Jakarta, benang.id – Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) mengapresiasi langkah strategis Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam menyelesaikan persoalan tunggakan utang yang selama ini membelit hubungan antara BUMN dan para vendor maupun subkontraktor.
Ketua Bidang Sinergitas BUMN, Danantara, dan BUMD BPP Hipmi, Anthony Leong, menyebut komitmen Danantara merupakan kabar baik bagi pelaku usaha, khususnya pengusaha muda dan UMKM yang selama ini terdampak langsung oleh keterlambatan pembayaran dari proyek-proyek BUMN.
“Banyak vendor, bahkan UMKM yang ikut mengerjakan proyek BUMN, akhirnya terlilit utang hingga mati suri bisnisnya karena tidak kunjung dibayar. Langkah Danantara ini memberi harapan dan kepastian baru,” ujar Anthony kepada wartawan, Rabu (14/5/2025).
Anthony menjelaskan, selama bertahun-tahun ekosistem BUMN menghadapi tantangan serius dalam pencatatan dan pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga. HIPMI, kata dia, mendorong tiga opsi perbaikan: transparansi data tagihan, percepatan proses verifikasi proyek, dan sistem pembayaran terpusat yang menjamin vendor dibayar tepat waktu.
“Jangan sampai BUMN besar untung, tapi vendor kecil bangkrut. Perubahan ini adalah momen penting membangun ekosistem bisnis yang sehat dan berkeadilan,” tambahnya.

Anthony juga menjelaskan saat ini Hipmi sedang menjaring perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh kader Hipmi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, agar mampu berkolaborasi dengan BUMN, Danantara secara sehat dan memberikan nilai tambah dan nilai ekonomi bagi para pengusaha muda tentunya, yang pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Hipmi pastinya selalu siap untuk berkolaborasi dengan BUMN, Danantara, dan BUMD, dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi 8% sesuai dengan visi dari Presiden Prabowo Subianto. Hal itu tentunya membutuhkan keterlibatan dunia swasta, dan disitulah Hipmi akan berperan secara aktif dan all out,” jelas Anthony.
Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara, Dony Oskaria, berjanji era BUMN menunggak utang dan tak membayar vendor akan berakhir setelah pengelolaan keuangan berada di bawah Danantara. Pihaknya hadir sebagai solusi konkret untuk menghentikan praktik tunggakan utang yang selama ini terjadi di banyak BUMN.
“Setelah pengelolaan utang berada di bawah naungan Danantara, saya pastikan tidak akan ada lagi vendor atau mitra proyek yang tidak dibayar,” ujar Dony, Jumat (9/5/2025).
Dony menjelaskan bahwa selama ini banyak persoalan muncul karena tidak sinkronnya data antar BUMN dan tidak tertibnya proses pencatatan utang. Akibatnya, tagihan kepada vendor menumpuk dan menimbulkan efek domino pada keberlangsungan usaha mereka.
“Kami akan membuat sistem terintegrasi untuk memastikan semua utang yang sah dan valid dibayar tepat waktu. Ini bagian dari transformasi keuangan BUMN yang lebih modern dan bertanggung jawab,” ucapnya.
Dony juga menambahkan bahwa Danantara akan menjadi simpul pengelolaan keuangan antar BUMN serta dengan pihak eksternal, agar tidak lagi terjadi tumpang tindih pengakuan utang yang merugikan banyak pihak. (*/GK)