Friday, November 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiHipmi Dukung Investasi TikTok di Indonesia, Ini Syaratnya

Hipmi Dukung Investasi TikTok di Indonesia, Ini Syaratnya

Jakarta, benang.id – CEO TikTok Shou Zi Chew bertemu dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada Senin (19/6/2023) di kantor Kementerian Perdagangan. Dalam pertemuan tersebut, Shou menyampaikan rencana TikTok untuk melakukan investasi di Indonesia sebesar US$10 miliar atau Rp148 triliun (kurs Rp14.800).

Shou mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan investasi miliaran dolar selama tiga sampai lima tahun ke depan. Investasi tersebut akan difokuskan pada pengembangan infrastruktur data center, pelatihan sumber daya manusia, dan pemberdayaan konten kreator lokal.

“Kami melihat peluang pertumbuhan kami di sini. Dan kami akan untuk berinvestasi lebih banyak di negara ini dan tentu saja di kawasan ini,” katanya.

Shou menambahkan bahwa TikTok memiliki komitmen untuk mendukung perkembangan ekonomi digital di Indonesia, yang saat ini merupakan pasar terbesar TikTok di Asia Tenggara dengan jumlah pengguna aktif bulanan lebih dari 125 juta.

Hal ini mendapatkan apresiasi dari beberapa kalangan, tetapi juga memberikan catatan apabila TikTok melakukan investasi di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Perindustrian dan Perdagangan Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Anthony Leong, menyampaikan bahwa TikTok sebagai platform yang sedang nge-trend di kalangan anak muda. Selain itu, banyak juga kalangan lain yang mendapatkan keuntungan di TikTok baik secara halal maupun haram.

“Jumlah pengguna TikTok yang cukup besar di Indonesia sekitar 113 juta. TikTok wajib melakukan beberapa hal, yaitu: kontribusi berupa promosi secara gratis bagi konten lokal dan UMKM, sosialisasi berbagai kebijakan ekonomi, ya minimal keduanya agar ekosistem ekonomi digital di Indonesia semakin maju,” ujar Anthony.

Pakar digital ini menjelaskan jika TikTok investasi di Indonesia sangat bagus, tapi sekali lagi harus kolaborasi dengan perusahaan dalam negeri di bidang digital dan UMKM agar tercipta ekosistem ekonomi digital yang menguntungkan bagi semua lapisan masyarakat.

“Kami hanya ingin, setiap investasi yang masuk ke Indonesia di bidang ekonomi digital, harus mendukung dan menaikkan kelas para UMKM ataupun startup/perusahaan anak bangsa. Harus ada program konkret kolaborasinya dengan anak bangsa, influencer lokal, dan sustainable sinerginya,” ungkap Anthony.

Anthony juga menyoroti pertumbuhan UMKM digital di Indonesia yang masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Menurut data Bank Indonesia (BI), dari 64,2 juta UMKM di Indonesia, baru 13% di antaranya yang telah memasuki pasar digital. Sementara itu, data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan bahwa tren digitalisasi UMKM di Indonesia akan meningkat delapan kali lipat pada 2030.

“UMKM digital merupakan salah satu sektor yang tangguh di masa pandemi. UMKM digital dapat membantu dan memperkuat pertumbuhan UMKM dengan tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, kami berharap TikTok dapat memberikan dukungan dan fasilitas bagi UMKM digital agar dapat bersaing di pasar global,” tutur Anthony. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments