan kami tentang cara menggunakan perangkat inovasi dan memberi mereka kesempatan menggunakan perangkat itu di lingkungan aman untuk mengambil risiko. Pergeseran budaya secara efektif itu diciptakan melalui program ‘budaya yang dirancang’, yang berperan penting dalam keberhasilan kami sejauh ini, dan akan menjadi kunci saat kami mengarungi berbagai gangguan di industri kami ke depan,” katanya.
Studi kasus HBS disusun dalam rentang waktu 15 bulan melalui serangkaian wawancara antara Prof. Ranjay Gulati dan tim kepemimpinan DBS. Pelajari lebih lanjut tentang studi kasus DBS di Harvard Business Publishing di sini.
Piyush Gupta juga diwawancarai dalam episode podcast serial terbaru Prof. Ranjay Gulati bertajuk “Deep Purpose” pada Desember 2022. Percakapan tersebut melengkapi studi kasus dan merangkum dengan baik tahap perkembangan DBS, transformasi digital, membangun perusahaan teknologi, menjadi perusahaan yang berpusat pada pelanggan, serta gaya kepemimpinan Piyush Gupta. Rekaman dan transkrip episode tersebut dapat diakses di sini.
Pada 2022, DBS dinobatkan sebagai “World’s Best Bank” oleh Global Finance, terbitan finansial berpusat di Amerika Serikat. Penghargaan itu menjadi penghargaan ketujuh sebagai bank terbaik di dunia dalam lima tahun terakhir. DBS juga menjadi satu-satunya perusahaan yang berkantor pusat di Singapura, yang diakui sebagai salah satu dari Top 100 Best Workplaces for Innovators oleh Fast Company di AS.
Beberapa lembaga lain yang menuliskan studi kasus tentang DBS termasuk INSEAD, International Institute for Management Development (IMD), IESE, Singapore Management University, dan Nanyang Technological University. (*)